"Kamu adalah tanda tanya yang harus aku dapatkan jawabannya."
-Jihan-
***
"Jihannnn kamu tadi dicariin Roy."
Baru saja Jihan melangkahkan kakinya melewati pintu, Ningsih dengan gaya hebohnya menghampiri Jihan. Untuk ke sekian kalinya manusia penghuni ARCA yang satu ini mengagetkan Jihan. Jihan menghembuskan napasnya pelan. Berpikir kira-kira drama apalagi yang akan ia hadapi hari ini.
"Mas Roy nyariin aku, ngapain?" Jihan mengarahkan telunjuknya ke depan mukanya.
Ningsih mengendikkan bahunya, "Nggak tahu. Dia di pantry kayaknya, coba deh kamu temuin sana." Ningsih menggerakkan dagunya untuk menyuruh Jihan menemui Roy.
Jihan menurut saja. Dengan segera dia pergi menuju pantry untuk menemui Roy. Dan betul saja, dia memang sedang terlihat merapikan beberapa bahan masakan.
"Mas, tadi kata Mbak Ning kamu nyariin aku, kenapa?"
Roy menolehkan kepalanya dengan tangan yang masih saja sibuk memilah-milah bahan. Sejenak dia menghentikan aktivitasnya. Mencuci tangannya dan segera menemui Jihan.
"Aku mau kasih liat sesuatu ke kamu, bentar." Roy terlihat merogoh saku celananya, mengeluarkan benda persegi panjang dari sana. "Liat nih," Roy memperlihatkan sesuatu kepada Jihan.
Jihan masih terlihat bingung. Dia kembali mengamati foto seseorang yang baru saja Roy tunjukkan padanya. Tunggu sebentar, dia menautkan keningnya, dan seketika matanya membulat sempurna.
"Mas, kok ada fotoku?" pekiknya.
Bukannya menjawab Roy malah terkikik dan ini membuat Jihan semakin heboh saja.
"Mas itu siapa yang posting foto Jihan?" tanyanya lagi dengan nada yang sedikit meninggi.
"Saga."
"Mas Saga? Emang bener-bener ya tuh orang nyebelin banget. Bentar ini nggak bisa dibiarin," Jihan mengambil ponselnya dan berusaha menelepon Saga, tapi yang terdengar malah suara operator. Dengan kekesalan yang sudah menggebu-gebu Jihan terus saja menelepon Saga, tapi lagi-lagi tak ada jawaban. "Kemana sih ni orang?! Astaga awas aja kalo ketemu!"
"Sabar Ji, lagian di foto itu kamu masih keliatan cakep kok."
"Ya tetep aja Mas, ini Saga bener-bener nggak sopan, posting muka orang tanpa ijin!"
"Itu tandanya Saga suka sama kamu, bagus deh akhirnya dia bisa kayak dulu lagi."
Jihan terdiam. Mencoba mencerna maksud ucapan Roy. Dengan penuh rasa penasaran Jihan mulai menatap Roy dengan tatapan menyelidik.
"Bisa kayak dulu lagi? Maksudnya?"
"Penasaran ya? Temukan jawabannya nanti kalo jam istirahat. Udah ya, aku mau nyelesaiin ini," tunjuknya pada tumpukkan bahan yang masih ada di atas meja pantry.
"Iya deh, tapi janji ya nanti ceritain," ucap Jihan.
"Iyaaaa, bawel banget sih. Udah sana balik ke depan."
Jihan melenggang pergi meninggalkan Roy.
Sama seperti hari-hari sebelumnya, dia selalu dibuat penasaran dengan Saga. Sejak awal dia sudah yakin bahwa Saga memang memiliki sebuah rahasia, tapi apa rahasianya Jihan masih tidak punya satu clue sedikitpun.
Eh tunggu, emang Mas Roy kenal Mas Saga dimana?
***
Saga terlihat berlari berlari-lari kecil di atas treadmill dengan airpods yang setia menempel di telinganya. Pagi ini dia dan beberapa temannya menyempatkan waktunya untuk sekedar berolahraga di gymnasium[1] yang menjadi salah satu fasilitas di Universitas Kusuma Bangsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Kisah
Ficción GeneralIni adalah sebuah kisah tentang bagaimana seorang gadis mampu membuat seseorang kembali mengenal siapa Rabbnya. Sebuah kisah tentang cinta dengan segala rintangan untuk bisa mencapai akhir bahagia. Dan sebuah kisah cinta dalam diam dari sesorang unt...