The Day

973 121 2
                                    

"Aku nikahkan dan aku kawinkan engkau Ananda Toby Liam Zianda bin Jaerandra Jodri Zianda dengan anakku yang bernama Jenna Ruby Lauren Akhlarik dengan mas kawinnya berupa seperangkat alat sholat dan uang tunai senilai lima belas juta lima puluh dua ribu empat rupiah dibayar tunai" ucap Eyang Sean selaku Ayah dari Jenna dihadapan para penghulu dan saksi nikah Toby dan Jenna

"Saya terima nikah dan kawinnya Jenna Ruby Lauren Akhlarik binti Sean Handaru Akhlarik dengan mas kawin tersebut tunai" ucap Toby mantap dengan hanya sekali hembusan nafas

"Bagaimana para saksi, apakah sah?" tanya penghulu yang kepada para saksi nikah dan para tamu yang hadir

"SAH” jawab para hadirin dan para saksi pernikahan Toby dan Jenna

“Alhamdulillah”

Ucapan puji syukur dan tepuk tangan sorak sorai kebahagian tidak henti-hentinya di dengar oleh Toby dan juga Jenna.

Akhirnya setelah segala kesusahan dan penderitaan yang diderita mereka berdua selama bertahun-tahun berakhir sudah.

Hari ini, tepat di usia ke tujuh belas tahun si kembar empat Laurenzia, Toby dan Jenna resmi kembali sebagai pasangan suami istri. Sebenarnya permintaan sejumlah uang sebagai mahar Jenna itu adalah tanggal lahirnya si kembar empat. Lima belas Mei dua ribu dua empat. Tanggal lahir di mana si kembar empat lahir tujuh belas tahun yang lalu.

Sebenarnya Toby sudah mempersiapkan mahar yang cukup bernilai tinggi untuk Jenna, Toby pun pada awalnya cukup terkejut saat mendengar permintaan jumlah mahar yang diminta oleh Jenna. Tetapi ketika Jenna memberikan penjelasan kepada Toby, Toby pun akhirnya mengerti dan menerima. Mahar yang diminta Jenna memang tidak bernilai tinggi untuk mereka berdua, tetapi jumlah mahar yang diminta Jenna mempunyai makna yang cukup berarti bagi Jenna dan juga Toby. Tentu saja Toby langsung menyanggupi permintaan dari Jenna tersebut. Ya walaupun Toby juga masih merayu Jenna supaya mau meminta sejumlah mahar yang lain.

Si kembar empat tentu saja tidak bisa menutupi perasaan haru dan bahagia mereka. Bahkan keempat kembar tersebut telah berpelukan sambil menangis. Berbagi kebahagian yang sangat membuncah yang sekarang dirasakan oleh keempatnya.

Tentu saja tingkah keempat anak kembar ini tidak luput dari perhatian para tamu yang menghadiri acara ijab kabul kedua orang tua mereka. Seolah para tamu yang hadir dapat merasakan apa yang para anak kembar itu rasakan.

Setelah selesai dengan segala urusan dokumen dan dokumentasi, Jenna langsung menghampiri keempat anak kembarnya. Memeluk sang anak sekaligus dan mencoba memberikan perasaan tenang untuk keempat anaknya.

“Udah dong Kak. Masa nangis sih?” ucap Jenna lembut sambil bergantian mengelus-elus lembut punggung keempat anaknya, "nanti make up nya luntur loh” ucap Jenna lagi

“Ah hiks B-bunda jangan hiks di i-ingetin” ucap Anna tersedu-sedu, “a-aku jadi ke-kepikiran kan hiks” sambungnya

“Hahaha makanya udahan dong nangisnya” ucap Jenna setelah mendengar ucapan sang anak

“Masa nanti pacar-pacar kalian melihat muka kalian yang make up nya luntur sih” ucap Jenna usil

“Aah B-bunda. A-aku ngambek sama Bunda hiks” ucap Abby

“Loh salah Bunda apa?”

“Y-ya Bunda b-bikin nangis” jawab Abby yang diaminkan oleh para adik kembarnya

“Padahalkan ini acaranya acara bahagia Kak. Kok kalian nangis sih?”

“Y-ya kan kita nangisnya hiks bahagia Bunda!” jawab Bella

“Kamu itu nangis atau marah Bel?” tanya Bunda

“G-ga tau ah. Aku s-sebel sama Bunda” ucap Bella sambil melepaskan pelukan Bundanya

[i] Daddy of Laurenzia Girls | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang