Creovilage 47

8 2 0
                                    

Happy Reading 🦋❤️





•••

Adrino membanting semua barang yang terlihat dimatanya dan melempar botol minuman dengan harga fantastis itu, Adrino tidak menyangka jika Aeryn miliknya itu benar-benar mengakhiri hubungan mereka. Adrino baru saja memeriksa semua sosial media Aeryn dan semua diblokir, Aeryn memblokirnya itu berarti Aeryn bersungguh-sungguh dengan ucapannya saat disekolah.

Dan disisi lain, Stella mengintip kamar kakaknya yang sudah acak-acakan dengan barang-barang yang pecah. Stella sebenarnya tidak tega melihat kakaknya, tapi Stella juga tidak tega jika Aeryn harus terjebak dengan Adrino dan bertengkar dengan orang tuanya seperti dulu.

"Ino.." ucap Stella saat memasuki kamar kakaknya

Adrino menoleh dan langsung memeluk Stella.

"Udah. Lupain Aeryn" ucapan Stella membuat Adrino langsung melepaskan pelukannya

"Ella.. Aku sangat mencintai Aeryn. Bagaimana aku bisa melupakannya.. Aku sangat mencintainya, El.." 

Stella menghela nafasnya dan memunguti barang-barang yang berserakan. Dan kebetulan ia mengambil sebuah foto, foto dirinya dengan Adrino dan juga Edward.

"Lupain Aeryn. Kau sudah terlalu asing bagiku dan Edward.. Sampai.. Sampai kau bisa melempar foto ini. Jika kau tak ingin menyimpannya, aku saja yang menyimpan"

Adrino langsung mendongakkan kepalanya.

"Ino. Kalau kau lebih memilih Aeryn daripada aku dan Edward. Tidak masalah. Aku dan Edward akan pergi" ucap Stella lalu meninggalkan kamar Adrino

"El.." Adrino bangun dari duduknya dan mencegah adiknya. Benar yang dikatakan oleh Stella, selama ini ia hanya memberikan cintanya pada Aeryn dan hanya melindungi Aeryn

"Maaf El. Maaf jika kakak tidak pernah mem--"

Stella melepaskan genggaman tangan Adrino "Jangan minta maaf lagi.. Aku dan Ed tidak butuh itu Adrino Xendrick. Urus saja wanitamu itu, aku sangat bisa menjaga Edward sendiri"

"Oh ya. Dan ini" Stella mengambil dompetnya disaku celananya dan mengambil beberapa card

"Aku bisa menjaga dan merawat Edward tanpa ini semua" ucap Stella untuk terakhir kalinya dan pergi begitu saja

Stella berlari kecil menuju kamar Edward.

"Kenapa El?" ucap Edward yang kebingungan dengan kehadiran Stella didepan kamarnya

Buru-buru Stella menarik Edward dan Edward hanya pasrah walaupun ia sebenarnya kebingungan.

"STELLA. EDWARD. BERHENTI" teriak Adrino sambil menyusul keduanya

Edward pun langsung berhenti dan menoleh ke arah Adrino, kakaknya.

"Ada apa lagi? Bukannya kau hanya perlu Aeryn saja dalam hidupmu hm?"

Ucapan Stella membuat Edward kebingungan tapi Edward langsung paham dengan perkataan Stella.

"Aku dan Ed tau cara menjaga diri. Dan kau tak perlu khawatir jika aku dan Ed akan membuat namamu menjadi jelek. Kami sangat menghormatimu sebagai kakak kami"

"Stella.. Tidak seperti itu.. Jangg---"

"Ed. Kau ikut kakakmu itu atau ikut aku"

Edward menatap kedua kakaknya secara bersamaan, Adrino memang memberikan semua hartanya semua uangnya tapi Stella kakaknya itu bisa menjaganya dan mengasihinya layaknya mendiang mommy dan daddynya.

"Maaf kak. Aku sangat menyayangimu. Tapi Stella lebih menyayangi adik kecilnya ini"

Edward adalah anak terakhir dari keluarga Xendrick. Dan ya, ia memiliki sifat sedikit lebih lembut daripada kedua kakaknya.

"Oke. Kita pergi" ucap Edward

Adrinopun terus berusaha mengejar kedua adiknya itu sambil berteriak nama mereka namun tak digubris oleh keduanya. Mereka telah pergi dan membawa mobil dengan kecepatan tinggi.

Adrino benar-benar menyesal, ia selama ini hanya memberi mereka uang, uang dan uang. Tanpa Adrino sangka kedua adiknya juga butuh Adrino disampingnya untuk menggantikan kedua orang tua mereka yang telah tiada.

•••

"Kita kemana kak?"

"Sementara kita ke Amanda dulu. Matiin hp lo, kita beli hp baru besok" jawab Stella sambil fokus menyetir

"Amanda disini?"

"Ya"

Selama perjalanan kedua memilih saling diam, Edward sibuk menonaktifkan semua sosial medianya dan kakaknya sedangkan Stella wanita itu masih fokus pada jalanan.

Beberapa menit berlalu, kini mereka sampai di minimarket milik Amanda. Dan Amanda si pemiliknya juga sudah menunggu mereka diluar. Sebenarnya Stella sudah merencanakan ini jauh-jauh hari dan Amandapun mengusulkan untuk tinggal di tempatnya sementara, dan Amanda juga meminta beberapa anak buahnya menjaga Stella dan Edward.

"Man.. Sorry.. Gue --"

"No. Yuk masuk"

Merekapun akhirnya masuk dan Amanda mengantarkan mereka ke kamar mereka masing-masing. Edward sejak tadi diam, ia mulai ragu dengan keputusannya.

"Kita nggak papa El? Adrino sendirian disana?"

Stella merangkul adiknya "Tenang Ed. Adrino rela kehilangan apapun asal Aeryn disampingnya"

"Ya juga sih"







•••••

Hai hai haiiiiii...

Akhirnya bab 47 ❤️❤️❤️❤️❤️

No comment sih, apalagi sm sifat adrino, wkwkwkkwkwk

NGESELIN.

THANK U ❤️

CREOVILAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang