8-khawatir

42 38 17
                                    

mark gusar. pemandangan pagi yang sangat menyebalkan. ya, disaat milo sibuk dengan ponselnya, siapalagi jika bukan menghubungi kinara kekasihnya?

"masih pagi, mil, buset dah. bisa kan bucinnya pas istirahat aja? dia juga paling lagi naro kepalanya di atas meja," ujar mark tak tahan lagi dengan milo.

junet ikut bersuara dan duduk di meja depan milo. "biarin aja lah, mark. namanya orang khawatir. daripada lo komen, mending lo sarapan salad semangka, di tas gue ada,"

mendengar hal itu, ngebuat mark tersenyum sumringah. berlari menghampiri tas junet, lalu mengambil kotak putihnya dan menyantap salad semangka.

janu yang ngiler ngeliatin mark makan salad, ngebuat dia nyamperin mark dan nyomot semangkanya pake tangan, terus dimasukin ke mulutnya.

junet ngakak, ditambah mimik mark yang berubah seratus persen. mulutnya menahan muntahan yang ingin keluar, mark tipe manusia higienis dan baginya itu sangat penting.

"buat lo aja!" kesal mark, dibalas tawaan keras oleh janu.

tetapi tidak dengan milo, bahkan ketika bu sulastri memasuki kelas, dia milih buat keluar kelas.

"saya izin ke toilet, buk."

"jangan lama-lama!"

milo mengangguk dan bergegas keluar kelas. sembari jalan, rasa khawatirnya selalu memuncak. dia berkata dalam benak, ya allah ampuni saya ya allah karena sudah berbohong, lagian, kalau saya izin mau ke kelas bawah nemuin kinara pasti tak diizinkan, tetapi saya yakin, engkau pasti mengizinkan. aamiin.

usai berdoa, milo kembali fokus jalan menghampiri adik kelasnya di lantai satu. di ambang pintu atas sudah ditemukan papan dengan tulisan pendidikan matematika. pintunya tertutup, tetapi milo tidak masuk. dia mengintip dari jendela yang gordennya terbuka, disana dia langsung melihat michelle yang sedang fokus mendengarkan dosen.

"michelle sendiri, berarti kinara?"

milo berharap michelle segera menoleh ke arahnya, tetapi sebelum menoleh justru pintu kelas tiba-tiba terbuka. dan menunjukan dua tampang manusia yang sama-sama terlonjak.

"ASTAGFIRULLAH!" kaget dosen lelaki berkacamata itu, dia memegangi dadanya yang mungkin sedang naik turun.

milo menatap michelle sekilas, kemudian kembali menatap dosen berkacamata itu.

"kelasmu di atas kan? ngapain kamu disini? nyariin siapa?"

"uhmmm.. maaf pak, saya nyariin kinara,"

"saya maafin tapi jangan diulangi lagi, ya?"

"iya, pak."

"kinara nggak masuk, kata michelle sih sakit,"

"sakit?"

milo natap michelle yang juga lagi natap dia. dia ngangguk-ngangguk pertanda bahwa yang dosen itu bilang benar. milo kemudian izin pamit.

"yaudah, makasih banyak, pak. saya kembali ke kelas," pamit milo sembari mencium tangan dosen itu.

"belajar yang bener kamu-, dosen itu geleng-geleng kepala, dasar anak muda jaman sekarang! untung saya nggak jantungan!"

milo milih buat beralih ke toilet. sebagai orang yang sayang dengan kinara, pasti memiliki khawatir jika pacarnya sakit apalagi tanpa memberi kabar. satu kali milo menelponnya tanpa diangkat, dan dia berharap sekali lagi telepon rumah itu diangkat. dia beruntung dulu mama kinara memberikan nomor telepon rumah jika ada keadaan darurat.

"assalamualaikum, dengan siapa ya?"

"alhamdulillah dijawab. waalaikumsalam.. tante, ini milo."

milo berjalan mundar-mandir di depan pintu toilet.

"oh, milo. ada apa ya, mil?"

"kinara ada dirumah tan? soalnya hape-nya nggak bisa dihubungin,"

"kinara sakit, mil. badannya panas dari semalem, ini baru pulang dari dokter."

tatapannya seketika langsung berubah. dia merasa bahwa ada sesuatu yang menusuk dadanya, pelan tapi sakit. kenapa lo nggak ngabarin gue, ra? bodoh banget ya, gue, cewek gue sakit dan gue gatau.

"nanti milo jenguk, ya, tan balik kuliah."

"hmmmmm.. uhm?"

milo merasa ada yang aneh.

"tan?"

"boleh banget ko, eh-hm.. cuma-,"

"cuma apa tan, ngomong aja gapapa."

"kata kinara gausa, dia gamau ngerepotin kamu katanya,"

"serius tan, nggak ngerepotin sama sekali kok."

"hallo?"

telepon mati. nggak ada yang bisa dilakukan pria itu selain bersandar pada dinding. kemudian menutup matanya rapat-rapat. lo bukan kinara yang biasanya.














































 lo bukan kinara yang biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
someone like you | HAECHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang