Creovilage 18

10 3 0
                                    

Happy Reading 🦋❤️



•••••

B

eberapa hari berlalu setelah kejadian tersebarnya video penusukan Silla terhadap Reina. Walaupun sudah tersebar, tapi Silla masih tetap berperilaku seenaknya dan masih sering membully banyak anak. Reina kini sudah berada di kamarnya dengan dress berwarna hitam dan rambut yang baru saja ia catok. Malam ini Reina ada janji dengan Vanno untuk makan malam.

Reina berkali-kali menatap dirinya dicermin, memastikan bahwa ia sudah sempurna.

"Kok gue gugup sih" ucap Reina yang melihat pantulan dirinya dicermin "Oke Reina.. Lo udah cantik. Udah. Jangan gelisah. Tenang huhhh" ucapnya lagi sambil mengatur nafasnya

Setelah cukup tenang, Reina akhirnya memilih sepatu apa yang akan ia pakai.

Ctung

Vanno
Rein gue udah didepan ya

Reina
Oke tunggu

Reina meyakinkan dirinya sendiri dan langsung pergi.

Vanno yang menunggu Reina daritadi cukup jenuh, ternyata Reina sama saja dengan perempuan lainnya yang ketika berdandan cukup lama. Beberapa menit berlalu akhirnya Vanno melihat Reina dengan dress berwarna hitam dan heels berwarna senada, gadis itu berjalan dengan anggun menuju Vanno.

"Lama ya Van? Sorry"

Vanno masih saja menatap Reina dengan takjubnya.

"Vann?" ucap Reina lagi

"Hm? Oh yaa. Gapapa santai aja" balas Vanno dan langsung membukakan pintu mobil untuk Reina

Saat berada ditengah perjalanan, Vanno memberhentikan mobilnya di suatu toko bunga, Reina hanya menatap bingung Vanno yang tiba-tiba saja keluar tanpa sepatah kata pun.

Vanno kembali dan memberikan Reina sebucket mawar merah dan membuat Reina menoleh kearahnya "Buat gue?"

Vanno hanya mengangguk.

"Thank u Van" ucap Reina sambil memandangi bunga-bunga yang mekar dengan sempurna itu

•••

Mereka berdua sampai di restoran dan ternyata Vanno sudah memesan ruangan VVIP untuk makan malamnya dengan Reina. Reina menatap Vanno dengan lekat, tanpa sadar senyuman tercetak diwajah cantiknya.

Reina menatap dekorasi diruangan itu, benar-benar cantik dan hanya ada dirinya dan Vanno saja. Sambil menunggu makanan mereka datang, mereka berdua memilih untuk mengobrol santai membahas hal-hal ringan.

Seperti biasa Vanno yang memulai pembicaraan mereka "Sorry ya Rein.. Kalo gak sesuai ekspektasi lo"

"Ini itu dinner paling sempurna Vanno.. Perfect banget, nggak ada yang kurang. Gue suka banget. Makasih yaa" balas Reina sambil tersenyum manis

"Sebenernya ini juga ide Devon sih. Gue juga nggak terlalu paham"

"Lo nggak pernah pacaran Van?" tanya Reina dan membuat Vanno sedikit terkejut

Vanno menundukkan kepalanya dna menarik nafasnya "Pernah Rein. Udah lama banget tapi"

"Putus karena apa?"

"Dia selingkuh"

Cowo setampan dan sesempurna Vanno saja diselingkuhi. Reina sangat ingin tahu bagaimana keadaan mantan Vanno sekarang.

"Sorry yaa. Jadi bahas mantan"

"It's okay Rein"

Akhirnya suasanapun canggung dan mereka memilih saling diam. Tapi untungnya setelah beberapa menit, makanan mereka  datang.

"Selamat makan Rein" ucap Vanno yang tersenyum lebar dengan menatap Reina secara intens

Reinapun membalas tatapan Vanno "Selamat makan Vanno"

Sangat sunyi. Hanya ada suara dentingan yang berasal dari sendok dan garpu mereka serta alunan musik klasik eropa. Suasana romantispun tercipta.

Tingg

Reina dan Vanno menatap ponsel mereka masing-masing yang baru saja bunyi secara bersamaan lalu mereka saling bertatapan. Dengan buru-buru mereka memeriksa, pesan dari siapa yang mereka dapat.

Setelah membuka ponsel mereka, mereka lagi-lagi saling menatap tanpa suara.

Dengan ragu Vanno memulai percakapan "Dari grup kelas?"

Reina hanya mengangguk dengan tatapan lurus ke depan.

Mereka berdua mendapat pesan dari grup.

"Gak nyangka manusia itu mati dengan damai"

Ucapan Reina barusan membuat Vanno mengerutkan kedua alisnya.

"Dia lebih baik mati Rein. Supaya nggak ada banyak korban lagi"

Reina hanya tertawa kecil "Gibran. Akhirnya manusia itu mati. Karena apa ya Van?"

Vanno diam sebentar, seolah-olah ia sedang berfikir "Dibunuh mungkin?"

Reina dan Vanno saling tertawa mendengar jawaban itu.

"Kita lanjutin dinner kita terus langsung pulang ya" ucap Vanno dengan mengelus lembut tangan Reina

"Ya.."

•••

SMA Creovilage pagi hari ini sedang berduka, mereka mengadakan upacara untuk menghormati kepergian pak Gibran selaku kepala sekolah SMA Creovilage. Pagi di Creovilage cukup dingin, membuat perasaan gelisah diantara mereka.

Setelah melakukan upacara, semua guru dan murid-murid Creovilage pergi ke rumah pak Gibran. Mereka pergi dengan menggunakan bus sekolah dan kendaraan pribadi mereka.

Reina, Audrey dan Kintan sedang menunggu Vanno dan teman-temannya. Mereka sepakat untuk bertemu di depan kelas Reina. Cukup lama mereka menunggu, akhirnya Vanno dan teman-temannya menampakkan diri.

"Lama banget sih, pada nyasar?" cerca Audrey dan langsung mendapat pelukan hangat dari Devon

"Kalian bertiga bawa mobil sendiri-sendiri?"

Dan mereka bertiga kompak mengangguk bersamaan.

Kintan menghela nafasnya "Gue ramal. Audrey sama Devon, Reina sama Vanno. Dan gue harus sama si iblis ini"

"100 buat sepupu gue. Yaudah yuk"

"Yuk Rein" ajak Vanno dan tiba-tiba Reina menggenggam tangan Vanno. Vanno terkejut dengan apa yang Reina lakukan

"Yuk" Vannopun membalas genggaman tangan Reina





•••

pak Gibran mati gara² apa ya kira☹️🤔

CREOVILAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang