13-perlu dirayakan

41 37 13
                                    

pukul delapan malam, astrea masih menikmati kebersamaan bersama dengan cilo dan lainnya di taman dekat swimming pool, mereka meng-grill daging sapi, ayam, kornet dan sosis. selain itu, chenji pun nyiapun sirup marjan kelapa muda untuk astrea. karena untuk yang lain, chenji menyiapkan minuman ber-alkohol.

di sisi lain, astrea merasa bahwa jarum jam sudah hampir pukul sembilan dan disaat-saat seperti inilah dirinya diliputi rasa khawatir. tetapi tidak dengan cilo, yang masih asyik bermain gitar di sisi kirinya.

mereka semua mengelilingi api unggun, membuat lingkaran dengan tugas masing-masing. jani yang sibuk nyiapin bumbu, nyamperin cilo buat minta bantuan.

"bantuin gue siapin bumbunya, kurang kayaknya,"

petikan gitar berhenti. nada-nada itu tak bersuara lagi. jani natap astrea karena ngerasa nggak enak bakalan minjem cilo. "re, cilo gue pinjem gapapa?"

"gapapa, gue santai kok disini, apa lo butuh bantuan gue juga?" astrea menawari.

jani tersenyum simpul, baru ingin menjawab tetapi cilo sudah mencengkram kuat lengan jani.

"nggak usah, lo duduk manis disini, okei cantik?"

astrea tak menjawab. cilo pergi dengan menggeret jani yang sedang kesakitan, mungkin sebentar lagi jani akan meng-grill wajah cilo sebagai balasannya.

di sisi lain, chenji dan yang lain sedang asyik membakar daging pun meletakkan beberapa daging yang sudah matang di piring kecil lalu membagikannya. kebetulan dia ngeliat astrea, maka dia samperin buat dia bawain daging.

"re?"

rea cukup terhenyak ketika chenji duduk di sebelahnya, meskipun agak berjarak. mungkin karena chenji menghargai perasaan cilo, sahabatnya. dia menyodorkan sosis dan kornet.

"eh-chen?"

"lo suka ayam apa sapi? biar gue ambilin,"

"nggak usah, chen, gue juga nggak makan sebanyak itu,"

chenji mengangguk-angguk. kemudian piring kecil itu sudah pindah tangan. astrea menatap chenji sekilas dan tersenyum manis.

"makasih ya, chen,"

"sama-sama, re, makan aja yang banyak."

astrea mengambil satu sosis bakar, kemudian ditiup ujungnya pelan dan dimasukan kedalam mulutnya. di sela-sela menikmati makannya, chenji pun sebenarnya agak sedikit canggung dengan gadis itu.

"nanti anak-anak pada balik jam dua-an paling, lo gapapa?"

astrea tersedak, cilo yang menyadari langsung menoleh ke belakang dan berniat menghampiri. tetapi di urung karena jani memegang bahunya kuat-kuat.

"kalau chenji nggak duduk disitu, siapa yang mau ngasih daging ke rea? yang lain gamungkin berani, apalagi setelah mereka tau, rea deket sama lo, santai aja, lanjut bikin bumbu," jelas jani panjang lebar.

mendengar hal itu ngebuat cilo langsung melanjutkan membuat bumbu meskipun perasaannya dilanda khawatir.

setelah meneguk sirup, astrea berhadapan lagi dengan chenji yang mungkin agak khawatir dengan posisinya. astrea melihat dari gerak-gerik chenji yang kurang nyaman karena takut menyakiti hati cilo.

"cilo tau kok gue cuma boleh balik sebelum jam sembilan,"

chenji mendengarnya terkejut setengah mati.

"sebelum jam sembilan? chenji melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. ini udah delapan empat lima, rea! gila tuh anak!" chenji hampir bangun untuk memanggil cilo, tetapi rea menahannya.

"biar gue aja, lo balik aja bakar lagi."

"serius?"

astrea ngangguk. chenji akhirnya memilih buat lanjut membakar daging yang belum dibakar, apalagi masih banyak yang belum kebagian. astrea milih buat bangun dan nyamperin cilo.

"kalau lo nggak anterin gue pulang sekarang, gue bisa pulang sendiri."

jani dan cilo sama-sama noleh ke belakang, dikagetkan oleh astrea yang tiba-tiba to the point. cilo milih buat gandeng rea, terus ajak rea menjauh dari keramaian.

"mau alasan apa sama papa? papa tau gue perginya sama lo," ucap astrea khawatir.

"gapapa kalau lo mau balikin gue jam dua belas atau jam dua, tapi papa nggak akan pernah izinin lagi buat jalan -,"

dalam sekejap, cilo berhasil menghentikan suara rea. dia meletakkan telunjuknya di bibir ranum gadis itu, menatap matanya dalam-dalam, lalu berbisik pelan di sana.

"jangan berisik. gue anter lo balik sekarang."

sampai akhirnya, chenji berada di titik dimana bibirnya membentuk sabit. melihat cilo luluh dalam sekejap dengan gadis itu, gadis yang berhasil membuat cilo menurut. sekali dalam hidupnya. dan bagi chenji, ini perlu dirayakan dengan minum sampai pagi.

































thanks for reading
i hope u like my story

someone like you | HAECHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang