35 | Hari Bahagia (END)

19 0 0
                                    

"Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."

-QS. Ar-Rum Ayat 21-

***

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Langit biru cerah seolah turut merestui momen sakral itu. Di taman luas yang penuh bunga-bunga musim semi, meja-meja kayu diletakkan rapi, dikelilingi lampu-lampu kecil yang menjuntai di antara pepohonan. Wangi mawar dan melati menguar di udara, menambah kehangatan suasana. Suasana tenang dan khidmat, namun ada kebahagiaan yang tak terbendung dari setiap orang yang hadir di sana. Hari ini, Saga dan Jihan akan melangsungkan pernikahan yang sudah mereka nantikan selama bertahun-tahun.

Saga duduk dengan khusyuk di hadapan penghulu, mengenakan setelan jas putih lengkap dengan bunga melati yang melingkar di lehernya. Di hatinya, tak terhitung doa yang telah ia panjatkan, memohon agar hari ini bisa tiba. Jihan, wanita yang tak sengaja ia temui beberapa tahun silam, sebentar lagi akan resmi menjadi pendamping hidupnya, dengan restu Allah dan ridho orang tua mereka.

Bagi Jihan dan Saga, tiada yang lebih mereka nantikan dibandingkan dengan hari bersatunya mereka setelah sekian lama. Terlalu banyak badai yang membuat hubungan mereka terombang-ambing tak karuan, mengikiskan setiap harap yang mereka miliki, membuat mereka menjauh satu sama lain sekian tahun lamanya. Mereka tahu, setiap detik penantian mereka adalah ujian keimanan dan kesabaran, dan hari ini adalah balasan atas ketulusan hati mereka.

"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan-Nya," suara Saga terdengar mantap ketika akad dimulai.

Penghulu memulai prosesi akad dengan lantunan doa. Keluarga dan kerabat terdiam, larut dalam khusyuknya suasana. Setelah bertahun-tahun penantian, akhirnya dua insan ini akan dipersatukan dalam ikatan yang suci.

"Saya, atas nama Rusdi dan mewakili ayah kandung mempelai wanita, menikahkan engkau, Sagara Wilantara Hardikusuma bin Rehan Hardikusuma, dengan Jihan Maira binti Albar, keponakan saya, dengan mas kawin berupa kalung berlian 2 karat dan gelang emas 100 gram, yang dibayar tunai." Ucap Rusdi dengan suara tenang, namun penuh makna.

Saga menarik napas dalam, hatinya bergetar. Dengan tegas dan penuh keyakinan, ia mengucapkan kalimat yang telah lama ia nantikan, "Saya terima nikahnya Jihan binti Albar dengan mahar tersebut, lillahi ta'ala."

Setelah kalimat sakral itu terucap, penghulu tersenyum dan mengucap, "Sah."

Di saat itu juga, semua orang yang hadir melantunkan doa bersama, memohon berkah dan rahmat Allah untuk kehidupan pernikahan Saga dan Jihan. Kedua mempelai merasa lega, seolah-olah beban yang selama ini mereka tanggung perlahan sirna. Sekarang, mereka tidak lagi hanya saling mencintai di dalam doa-doa mereka, tetapi juga dalam ikatan halal yang penuh berkah.

Ikrar akad yang diucapkan oleh Saga telah menggetarkan arsyi-Nya. Beribu malaikat mendoakan janji setia yang telah diucapkan oleh pengantin yang berbahagia. Suasana haru menyatu menjadi satu. Tak sedikit dari mereka yang terlihat mengusap lelehan air mata yang datangnya tak terduga.

Ratih yang sedari tadi turut hadir dan menyaksikan, tak mampu menghentikan derai air matanya. Putra semata wayangnya yang begitu ia cintai akhirnya bisa memantapkan hati untuk meminang wanita pilihannya. Tak terkecuali Rehan yang meskipun tidak menangis, tetapi genangan di sudut matanya turut memperlihatkan kebahagiaan yang begitu besar. Bertahun-tahun hubungannya tidak baik dengan putranya itu, akhirnya ia bisa diberikan kesempatan untuk hadir di momen sakral tersebut.

Sebuah KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang