30 | Kondisi Saga

30 0 0
                                    

"Semua ini memang menyakitiku, tapi akan lebih menyakitkan lagi kalau aku harus melihatmu terluka."

-Zaydan-

***

"Aku tidak tahu apakah tindakanku ini benar atau salah, sebelumnya aku minta maaf Ji kalau ini akan sedikit membuatmu tidak nyaman. Aku cuma mau bilang kalau... Saga... saat ini sedang koma."

Deg. Jihan sangat terkejut mendengar penuturan Kanaya. Apa yang terjadi pada Saga hingga ia bisa koma.

"Ko—ma?"

"Saga koma setelah melewati operasi besar kemarin Ji, " terang Kanaya.

"Operasi? Tapi, kenapa? " Ucapannya terdengar bergetar. Jantungnya berdegub sangat tidak beraturan hingga ia sendiri sulit mengendalikan emosinya.

"Saga kecelakaan parah beberapa hari lalu, ada pendarahan di bagian otaknya dan pasca operasi besar dia belum sadar sampai saat ini. Dokter bilang malam ini adalah penentuan antara hidup dan mati Saga, jika malam ini ia belum juga sadar, aku tak yakin apa yang akan terjadi selanjutnya."

"Astagfirullahaladzim," Jihan menutup mulutnya, air matanya sedari tadi tak bisa ia bendung. "Tapi bukankah Mas Saga sudah ke Sydney beberapa tahun yang lalu, kenapa dia bisa ada disini?"

"Saga baru saja tiba di sini beberapa hari yang lalu, atau lebih tepatnya sehari sebelum kecelakaan itu. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya sampai bisa kecelakaan separah itu. Mobilnya bahkan hampir tak berbentuk." Kanaya menarik napas panjang. "Ji, aku mohon temuilah dia sekali saja. Siapa tahu setelah mendengar suaramu dia akan memiliki satu alasan untuk hidup. Dokter bilang Saga seperti tak punya keinginan untuk bangun sama sekali. Obat yang masuk ke dalam tubuhnya seolah tak memberikan efek apa-apa, dan tadi dokter juga mengatakan kalau kondisi Saga benar-benar drop. Aku mohon temuilah dia, aku akan meminta izin pada suamimu agar kamu bisa menemui Saga, aku mohon ji." ucap kanaya dengan menangkupkan kedua telapak tangannya di depan Jihan.

"Suami?"

"Yang bersamamu tadi suamimu kan? Sebenarnya dia tadi sudah memperingatkan aku untuk tidak menyeretmu ke dalam urusan yang berhubungan dengan Saga. Tapi aku tidak bisa Ji, aku rasa kamu harus tahu kebenaran ini. Aku harus jujur padamu Ji, Saga masih sangat mencintaimu. Dia bilang waktu itu kamu sudah dilamar suamimu, setelah itu dia lebih memilih untuk pergi dan mengikhlaskanmu."

Jihan tersenyum getir. Dia terkejut dengan penjelasan Kanaya. Dan mengapa juga Zaydan mengatakan kalau mereka suami istri. "Aku dan Mas Zaydan bukanlah suami istri. Mas Zaydan memang pernah melamarku tapi aku menolaknya," ucapnya jujur.

Kanaya masih tampak tak percaya. "Tapi dia bilang dia suamimu Ji, lalu anak kecil itu, apakah dia juga bukan anak kalian? "

Jihan menggeleng pelan. "Bukan. Dia Kayra, keponakan Mas Zaydan yang sudah kuanggap seperti anakku sendiri. Aku dan Mas Zaydan sepakat untuk membuat Kayra tidak merasa kesepian disaat kedua orang tuannya saat ini sedang menjalankan tugas menjadi seorang relawan kemanusiaan di luar negeri."

"Oh God, itu artinya Saga selama ini salah paham padamu."

"Aku bahkan tidak pernah tahu kalau Mas Saga sudah mengetahui tentang lamaran Mas Zaydan. Dia juga tak pernah menghubungiku lagi setelah malam itu." Jihan menunduk kala mengingat kembali kejadian di masa lalu.

"Malam itu? Wait, apa yang kamu maksud itu malam sebelum Saga wisuda?"

Jihan mengangguk perlahan.

"Jangan bilang kamu marah ke Saga karena malam itu dia tidak datang."

Jihan ingin mengelak, tapi itulah kenyataannya. "Aku melihat kalian—"

Sebuah KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang