kinara berjalan gontai menghampiri fakultas kekasihnya, sebab pesan yang baru ia balas tengah malam adalah kemungkinan ngebuat milo marah karena tak membalas pesannya lagi. sebab ia memilih jalan-jalan dengan bara, lelaki yang tiba-tiba saja muncul di dalam hidupnya.
sesampainya di depan kelas, terpampang mark yang lagi nyorat-nyoret papan tulis, juga dengan janu disampingnya. sementara junet memilih untuk memotret mereka dengan handphonenya untuk di abadikan. mahasiswa/i yang lain ikut mendukung, beberapa yang lain memperhatikan, sisanya sibuk sendiri.
kinara diambang pintu, ngebuat dirinya menjadi pusat perhatian. ngebuat mark noleh dan ngeberhentiin aksinya, ngebuat junet mengubah arah kameranya ke arah lain dan mematikan aksi memotretnya.
kemana dia?
dalam hitungan detik, jam kuliah akan segera dimulai, tetapi gadis itu tetap bersikeras mencari kekasihnya. ia mendatangi mark, juga dengan mark yang menyambutnya santai.
"nyariin milo, ya?"
kinara mengangguk. ia melihat ke janu dan junet kemudian menatap mark lagi.
"nggak masuk dia, sakit kayaknya," jawaban mark ngebuat gadis itu bertanya-tanya pada dirinya sendiri. merutukii dirinya sendiri akan keegoisannya yang berhasil dimenangkan.
"tapi gue wa nggak dibales," ucap kinara dengan raut seolah-olah mereka juga merasakan hal yang sama.
"tapi tadi pagi dia muncul kok di grub kita," ucap janu sambil natap junet yang mengangguk.
"dia bilang sakit, minta diizinin dosen," jawab mark lagi.
dadanya mendadak sesak seketika. tak berselang lama, dosen pun memasuki kelas dan para mahasiswa kelimpungan mencari tempat duduk kecuali mark yang sibuk menghapus papan tulis akibat ulahnya sendiri. kinara memilih keluar kelas begitu saja, membuat dosen bertanya dan pertanyaannya dijawab dan masih terdengar di telinga kinara.
"itu mahasiswi kelas lain?"
"iya, bu, kelas lain!" itu suara mark.
tubuh gadis itu berbalik sesaat, memastikan bahwa milo ada dibelakang atau tidak. dirinya yakin milo pasti sedang marah. karena lelaki itu tak akan memberinya kabar dan menghilang begitu saja seperti diterpa angin. setelah tiga kali membalikan badan, kinara mendapati seorang lelaki hampir ingin memasuki kelasnya, tetapi refleks gadis itu teriak dan lari.
"TUNGGU!"
milo menatap lain, tak ada senyuman di wajahnya sama sekali. harumnya tak ada yang berubah, tapi matanya kelihatan kalau ia sangat berantakan.
"lo marah?"
"gue mau masuk kelas."
gadis itu berpindah posisi dengan tangan di rentangkan. ia memperhatikan wajah kekasihnya. membiarkan kekasihnya terperangkap agar ia mendapatkan segera penjelasannya.
"lo kenapa nggak ngabarin gue, mil?"
tampaknya lelaki itu pasrah. ia menarik napas dalam-dalam dan menghempaskannya perlahan. seolah-olah berat sekali rasanya untuk membicarakan kenyataannya. kenyataan bahwa gadis yang sedang ia tunggu membalas pesannya justru sedang asyik jalan dengan laki-laki lain.
milo menggandeng tangan kinara menjauh, membawanya ke sisi dinding yang lain, kemudian melepaskannya.
"ra, semalem lo nggak bales chat gue, lo ngambek?"
gadis itu bergeming. benar dugannya, milo marah. ia berpikir milo marah karena ia tak membalas pesannya, tetapi ada dirinya yang lain merasakan sakit yang luar biasa. sakit karena ia telah jalan dengan bara tanpa sepengetahuan milo, sakit karena diam-diam ia telah melukai hati kekasihnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
someone like you | HAECHAN [END]
Storie d'amore"ra, lo nggak perlu jadi astrea untuk jadi sempurna. di mata gue, lo sempurna dengan kinara yang apa adanya." "tapi-, astrea itu indah untuk dikenang kan, mil? bahkan lo aja nggak mampu buat lupain dia dari hidup lo." .... "gue berharap lo liat lang...