Creovilage 39

11 3 0
                                    

Happy Reading 🦋❤️




•••••

Amanda baru kembali dari mengambil minuman untuk Aeryn dan teman-temannya, dan Aerynpun sendiri telah berbicara kepada orang tuanya. Orang tua Aeryn sangat menentang hubungan mereka, dikarenakan umur mereka yang berbeda sangat jauh, bayangkan saja umur Adrino 31tahun dan Aeryn baru saja menginjak usia 19tahun. Selain karena usia, orang tua Aeryn tidak menyukai pekerjaan Adrino.

"Udah jelas kan, kenapa mommy sama daddy lo ngelarang lo sama Adrino" ucap Amanda

Aeryn menghela nafasnya dan masih setia memeluk erat album foto itu lalu menoleh ke arah Vanno, Vanno sejak tadi hanya diam tanpa menatapnya.

"Berarti suara yang Reina- eh Aeryn denger waktu dia bunuh Bagas beneran suara Adrino dong?" celetuk Kintan yang berusaha mencairkan suasana

"Iya Kintan. Itu adalah memori Aeryn" jawab Amanda

"Gimana Ryn? Lo masih mau mencintai dia?" tanya Amanda

Aeryn menatap Vanno sebentar, lalu menatap fotonya bersama Adrino "Gue nggak bisa menyangkal saat gue inget Adrino, saat itu juga gue ngerasa gue masih cinta sama dia kak"

Jawaban Aeryn membuat semuanya terkejut, termasuk Vanno kekasih Aeryn sekarang sadar siapa pacar lo sekarang?" sahut Audrey

"Gue tahu Drey. Vanno selalu ada buat gue. Bahkan orang tua gue juga udah setuju gue sama Vanno. Vanno memperlakukan gue dengan baik. Tapi Adrino. Laki-laki yang dianggap pembunuh, monster bahkan mafia yang keji itu adalah laki-laki yang bisa mencintai gue dengan semua kelemahan dia. Gue tahu yang diperbuat Adrino nggak bener, gue tahu itu" jelas Aeryn panjang lebar

Vanno duduk mendekati Aeryn, laki-laki itu tiba-tiba memeluk Aeryn dengan erat dan Aerynpun membalas pelukan itu walaupun ada rasa ragu dihatinya "Pakai hatimu Aeryn.. Kau berhak bersama siapapun yang kau cintai.. Hal terpenting saat ini adalah aku sangat mencintaimu sweetie. Aku akan memberimu ruang dengan Adrino untuk bicara, dan untuk meyakinkan dirimu"

"Terimakasih Vanno.." balas Aeryn sambil menangis dalam pelukan Vanno

Sungguh. Ini menyakitkan bagi Aeryn, ia mencintai Adrino laki-laki yang dibenci oleh banyak orang, laki-laki yang mengukir namanya ditubuhnya sebagai tanda bahwa ia adalah milik Aeryn. Hanya Aeryn. Dan disatu sisi ia sedang bersama laki-laki yang disenangi banyak orang, laki-laki baik yang selalu mengabadikan momennya lewat foto, dalam kesempatan sekecil apapun itu Vanno selalu memotret Aeryn.

Akhirnya, setelah semua urusan mereka selesai Aeryn pulang dengan membawa koper yang berisikan barang-barangnya dan Adrino.

"Aku anter ya?"

Aeryn menggelengkan kepalanya, menolak ajakan kekasihnya "Nggak usah. Aku naik taksi aja. Aku duluan ya" balas Aeryn dan langsung pergi saat sudah berpamitan kepada Amanda dan teman-temannya.

Teman-teman Aeryn dan Vanno menatap kepergian gadis itu yang perlahan menjauh. Devon dan Raka mendekati Vanno, menepuk pundak Vanno pelan.

"Tenang aja. Aeryn bakal milih lo Van" ucap Devon yang berada disamping Vanno

"Bener tuh. Sekarang mendingan kita nginep dirumah Vanno. Gimana? Setuju? Setuju?" usul Raka yang langsung disetujui oleh Devon dan Vanno

Sedangkan Audrey dan Kintan dua gadis itu hanya diam sejak tadi.

"Gue nggak mau Aeryn jadi asing Drey" lirih Kintan yang menatap Aeryn pergi dengan taksinya

Audrey menghela nafasnya "Gue juga Kin. Kita semua nggak pengen jadi orang asing buat Aeryn"

"Tapi. Nama asli Reina bagus juga ya. Aeryn"

"Mulai"

•••

Aeryn baru saja sampai di apartemennya dan langsung membersihkan diri. Setelah beberapa menit ia keluar dengan baju tidurnya. Aeryn merapikan barang-barang yang ada di koper, ia menatapi barang-barang itu. Aeryn masih tak menyangka ia bisa melupakan pria yang sangat mencintainya dan melupakan semua tentang mereka.

Aeryn menatap fotonya bersama Adrino lagi, dan berdiri dari duduknya. Gadis itu memasang foto itu disamping tempat tidurnya, mungkin Adrino seorang predator berdarah dingin yang bisa membunuh siapa saja tapi itu juga bagian dari cara Adrino melindungi Aeryn, anak dari pengusaha terkenal dan kaya raya. Aeryn kembali duduk didepan kopernya dan menata barang-barangnya lagi.

Saat sedang membereskan barang-barangnya tiba-tiba ponsel Aeryn berdering.

"Mommy" ucapnya saat membaca nama si penelpon di ponselnya

"Halo mom.."

"Aeryn.. Kau baik-baik saja sayang?"

"Mom.. Apa aku boleh tetap bersama Adrino?"

"No Aeryn.. Untuk permintaanmu kali ini mommy tidak bisa mengabulkannya.. Aku cinta padamu sayang.. Kau butuh orang yang mencintaimu deng--"

"Tapi Adrino mencintaiku dan sangat melindungiku mom.. Dia tahu persis bagaimana caranya agar aku bahagia"

".... Dengan melukai dan membunuh orang lain Aeryn?"

"No mom.."

"Kau harus mendengarkan kata mommy, Aeryn. Kalau kau ingin Adrino tetap hidup"

Ucap mommy Aeryn dan langsung mematikan telponnya.

"Mom.. Sorry.. Aku hanya tidak bisa menyangkal bahwa aku benar-benar mencintai seseorang yang berdarah dingin itu, seseorang yang membunuh banyak orang yang melukaiku.. Aku suka caranya melindungiku mom.." ucap Aeryn dan menangis ditempat





•••••

HAI HAI HAII

apa kabar semuanyaahhh?

bab 39 sudah selesai, dan sampai bertemu di bab 40 ya 🤗

mau bilang makasih banget buat yang udah baca xixixixi

SEE U DI BAB CREOVILAGE SELANJUTNYA YAAAA ❤️❤️❤️

THANK U ❤️

CREOVILAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang