Sejak masuk sekolah, Bella sudah memutuskan untuk bergabung ke klub basket walaupun dia masuk ke sekolah barunya itu sudah setengah jalan dari semester.
Kebetulan juga guru olahraga Bella yang sekaligus pembina klub basket melihat kemampuan Bella. Yaudah deh, tanpa pakai tes lagi Bella langsung direkrut sebagai anggota basket putri yang baru.
Semua anggota klub basket tentu saja senang. Ya iya siapa yang tidak senang ada anak baru yang langsung curi perhatian banyak orang gabung ke klub basket. Di tambah skill basketnya Bella memang tidak perlu diragukan lagi.
Eh tapi cerita Isabella bergabung dengan klub basket itu tidak semulus pahanya Yeji Itzy. Tentu ada saja yang menyinyirkan sekaligus julid ke Bella.
Tapi karena Bella anaknya kompetitif banget yang malah membuat dia semakin menjadi untuk menantang orang-orang yang sudah julid ke dia. Ya masa preman Laurenzia di lawan. Mana bisa.
"Lo kenapa Dek? Kok mainnya agresif banget?"
"Sorry"
"Lo dengerin omongan siapa lagi sih? Kan udah gue bilang, ga usah dengerin omongan orang"
"Sorry Kak. Gue cuma mau ngebungkam mulut-mulut mereka yang bilang gue ga ada skill nya di basket"
"Skill basket lo udah oke banget. Ga usah di dengerin omo--"
"Ape nih? Ade ape lu berdua mojok-mojok di sini?"
"Apa sih Cas? Berisik banget lo"
"Kalem lur. Sensi banget dah lu" ujar Lucas, "lagian ada apa sih Der? Tumben-tumbenan lu mojok di pinggir lapangan gini?"
"Berisik lo ah. Dah sono, jangan ganggu gue dengan Adek gue"
"Adek?" beo Lucas, "lu Adeknya Dery?"
"Iya Kak" jawab Bella
"Heh?! Sejak kapan lu jadi Adeknya Dery?"
"Gue Adek ketemu besar sama Kak Dery, Kak" jawab Bella
"Ha gimana tuh?"
"Mau diceritain lo juga ga akan ngerti, Cas. Dah sono ah" usir Dery
"Ih Der! Pokoknya lu utang cerita sama gue! Ga mau tau!" rajuk Lucas
"Dih badan aja lo gede, kelakuan kayak cewek lo"
"Pokoknya lu kudu cerita! Gue tinggal dulu ya. Bye Bella" pamit Lucas
"Sono anjing. Pamitnya ke Adek gue aja lo buaya!" hardik Dery
"Apa sih Dery" ejek Lucas
"Enyah ga lo dari pandangan gue?!" ancam Dery sambil mengangkat tinggi-tinggi batu bata yang tidak tau gimana ceritanya bisa ada di sudut lapangan indoor tempat mereka latihan basket
"IYA-IYA GUE PERGI. TURUNIN DULU GA BATUNYA!?! NTAR GUE BALIK BADAN LU TIMPUK PALA GUE PAKAI TUH BATU. BOCOR YANG ADA PALA GUE!" teriak Lucas
"PERGI GA LO ANJING?!"
"IYE-IYE GUE PERGI!"
Setelah menghilangnya Lucas dari pandangan keduanya, Bella tiba-tiba teriak yang membuat Dery kaget.
"Apa-apaan Dek? Kerasukan lo?!" tanya Dery
"Ais Kak Dery!"
"Apaan?!" tanya Dery
"Kenapa ga lo timpuk aja kepala kak Lucas pakai batu?!"
"Ha?!"
"Ais lo nih gimana sih?! Kakak gue atau bukan sih?!"
"Lo kenapa sih anjir? Ga jelas banget!" ucap Dery
"Kan dia kapan hari itu pernah nyosorin pipi Anna Kak!"
"OH IYA!!" teriak Dery, "hehe sorry Dek, gue lupa"
"Sini lo aja gue timpuk" ujar Bella yang langsung mengambil alih batu dari tangan Dery
"HEH DEK ISTIGHFAR DEK! NGUCAP! EYANG BISA NGAMUK DEK HEH!"
🌹
Ngomong-ngomong tentang basket, sudah dipastikan Bella bakal jadi kandidat kuat sebagai kapten putri basket di sekolahnya.
Selain karena teman satu klubnya ga ada lagi yang berpotensi sebagai saingannya, skill Bella di bidang olahraga memang tidak bisa diragukan lagi. Ditambah lagi, kalau di rumah Bella suka tanding lawan Daddynya.
Karena dari itu semua akhirnya membuat Bella harus latihan lebih ekstra keras lagi daripada teman-temannya yang lain. Dan di sinilah Bella sekarang. Masih di lapangan indoor sekolahnya. Latihan basket dengan teman-teman satu klubnya yang lain.
"Baik anak-anak, kita cukupkan latihan hari ini" ujar sang pembina basket sekolah Bella
"Isabella, kamu main sudah bagus. Tapi kamu terlalu agresif. Kalau kamu masih seperti itu, yang ada nanti di lapangan kamu bisa memancing amarahan lawanmu" tegur sang pembina
"Kamu satu-satunya kandidat untuk jadi kapten tim putri. Jangan hanya karena keagresifan kamu malah membuat kerugian untuk tim" lanjut sang pembina
"Sorry coach" ucap Bella
"Kamu harus lihat cara mainnya Juan. Dia juga kandidat kuat sebagai kapten tim putra selanjutnya. Padahal dia punya saingan untuk bisa jadi kapten tim. Tapi Juan ga seagresif kamu dalam permainan" lanjut sang pembina
Bella yang mendengar ucapan dari pembinanya hanya bisa mengepalkan tangannya. Dia tidak suka dibandingkan dengan siapapun. Bahkan jika dengan kembarannya sekalipun. Satu dari sekian banyak hal yang paling dia benci di dunia ini. Membuat jiwa kompetitif di dalam dirinya terluka.
Setelah banyak memberikan evaluasi latihan hari ini, akhirnya latihan dibubarkan.
Bella langsung menuju ke tempat dimana dia menaruh handuknya dan duduk bersandar dengan tatapan yang sangat tajam.
"Nih minum"
Bella langsung menoleh ke oknum yang memberikannya botol isotonik tersebut.
"Tangan gue pegel kalau lo cuma lihatin doang" lanjutnya
Dan dengan refleks Bella mengambil air yang di sodorkan kepadanya, "thanks" ucap Bella
"Hm" jawab Juan yang sekarang sudah duduk di samping Bella
Tidak ada obrolan apapun yang keluar dari mulut keduanya. Bella masih sibuk dengan minuman isotonik dari pemberian Juan. Hingga akhirnya Juan memecahkan keheningan di antara keduanya.
"Gue berharap kita bisa menjadi soulmate dalam klub"
Bella yang mendengar ucapan dari Juan tersebut langsung menoleh ke arah Juan dan mengangkat sebelah alisnya.
"Ya lo tau lah. Lo kandidat tunggal untuk jadi kapten tim putri. Sedangkan gue masih punya saingan lain yang bahkan masih abu-abu. Gue bukan kandidat tunggal kayak lo" ucap Juan sambil menatap lurus ke arah lapangan yang ada di depan mereka
"Permainan lo memang bagus banget ketimbang teman-teman lo. Tapi yang di bilang coach Jackson tadi bener. Lo terlalu agresif. Kalau kita main lawan musuh, itu cuma bakal mancing emosi mereka aja di lapangan"
"Gue tau lo punya jiwa kompetitif yang tinggi. Gue bisa lihat dari cara lo megang bola gimana. Tapi lo juga nggak seegois itu, lo masih mau mengoper bola ke tim lo yang lain. Lo masih bisa merendam keegoisan lo dalam memegang bola. Itu udah keren banget. Lo juga bisa ngarahin tim lo sampai dapat kemenangan buat tim lo."
"Jadi jangan terpengaruh sama omongan coach tadi ya? Gue juga tau gimana rasanya dibanding-bandingkan di depan orang banyak. Ga enak banget. Jadi lo harus bisa tunjukin ke coach ya kalau lo tuh gak kayak yang dia omongin tadi" ucap Juan.
"Gue juga bakal tunjukin ke coach kalau gue pantas jadi kapten untuk tim putra. Ah engga, bukan hanya untuk jadi kapten untuk tim putra. Gue juga bakal tunjukin ke coach kalau gue juga pantas jadi ketua klub basket selanjutnya" lanjutnya
"Jadi Bella, kita usaha sama-sama ya? Jadi partner gue dalam tim"
🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] Daddy of Laurenzia Girls | END
RomanceToby Liam Zianda merupakan duda dengan empat orang anak, dimana keempatnya merupakan anak kembar. Selain dengan empat orang anak yang ada sekarang, nyatanya Toby juga akan memiliki calon anaknya yang lain bersama dengan mantan istrinya. Keempat anak...