14-berganti nasi goreng

46 37 29
                                    

waktu hampir menunjukan pukul sembilan. mang adi yang mie ayamnya sudah habis pun memilih untuk membereskan bangku-bangku plastik, dibantu oleh milo, janu, mark dan junet. kemudian mang adi beralih pergi dari sana.

"makasih ya junet, milo, mark, janu, sudah baik sama saya dari dulu, saya teh seneng pisan adanya kalian, hidup serasa menjadi sempurna,"

milo terenyah, dia tersenyum. "mang adi udah kita anggep keluarga sendiri, mang,"

junet ngangguk-ngangguk. "walaupun mang adi udah nggak jualan di kampus, tapi kita tetep jadi pelanggan setia."

mark ikut nyahut, "betul! mang adi mah the best. apalagi mie ayamnya, apalagi.... dibayarin junet!"

mang adi ketawa. juga dengan semuanya dan janu yang nepuk bahu mark refleks. kemudian mang adi bergegas pergi untuk pamit. selang mang adi pergi, beralih terganti tukang nasi goreng lewat mengelilingi area komplek.

janu yang sudah menyadari dan sudah hafal bunyi bambu dari tukang nasi goreng, membulatkan matanya ketika tak jauh gerobak itu sudah terlihat.

"bang ipul!"

semua menoleh ke arah mata janu memandang, junet ikut menyahut. "nasi goreng bang ipul juga juara, apalagi pake rawit, beuh!" junet memegangi perutnya yang keroncongan.

melihat hal itu, mark dan milo menelan ludah bersamaan. membuat buah khuldi-nya naik turun, lalu memegangi perutnya kemudian.

janu yang melihat adegan kocak itu tertawa. dia melayangkan telunjuknya ke arah wajah milo dan mark bergantian.

"laper!"

junet nepuk bahu janu. "panggil bang ipul, jan, kita abisin nasi gorengnya,"

janu mendelik, dia natap junet nggak percaya. "serius lo?"

junet mengangguk lembut. "buruan sayang,"

janu memonyongkan bibirnya. "uueeeek!"

lalu dibalas tawa oleh ketiga temannya. dia segera berdiri dan memanggil bang ipul yang hampir dekat dari mereka.

"bang ipul!"

tukang nasi goreng yang mengenakan topi hitam itu menoleh ke arah sumber suara. janu melambaikan tangannya.

"sini bang!"

bang ipul tersenyum. bapak-bapak berumur empat puluh tahunan itu kegirangan ketika menemukan pelanggannya sedang berkumpul, dan ingin menikmati nasi goreng buatannya. bang ipul segera mendorong gerobaknya dengan senang hati.

setelah sampai, bang ipul menurunkan beberapa kursi untuk mereka duduk. padahal di sana sudah disediakan kursi kayu oleh junet dan janu. mereka menggotongnya semenjak mang adi sudah tak berjualan di kampus. tujuannya agar mereka tetap bisa menikmati mie ayamnya.

janu duduk nggak jauh dari bang ipul. "wanginya mantep banget, bang, saya lagi laper."

bang ipul tersenyum, dia melihat ke arah yang lainnya. "eh ada bang junet, sama-"

junet menoleh ke arah milo. "ini milo, yang itu mark. ini semua temen di kampus bang,"

bang ipul ngangguk-ngangguk. lantas terhenyak ketika junet mengatakan akan memborong nasi gorengnya. lalu bang ipul membuatkan nasi goreng untuk keempatnya, sangat spesial dengan rasa senang yang mendalam. uang hasil jualannya akan diberikan kepada sanak keluarga yang sedang menunggu kepulangannya.

malam ini, milo dan lainnya bertema makan-makan. sehabis maghrib makan mie ayam, hampir jam sembilan makan nasi goreng. kadang-kadang, milo kurang yakin, sebenarnya teman-temannya ini memiliki lambung besar atau karena nggak tega dengan pedagang kaki lima yang lewat?

someone like you | HAECHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang