13 | Pengajian

19 2 0
                                    

"Mengagumi seseorang yang dikagumi banyak orang itu tidak mudah. Pilihannya ada dua, kamu dibersamakan dengan dia yang kamu cinta atau malah kamu yang akhirnya harus mengalah."

-Author-

***

Siang yang cukup terik hari ini menemani Jihan yang tengah berdiri di depan sebuah toko kue. Dengan menenteng beberapa kue kering di dalam paper bagnya, Jihan berulang kali merefresh aplikasi ojek online, berharap aplikasi tersebut normal kembali. Beberapa saat yang lalu, Jihan masih dapat menggunakan aplikasi tersebut, tapi entah mengapa mendadak aplikasi tersebut error.

Jihan melihat jam di pergelangan tangannya. Jam sudah menunjukkan pukul 12.00, adzan dhuhur pun sudah terdengar beberapa saat yang lalu. Mendadak semua kendaraan umum tidak ada satupun yang melintas di depan Jihan. Membuat Jihan kian gusar bagaimana jika dia terlambat datang di acara Zaydan.

"Ini kenapa sih, error mulu dari tadi! Ya Allah, please do your magic," ucap Jihan seraya memejamkan matanya berdoa semoga datang keajaiban.

"Yuk naik."

Jihan membuka matanya. Betapa terkejutnya dia melihat Saga yang tiba-tiba ada di hadapannya dengan vespa biru miliknya.

Masih dengan keterkejutannya, Jihan hanya melongo saja dengan mulut menganga. Hal ini membuat Saga terkekeh pelan melihat komuk Jihan.

"Ayok naik, diem-diem aja dari tadi. Emang mau kemana sih, rapih banget?" tanyanya.

Perlu diakui penampilan Jihan siang ini begitu cantik. Dengan gamis berwarna ungu yang dilengkapi beberapa garis-garis pada bagian tangan dan perutnya serta kerudung berwarna senada, membuat Jihan kian terlihat anggun. Ditambah dengan polesan make up tipis, menjadikan perpaduan yang sangat pas di wajah Jihan. Sangat berbeda jika dibandingkan dengan penampilan Jihan ketika di café.

 Sangat berbeda jika dibandingkan dengan penampilan Jihan ketika di café

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Enggak, Jihan lagi nunggu ojek," jawabnya ketus.

"Udah sih nggak usah gengsi, semalem aja ngingetin minum obat, sekarang judes lagi. Ayok mau naik nggak? Kalo nggak mau aku pergi nih," ucap Saga sembari menyodorkan helm kepada Jihan.

Dengan sedikit keterpaksaan akhirnya Jihan menerima tawaran Saga. Jihan mengambil helm tersebut dan memakainya. Nggak papa lah dari pada nanti aku telat, batinnya.

Jihan naik ke boncengan Saga, "Ke rumah Mas Zaydan ya."

"Hah, ke rumah Pak Satya? Ngapain?" tanya Saga penasaran.

Jihan menghembuskan napasnya pelan. "Mau ada pengajian di sana, Jihan sama anak ARCA yang lain diundang. Emang Mas nggak diundang? Mas kan mahasiswanya."

"Mahasiswa Pak Satya bukan aku doang kali Ji, lagian aku sama Pak Satya tuh nggak terlalu deket, ya ngapain juga diundang. Yaudah sekarang mana alamatnya?"

Sebuah KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang