Suara kaki menuruni tangga terdengar pelan. Hingga sang pemilik suara benar-benar terlihat. Gadis cantik yang sudah rapi dengan seragam putih-birunya. Rambut panjangnya sengaja ia kuncir menjadi satu kebelakang, menyisakan poni tipis yang menutupi dahinya.
"Pagi ma," sapa gadis itu.
Senyap..
Tak ada jawaban walau sosok yang dipanggil mama tersebut ada di meja makan.
Bila menghembuskan nafasnya pelan. Selalu seperti ini. Ia kadang iri dengan adiknya yang selalu di perlakukan dengan baik oleh mamanya.
Nabila menarik kursi tepat di depan sosok mama tersebut. Mengambil selembar roti sebelum ia oles dengan selai coklat kesukaannya.
Tak berselang lama terdengar suara kaki yang seakan berlari menuruni anak tangga, disusul lengkingan suara gadis kecil dengan riangnya.
"Pagi mama!" Teriak Zeela dengan riangnya.
Zeela Athela Andrianka. Gadis 12 tahun itu sudah rapi dengan seragam putih merah nya. Hari ini hari pertamanya masuk sekolah menengah. Ia sangat bersemangat.
Ya walaupun begitu, Zeela punya satu kekurangan. Jantungnya. Ia lahir dalam keadaan jantung yang tidak sempurna. Maka dari itu, jangan heran jika mama sedikit memperlakukan Zeela sedikit lebih istimewa. Sedikit? Ya sedikit....
"Pagi kak," sapa Zeela pada kakak yang lebih tua tiga tahun darinya itu.
"Pagi Zee," balas Bila.
"Zeela ini makannya udah mama siapin," ucap Rayana sambil menyodorkan piring berisi lauk pauk yang sudah sedemikian rupa ia susun.
"Aaa lucu," ucap Zeela saat melihat brokoli sebagai rambut kribo dari makanannya.
Bila tersenyum tipis melihat gurat bahagia adiknya. Namun tak dapat ia pungkiri, Bila juga iri dengan sang adik. Bolehkan ia juga mendapat perlakuan yang sama dari sang ibu? Bila juga ingin ma.
Bila terus mengunyah roti coklatnya pelan. Menegak air putih di sampingnya sedikit guna memperlancar tenggorokannya.
"Kakak gak makan nasi?" tanya Zeela. Bocah 12 tahun itu tahu betul, jika kakak nya selalu pingsan jika tak memakan nasi sebagai sarapannya.
"Enggak Zee, kakak lagi pengen roti," balas Bila seadanya.
Bila berdeham pelan sebelum memberanikan diri memanggil sosok wanita di depannya. "Ma." Panggilannya.
Rayana melirik anaknya sebentar lalu kembali fokus pada piringnya.
"Papa kapan pulang ma?" tanya Bila.
"Papa masih sibuk," jawab Rayana seadanya.
Narendra. Kepala keluarga yang selalu sibuk dengan pekerjaannya. Ia jarang ada di rumah. Ia lebih suka berada di luar kota bahkan ke luar negeri untuk mengurus bisnisnya. Namun bukan hanya itu saja alasannya ia tak betah di rumah, dan jawabannya hanya Narendra yang tau.
Bila menghela nafasnya. Ia rindu papa. Ia rindu superhero nya.
Bila memaksa menelan rotinya. Meneguk segelas air yang tersisa hingga habis.
"Bila berangkat ma," pamitnya.
"Kakak berangkat Zee, take care di sekolah baru." Bila mengacak sedikit tatanan rambut sang adik lalu melangkah menjauh.
"Kakak juga!" Balas Zeela.
Setelah menyalami sang mama. Bila pun beranjak keluar. Hingga langkahnya benar-benar berhenti di depan pintu rumah. Ia menepuk dahinya pelan. Bagaimana ia lupa jika hari ini pak Agus ijin tak bisa mengantarkannya karena beliau sedang sakit.
"Kak Bila!" Teriak Zeela sambil menepuk bahu Bila kasar yang membuat Bila terlonjak ditempat.
"Ihh ngagetin aja Zee!"
"Kakak belum berangkat?" tanya Zeela.
"Kakak lupa pak Agus gak berangkat," balas Bila.
"Yeay! Bareng aku aja yuk kak."
"Mama! Kak Bila berangkat bareng aku ya," ucap Zeela yang meminta izin pada mamanya.
"Gak bisa! Mama ada urusan. Gak bisa anterin Bila," tolak sang Rayana.
"Yah ma," ucap Zeela dengan nada kecewa.
Bila tersenyum kecil, mengacak rambut adiknya lembut. "Gak papa Zee, kak Bila bisa pesen gojek nanti. Kamu berangkat gih, nanti telat."
"Iya deh," terdengar sekali nada yang di ucapkan Zeela tak se-riang biasanya.
Setelah adiknya benar-benar pergi. Bila pun buru-buru memesan ojol untuk ke sekolah. Ia tak boleh terlambat di hari pertama ia masuk SMA.
Tak lama bapak ojol pun datang. Bila bisa pastikan bapak ojol ini berumur lebih dari setengah abad. Terlihat motornya pun, tak sekeren motor pada ojol yang lain.
"Mbak Nabila Andrianka?" ucap bapak ojol tersebut memastikan.
"Iya pak," jawab Bila.
"Ini mbak helmnya."
"Terimakasih pak." Bila pun menerimanya helm hijau tersebut lalu ia pakai di kepalanya.
Bapak ojol kali ini terlihat ramah dan sangat baik. Tolong ingatkan Bila untuk memberi bintang tujuh untuk bapak ojol.
"Mau berangkat sekolah ya mbak?"
"Engga pak, mau begal," jawab Bila ngasal.
"Haha, bercanda pak. Mana ada begal seimut saya," sambungnya saat melihat raut wajah bapak ojol yang berubah.
Perjalanan menuju sekolah barunya terasa hangat, karena obrolan mereka berdua. Huft, Bila jadi semakin rindu papa. Kapan papa pulang?
Obrolan mereka berhenti kala motor bapak ojol itu sedikit tersendat. Lalu tiba-tiba terhenti.
"Kenapa pak?" tanya Bila.
"Aduh kayaknya rewel lagi ni mbak," jawab bapak ojol tak enak hati.
"Aduh gimana ya? Mbak nya pesen ojek lain aja, nanti takutnya telat."
Tak mau telat, Bila pun segera memesan ojol yang lainnya. Ia menunggu ojol barunya bersama bapak ojol tadi. Bahkan bapak ojol menolak ongkos darinya jika Bila tak memaksa.
Tanpa Bila ketahui ada sesosok cowo yang memperhatikannya dari sebrang jalan. Cowo dengan seragam SMA yang dibalut jaket kulitnya, jangan lupakan helm full face yang menutupi wajahnya.
~~
TINN!!
cowo itu tersadar dari lamunannya. Ia menggelengkan kepalanya pelan, lalu segera mengegas motornya sebelum pengendara dibelakangnya bertambah marah.
Cowo itu juga tak habis pikir kenapa fukusnya teralihkan hanya karna melihat gadis imut berseragam SMP? Entahlah cowo itu merasa ada sesuatu dengan gadis imut tersebut. Rasanya tak asing namun ia merasa belum pernah bertemu dengan cewe tadi.
Ia segera menghalau pikirannya. Ia tak mau dianggap sebagai pedofil karna memikirkan gadis dibawah umur.
Cowo itu terus melajukan motornya. Ia harus sampai sekolah lebih cepat, karena ia merupakan anggota OSIS yang otomatis menjadi panitia MPLS untuk siswa baru kelas X.
.
.
.
Segitu dulu ygy
Sambung besok lagiPapaayyy 💃
KAMU SEDANG MEMBACA
BILA [END]
Teen FictionSEQUEL OF ANINDYA!! ~~ Singkatnya tentang Bila yang ingin dipeluk mama:) ~~ Nabila Sheira Andrianka atau kerap disapa Bila, merupakan anak sulung dari keluarga Andrianka. Bila mempunyai mimpi sederhana, yaitu dipeluk mama. Sedari kecil Bila tak pern...