5-kenyataan berbentuk suara

57 39 20
                                    

kinara yakin pikirannya nggak salah, dan dia yakin dia nggak perlu berenti ngelangkah. tepat dari sudut kantin, dia liat seorang sedang berdiri di ambang pintu markas. meskipun dari belakang, dia tahu betul itu milo.

setelah michelle berhasil berdiri di sisinya, kinara harus memastikan michelle tidak akan berisik hingga langkah ini dilanjutkan.

"ayo, jangan berisik," ucap kinara sembari menarik pergelangan tangan michelle.

michelle pun menurut, dia ikut penasaran sejujurnya. tapi tak ada hal lain yang harus dia lakukan selain berjaga-jaga memastikan bahwa kinara baik-baik saja.

dari jarak dua meter, kinara bersembunyi dibalik pohon cheri berukuran besar. dari sana telinganya berhasil menangkap suara dengan jelas, karena markas mereka menghasilkan gema.

"ngadu rupanya dia sama mantan tersayangnya?" itu adalah kalimat yang kinara dengar, dan dia sudah dapat menebak bahwa suara itu milik cilo.

"gue nggak ada niat buruk pun buat apa-apain dia, kan dia bekas lo,"

"jaga mulut lo!"

suara tegas dengan cukup keras, itu suara milo. dan udah jelas-jelas itu pembelaan.

kinara tetap teguh mendengarkan perbincangan yang tak seharusnya di dengar, tetapi sampai kapan dirinya berlindung dibalik kata tak tahu apa-apa, padahal sudah jelas kenyataannya di depan mata, dan bagi kinara itu tak bisa di sangkal apalagi di pura-purakan.

"kalau lo mau tahu jelasnya gimana, kenapa lo nggak nanya orangnya langsung? lo sama rea belum selesai?"

michelle perhatiin lekat-lekat mata kinara yang hampa, "pasti sekarang lo lagi nggak baik-baik aja, kan, ra?"

kinara menatap mata michelle sekilas, kemudian membuang pandangannya.

"buat apa lo macarin kinara kalau ternyata lo sama astrea belum bener-bener selesai?"

ketahuilah, kinara benar-benar sangat antusias atas pertanyaan yang cilo lontarkan, apakah jawaban itu menyakitkan pula untuk kinara dengarkan? atau justru, sebaliknya?

"jangan bawa-bawa kinara, ya! gue cuma mau bilangin orang kayak lo buat ga macem-macemin astrea! dia bukan cewek yang bisa lo sembarangin kapan aja! inget itu atau gue nggak akan segan-segan matahin hidung lo!"

sekarang, tubuhnya melemas di batang pohon yang mungkin juga merasakan bagaimana rapuhnya dada gadis itu. benaknya berkata, apa bener yang cilo bilang, kalau lo belum selesai sama rea?

tetapi sedetik kemudian, michelle justru menggoyang-goyangkan lengan kinara. karena ketahuilah, saat itu milo mulai menghampiri keduanya dibalik pohon.

"ra?"

kinara langsung menegak, berusaha menyembunyikan awan gelap di wajahnya.

"lo sejak kapan ada disini?"

michelle berargumen baru, "gue kayaknya pulang duluan deh, ya, ra?"

"hm? mil kayaknya, kinara menatap michelle sedetik kemudian kembali menatap milo, kayaknya pulang bareng michelle aja, ya?"

tetapi buru-buru milo menangkap tangannya. menatapnya dalam-dalam, berusaha menggali sesuatu yang ada dibalik mata kekasihnya.

"apa yang lo denger?"

tak ada jawaban, kemudian milo menatap michelle dengan tatapan menuntut kejujuran.

"kita disini dari lama, dan ya mungkin kinara denger semuanya,"

"mungkin?" tanya milo memastikan.

michelle mengangguk, dia gereget. "sangat mungkin, milo! lo tuh cocoknya jadi es milo aja, gausa jadi manusia yang bikin hati temen gue jadi ntar sakit, ntar remuk, ntar meleleh, ntar kecebur, ntar,-"

"kita pulang," ucap milo pada kinara sembari narik pergelangan tangannya.

michelle yang bibirnya sudah setengah menyon, makin kesal dengan milo. dia menghempaskan rambut bergelombangnya, "heuh, ditinggal mulu apa-apa kalo temen udah pada bucin! nasib jomblo!" ucapnya beralih pergi.
































































 dia menghempaskan rambut bergelombangnya, "heuh, ditinggal mulu apa-apa kalo temen udah pada bucin! nasib jomblo!" ucapnya beralih pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

:(

someone like you | HAECHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang