Creovilage 08

21 6 0
                                    

Sebelum baca mari kita berdoa dulu agar tidak ada kata² kasar untuk pak Gibran, berdoa mulai..🙏🏻🙏🏻

Terimakasih semua, selamat membaca dan jangan lupa vote dulu dongg🤬😠☺️

makasih..

Happy Reading 🦋❤️

•••

Hari ini Reina dan kedua temannya memilikinya rencana untuk berangkat lebih awal, karena biasanya kepala sekolah mereka hanya ada di sekolah sampai pukul 07.00 saja. Reina kini sudah berada disekolah, dan mobil kedua temannya sudah  ada yang artinya mereka sudah berada dikelas.

"Gue... Telat .....?" ucap Reina dengan nafas tersengal-sengal

Kintan menarik tangan Reina untuk langsung bergabung bersamanya "Kita nunggu Vanno sama temen-temennya dulu yaa"

"Kenapa?" tanya Reina heran

"Rein.. Kita punya rencana setelah ketemu sama pak Gibran, kita ke kelas Bagas. Bagas yang kemarin diberitain hilang" penjelasan Audrey membuat Reina mengangguk setuju

Setelah beberapa menit berlalu, Vanno dan teman-temannya akhirnya datang sambil membawa makanan.

"Sorry kita telat" ucap Vanno dengan dingin

"Vanno.. Vanno.. Pagi ini makin dingin gara-gara lo" seru Kintan dan Vanno hanya mengedikan bahunya

Dan akhirnya mereka memulai pembicaraan mereka.

"Jadi nanti jangan semua ke pak Gibran, dan jangan semua ke kelas si Bagas. Kita bagi dua. Gue, Reina sama Audrey nemuin pak Gibran. Kintan, Devon sama Raka ke kelas Bagas. Gimana?" jelas Vanno

Devon menyenggol pelan lengan Raka "Bisa aja temen lo modusnya"

"Von serius"

"Iya Vanno.. Yaudah yuk"

Akhirnya merekapun ke tempat yang sudah mereka rencanakan. Dan dimulai dari Reina, Audrey dan Vanno, mereka berjalan dengan terburu-buru menuju ruangan kepala sekolah. Perlu kalian tahu, ruangan kepala sekolah di Creovilage hampir seperti satu unit mewah apartemen, cukup besar dan letaknya cukup jauh dari kelas siswa siswi Creovilage.

"Jauh banget.." ucap Reina dengan pelan namun terdengar oleh teman-temannya

Setelah berjalan cukup lama, mereka sampai diruangan kepala sekolah.

Reina menatap ragu Audrey "Ini ruangannya? Nggak salah Drey?"

"Enggak Rein.."

Vannopun mengetuk pintu itu, dan terdapat jawaban dari dalam. Mereka bertiga langsung masuk dengan jantung yang berdebar, walaupun Audrey suka mencari masalah, tapi ini pertama kalinya ia berhadapan dengan pak Gibran.

"Selamat pagi pak" sapa Vanno dengan ramah

Pak Gibran tersenyum menyambut mereka "Selamat pagi.. Ada apa, kalian pagi-pagi menemui saya?" tanya pak Gibran tanpa basa-basi

Audrey, Vanno dan Reina saling bertatapan.

"Ja..jadi.. Kita mau membicarakan sesuatu dengan pak Gibran" ucap Reina dengan berhati-hati, ia tak ingin hilang dan mati konyol di sekolah ini

"Baik.. Silahkan duduk"

Mereka akhirnya duduk dengan ragu.

"Ada apa" tanya pak Gibran dengan dingin

Kali ini Reina memberanikan dirinya untuk memulai pembicaraan "Ma-maaf sebelumnya.. pak. Saya dan teman-teman saya disini.. Ingin.." ucap Reina dan diakhiri dengan menatap Audrey yang berada disebelahnya

"Jadi seperti ini pak. Saya dan teman-teman saya, kemarin baru saja mendapatkan berita bahwa Bagas siswa 11 IPS 2, hilang" jelas Audrey

Pak Gibran hanya menatap mereka "Lalu? Apa hubungannya dengan saya?" tanyanya dengan nada rendah

"Jelas ada dong pak. Dia siswa Creovilage, dan dia bahkan kami semua tanggung jawab bapak sebagai kepala sekolah. Dan Bagas hilang gitu aja tanpa kabar, bapak bisa bilang "Apa hubungannya dengan bapak?" pakk.."

BRAKK

"Cukup. Kalian fokus saja dengan sekolah kalian. Jangan ikut campur urusan lain" ucap pak Gibran setelah menggebrak meja "Dan, satu lagi. Kalau kalian masih mencari-cari tahu Creovilage bahkan anak-anak yang hilang itu. Saya bisa pastikan kalian akan hilang juga" ucap pak Gibran dengan nada sedikit tinggi

"Dan kamu" ucapnya sambil menunjuk Reina "Kamu murid baru disini. Jangan macam-macam, saya bisa menghilangkan kamu bahkan detik ini" ancam pak Gibran pada Reina

"Bapak pikir saya takut untuk dihilangkan? Saya samm--"

"Rein.. Udahhh" Vanno berusaha menahan Reina.

Reina hanya tersenyum "Saya sama sekali tidak takut pak.. Saya curiga. Siapa bapak dan siapa sebenarnya pemilik Creovilage ini"

Plakk

Pak Gibran baru saja melayangkan tamparannya ke pipi Reina sehingga meninggalkan bekas merah.

"Keluar kalian" seru pak Gibran sambil menatap tajam Reina

Akhirnya merekapun keluar meninggalkan ruang kepala sekolah. Mereka menghela nafasnya kasar, sambil menatap jendela yang terbuka itu. Mereka saling bertatapan.

"Kita ke taman belakang" ucap Vanno dan langsung diikuti Reina dan Audrey

Sampainya ditaman belakang, mereka bertiga langsung duduk dan meluruskan kaki mereka. Vanno menatap cemas Reina, sedangkan Reina hanya menunduk daritadi.

"Rein.. Lo.. Ng-nggak kenapa-kenapa kan?" tanya Vanno dengan ragu sedangkan Reina hanya menjawab dengan senyuman

"Gila... Gila. Bisa-bisanya tuh orang nampar Reina.. Padahal apa yang dibilang Reina itu udah bener. Gue nggak habis pikir sama pak Gibran" ucap Audrey dengan nafasnya yang tak beraturan

Vanno mengangguk setuju "Yang selama ini kita duga-duga bener Drey.. Pak Gibran pelakunya. Kita tunggu yang lain, gue udah chat mereka buat langsung ke taman belakang. Setelah udah selesai semua. Kita ijin buat pulang duluan, dan kita bicarain ini diluar sekolah"

"Di apartemen gue aja gimana?" usul Reina

"Boleh tuh.. Asal nggak ngerepotin lo Rein" balas Audrey "Enggak lahh"

"Mau ke UKS?" tanya Vanno dan Reina menoleh "Nggak usah.. Cuma ditampar doang"

Audrey bergeming sebentar "Ehmm.. Ck.. Gue rasa nggak salah juga kalo si Bagas ngilang, dia kan parah banget"

"Bahkan dia pernah ngerangkul lo kan Rein.. Yang waktu di depan kelas. Ya kan?"

"Ohhhhh!! Itu Bagas? Hmm.. Iyaa.. dia pernah ngerangkul gue dan ngajak ke hotel" jawab Reina dengan jujur

"Udah gila si Bagas. Kelewatan banget" sarkas Vanno yang terlihat tidak nyaman dengan apa yang Reina sampaikan

Audrey menatap curiga Vanno "Ciee... Vanno, khawatir banget ya sama Reina"

"Lo gak marah temen lo main dirangkul-rangkul sama si Bagas?" tanya Varo dengan nada dingin

"Iyaa.. Marah sih. Tapi biasa aja dong"


•••

Kita langsung ketemu di bab selanjutnya aja ya, byee!!

CREOVILAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang