25-bunda pulang

40 36 16
                                    

minum tak jadi, makanan tak ada. isi kulkas pun hanya ada beberapa butir telur, rasa-rasanya kali ini anak itu sedang bermusuhan dengan telur. karena timbulnya jerawat di dahinya ngebuat dia berpikir bahwa telur lah penyebabnya. maka lelaki itu memaksa untuk keluar beli makan. dengan memakai hoodie hitam dan celana tidur panjang.

alih-alih keluar, lelaki itu justru mengintip di bilik jendela. dirinya mendapati taxi online yang berenti tepat di depan pagar rumahnya. lalu, lelaki itu bersuara. "apa itu rea?" dirinya hendak menduga-duga.

"ah, mana mungkin itu cewek kucluk-kucluk dateng sendirian, mustahil!" pikirnya.

lalu, didapatinya seorang perempuan bersanggul dengan seragam dinas. ditambah koper hitam yang di tariknya.

mata cilo mendelik. "bunda?!!!!"

kakinya seraya bergetar. alih-alih berlari ke arah pintu, lelaki itu justru kelimpungan. dia memegangi kepalanya frustasi, rasa-rasanya kepulangan bunda membuat kepalanya ingin segera putus.

tanpa pikir panjang dia langsung berlari ke arah kulkas, didapatinya beberapa botol minuman yang berjejer. bukannya mencari kantong plastik, justru ketakutan sudah keburu menjalar membuat dirinya kelimpungan. sampai akhirnya, dia menemukan sebuah tas tenteng lalu memasukan botol-botol itu dengan cepat, dan dibawa larinya ke kamar, di letakkan di kolong tempat tidur.

dari lantai dua suara bel sudah berbunyi. tanpa suara bunda yang teriak, karena cilo tahu betul, bunda pasti ingin memberikan kejutan pada anak-anaknya. lantas, dia segera turun ke bawah lalu milih membuka kulkas lagi. jangan tanya, sekarang kepalanya mengucur keringat yang juga membasahi rambutnya.

entah ide gila apa yang ada di kepalanya itu, dia semakin menggerutu ketika bel berbunyi semakin tak henti-hentinya. maka sembari buka kulkas, dia berteriak.

"sebentar!"

diambilnya dua telur, lalu dipecahkan diatas meja makan dengan taplak yang barusaja di ganti oleh abangnya tadi pagi. tak peduli akan semarah apa milo, dia sudah tak ada pilihan lain. lalu dia mengambil satu butir lagi untuk dipecahkan secara sengaja di atas meja, membuat lendir telur itu berjatuhan menetes ke lantai. lalu anak itu berlari dan membuka pintu.

ketika di hadapannya ada seorang perempuan yang sudah tiga bulan meninggalkannya, maka lelaki itu pura-pura terkejut. itu memang kebiasaannya dengan milo, membuat bunda senang.

"BUNDA?!!!!"

"anak bundaaaaaa!!"

pelukan menjadi obat paling ampuh untuk menyembuhkan kerinduan. dan beberapa saat setelah itu, pelukan itu terlepas. mata bunda menilik, mencari-cari dimana anak pertamanya berada. karena ini kali pertama bunda pulang tanpa salah satu anaknya.

"abangmu mana, dek?"

cilo menggarukan kepalanya, dan sialnya, justru tangannya terkena lendiran telur. membuat dia merutukki dirinya sendiri dengan bodoh.

anjing! harus banget gue mandi lagi karena ulah gue sendiri?

"tanganmu kenapa itu lendiran apa, cilo?" tanya perempuan bersanggul itu.

di baju dinasnya ada sebuah nama, lengkapnya begini ; andanan pujiastuti, orang-orang memanggilnya bu puji. tetapi kedua anaknya memanggilnya bunda.

bunda harap kalian nggak perlu tanya, kemana suaminya? perlukah dia menjelaskan nama lengkapnya? rasa-rasanya hal itu tak perlu ditanyakan lagi. karena ketika cilo umur lima tahun, lelaki itu memilih untuk menikah lagi.

cilo memilih buat memegang gagang koper bundanya. "adek bawain ya, bun?"

bunda justru geleng-geleng kepala. "itu lendiran apa? kamu abis ngapain, dek?"

jarinya membentuk v. "sumpah, cilo nggak abis ngapa-ngapain! ini telor, bunda."

"hadeuhhhh ada-ada aja kamu, dek," ucapnya gereget dengan anaknya.

bunda masuk ke dalam rumah. melewati ruang tamu yang rapih, lalu beralih ke meja makan, sementara cilo di belakangnya membawa gagang koper itu dengan tangan berlendir. bunda membelalak ketika di dapatinya meja makan berantakan, juga dengan bau amis karena telur berceceran.

"ya allah, cilo, ini kamu abis ngapain, dek?"

"niatnya mau bikin kue, tapi tumpah semua," ucap anak itu berbohong.

bunda tertawa, dia mendekati anaknya yang dimatanya masih seperti anak kecil. "ada-ada aja kamu, dek. abang kamu mana? baru kali ini dia nggak ada pas bunda pulang," heran wanita itu kemudian mengambil banyak tissue dan berniat membersihkan meja makan.

"kayaknya bang milo pergi deh sama pacarnya,"

"kirana - kirana itu, kan? yang mana sih orangnya? perasaan belum dikenalin ke bunda,"ujar bunda sembari membersihkan lendiran telur di lantai.

cilo yang merasa bersalah, kembali memegang rambutnya dengan tangan berlendir. "kinara, bunda..." cilo membenarkan.

"iya kinara! yang mana sih?"

"yang itu-" lalu lelaki itu berdesis. "anjing!"

sialnya, bunda mendengarnya. dan di dapatinya bunda yang berdiri di hadapannya dengan mata menyipit.

"ngomong apa kamu? sekali lagi coba?"

cilo merengut. "maafin cilo bundaaaaaaa." rengek anak itu sembari memegang kedua tangan bunda.

dan ketika bunda merasakan tangannya dingin dan lengket, dia segera menatap cilo yang sudah ketakutan.

"maaf lagi.... hehe.." ucapnya bari cengegesan langsung lari ke lantai dua.

"CILOOOOOOOOOO!!!"

"MAAF, BUN! CILO MANDI DULU YA, BAU AMIS!" teriak anak itu dari balik pintu.

bunda melihat kedua tangannya dengan wajah kesal. "dasarrrrr!" tetapi kemudian berubah menjadi seulas senyum. "hm... tingkahnya masih seperti anak kecil, padahal umurnya sudah remaja. anak-anakku adalah kebahagiaan yang sempurna untukku."





















































"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
someone like you | HAECHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang