36-mengutarakan

40 35 25
                                    

seenggaknya gue berani mengutarakan, meski jawabannya adalah tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

seenggaknya gue berani mengutarakan, meski jawabannya adalah tidak.

-cilo-

**

hening. telinganya sudah bisa mendengar. itu berarti sudah bangun dari alam bawah sadarnya. gadis itu membuka matanya perlahan, menatap langit-langit ruangan yang gelap tapi masih bisa dilihat. tangan kanannya bergerak untuk mengambil handuk yang sudah mengering di dahinya. lalu dia menoleh, ditatapnya seorang pria terlelap tak jauh dari sisinya. dan dua pria lainnya terlelap pula di baku memanjang tak jauh dari sana. dia mulai terbangun dan memilih untuk duduk. matanya tak lepas memandang cilo yang masih memejamkan matanya.

tak berselang lama, cilo membuka matanya perlahan. dihadapannya ada astrea terduduk sembari memperhatikannya, ditangannya ada handuk kecil bekas kompresannya.

"lo sejak kapan bangun?"

"baru aja."

hening.

"lo nggak masuk matkul terakhir gara-gara nungguin gue tidur?"

cilo menarik napas dalam. "iya. mana mungkin gue ninggalin lo."

gadis itu memperhatikan sekeliling. gelap. pantulan sinar matahari masuk melalui lubang-lubang udara. kebetulan cat dinding markas ini berwarna hitam, juga dengan lampu yang tidak di nyalakan. pintunya juga tertutup rapat.

"kenapa? lo takut? bukannya markas ini aman?"

cilo melihat ke keliling. juga dengan chenji dan jani yang lagi ngorok.

cilo berdesis. "ya emang aman, apa salahnya gue nemenin lo disini?"

gadis itu menghembuskan napas jengah. "ya nggak salah sih..."

milo bangkit beranjak. mengambil plastik berisi camilan yang dibelikan oleh jani dan chenji tadi. kemudian kembali duduk, dia meraih satu botol air putih dan diberikannya pada astrea.

"lo harus banyak-banyak minum air putih, air putih berperan penting buat kesehatan."

astrea menerima sebotol air putih itu, kemudian dibuka tutupnya sembari bilang, "makasih."

sedangkan cilo mengutak-atik isi plastik disana. "lo mau apa? ada roti, chicki, oreo, cokelat?"

airnya sudah mengaliri tenggorokannya yang terasa kering. gadis itu berhenti minum, melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. waktu sudah menunjukan pukul setengah empat sore.

"gue mau pulang."

"selain itu."

"pulang."

nggak lama dari situ, chenji bangun. menyisakkan jani yang masih berbaring dengan mengulet-ulet. tapi sedetik kemudian, chenji terlelap lagi dalam posisi terduduk. cilo yang melihat itu tertawa, chenji sangat pelor.

someone like you | HAECHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang