Creovilage 14

10 5 0
                                    

Happy Reading 🦋❤️


•••••

Pagi ini Kintan dan Audrey memutuskan untuk pergi ke apartemen Reina untuk menjemput Reina ke sekolah bersama. Kintan dan Audrey sudah sampai kira-kira lima menit yang lalu dan mereka memilih menunggu didalam mobil, tak selang beberapa lama Reina keluar dan Kintan membuka jendela mobil sambil berteriak nama Reina.

"REINAAAA.. SINII" teriak Kintan yang membuat orang sekitar melihat ke arah mereka

Reina berjalan ke mobil temannya dengan melambaikan tangan dan tersenyum.

"Pagi banget kalian jemput gue" tanya Reina yang sudah berada didalam mobil

"Kita nanti mampir beli bubur ayam dulu buat sarapan. Lo pasti juga belum sarapan kannn" balas Audrey

"Iya sih"

••••

"Sumpah-sumpah kita telattttt" ujar Kintan dari perjalanan menuju ke sekolah

Audrey dan Reina sudah biasa mendengar suara berisik Kintan, bahkan saat pagi-pagi seperti ini.

"Pak plis... Boleh masuk yaa.. Kita bawain bubur ayam buat bapak sarapan. Kita telat gara-gara bubur ayamnya antri banget pakk" ucap Kintan yang sedang membujuk satpam sekolah mereka

Gerbangpun terbuka. Suap bubur ayam mereka kali ini berhasil.

"Thank u pakkk" seru tiga gadis itu

Saat berjalan menuju kelas, mereka dicegah oleh Silla dan teman-temannya. Silla dan teman-temannya sudah berdiri disana dengan melipat kedua tangannya di depan dada dan tak lupa wajah angkuh mereka. Terlihat dari ekspresi wajah Audrey yang benar-benar muak dengan tingkah laku Silla.

"Mau ke kelas? Kalian tuli kali bel masuk udah bunyi daritadi?" ujar Silla sambil menatap tajam Reina

"Kalian. Ikut kita. Kalian harus dihukum karena udah telat" timpal teman Silla

Kintan menatap Silla dan teman-temannya dengan tatapan heran "Mau ngehukum kita? Kalian mau ngehukum kita? Yakin? Bukannya kalian juga harus dihukum karena belum masuk kelas padahal udah bel masuk"

Good jod Kintan.

"Lo lupa siapa gue ha?"

Reina mendekati Silla "Enggak dong. Silla yang terhormat. Kita bakal ngejalanin hukuman karena kita udah telat. Jadi kita harus ngapain?" balasnya

"Bersihin taman belakang, jangan sampai ada sisa sampah sedikit pun" ucap Silla

"BURUAN!" sahut teman Silla lainnya

Reina menatap kedua temannya "Yuk girls.."

"Reinn..." bisik Audrey dan Reina hanya mengangguk meyakinkan kedua temannya

Akhirnya merekapun pergi ke taman belakang seperti yang Silla suruh. Sebenarnya Audrey dan Kintan tidak paham dengan pikiran Reina yang tiba-tiba menuruti perkataan Silla. Mereka membersihkan taman belakang dengan kesal, membuangnya ke sembarang arah dan Reina yang melihatnya hanya diam saja, dan memindahkannya ke tempat sampah.

"Ih.. Kesel banget sama si Silla. Sok banget jadi orang. Anjing, anjing, anjing" cerca Kintan sambil membuang sapu yang ia pegang

Reina menghampiri Kintan dan mengambil sapunya "Udah.. Sapu lagi yuk, biar cepet selesai" ucap Reina dan membuat menghela nafasnya "Rein.. Lo kok jadi nurut banget sama Silla sihhh"

Reina mengangguk tak setuju "No Kin.. I just.." Reinapun membisikkan sesuatu kepada Kintan dan membuat Kintan menatapnya dengan tak percaya

"Bilangin ke Audrey ya"

Silla yang melihat dari kejauhanpun merasa dirinya menang, sekarang Reina telah tunduk padanya. Tidak ada satupun murid Creovilage yang akan menentangnya, dan ia bebas melakukan apapun.

"I'm winner again girls.." ucap Silla dan teman-temannya bertepuk tangan

"Of course Sil.. Lo pemeran utamanya" balas salah satu teman Silla

Silla tiba-tiba mendekati mereka yang tengah membersihkan taman belakang seperti yang Silla suruh. Audrey dan Kintan menyadari kehadiran Silla, dan mereka memberikan tatapan tajam kepada Silla dan temannya. Ekspresi wajah Silla sangat menyebalkan membuat Kintan hampir melayangkan tangannya ke pipi Silla tapi ditahan oleh Audrey.

Silla tiba-tiba mendekati Reina yang berada didepannya. Ia tersenyum licik.

Dalam hitungan detik, Silla dan langsung menancapkan pisau ke punggung Reina sontak Reina terkejut dan ia langsung jatuh pingsan. Audrey dan Kintanpun benar-benar panik, bahkan teman Sillapun tidak menyangka jika Silla akan melakukan itu kepada Reina.

Silla mendekatkan wajahnya ke Reina, dan berbisik "Gue udah bilang. Jangan terlalu ikut campur masalah Creovilage. Dan jangan ngedeketin Vanno. Tapi kayaknya lo tuli"

"Sill.. Lo gila? Kalo ketahuan gimana?" celetuk salah satu teman Silla

"Gak akan. Mereka nggak punya bukti, dan gue bakal ngehilangin sidik jari gue di pisau ini. Baru gue buang" jelas Silla sambil tersenyum bangga melihat Reina tak sadarkan diri

"Gila Sil. Lo keren banget"

"I know. Sekarang kita pergi dari sini"

Silla dan teman-temannya akhirnya meninggalkan Reina, Kintan dan Audrey. Dan Audrey langsung menelpon kekasihnya, Devon. Memberitahukan bahwa Reina tak sadarkan diri

"Apa?! Reina ditusuk Silla?" teriak Devon dari telepon

"Reina kenapa Dreyy"

"Duh. Kalian buruan kesini makanya. Gue di taman belakang. Buruan Van, kalo nggak calon ibu dari anak-anak lo bakal mati konyol cuma gara-gara nenek lampir"

Tutt. Audrey memutuskan teleponnya.

"Kok gini sih Drey.."

"Gue juga nggak tahu Kin" timpal Audrey dengan paniknya "Tapi lo ngerekam kejadian tadi kan?"

Dan Kintan hanya mengangguk.

Beberapa menit, akhirnya Vanno dan teman-temannya datang. Terlihat jelas dari raut wajah Vanno, ia benar-benar panik. Tanpa basa-basi Vanno langsung menggendong Reina dan membawanya ke rumah sakit, karena tidak mungkin UKS Creovilage menangani dengan cepat.

"Kok bisa Kin?" tanya Raka dengan kebingungan "Udah deh Ka.. Diem dulu. Nanti aja tanyanya. Pantes jomblo" balas Kintan dan berlari menyusul Vanno dan Devon

"Tahan Reinn.. Lo kuat.. Gue yakin lo kuat Reinn" lirih Vanno yang tengah berlari sambil menggendong Reina



•••••

Sampai ketemu di bab 15 guys, i hope u like it❤️

Thank u so much 🦋❤️

CREOVILAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang