08||SEKOLAH

187 16 3
                                    

_Aqila_

^^^
Ig👇

@sptxirl_

°°°°°°°°

"AQILA!!!." Teriak Rian bergema dari ruang tamu.

Qila keluar dari kamarnya dan berlari untuk segera sampai di ruang tamu itu.

"A-ada apa p-pa?" Tanya Qila bergetar melihat wajah Rian penuh dengan kilat kemarahan.

Plak

"APA BISA KAMU TIDAK BUAT ULAH HAH!!."

"M-maksud papa apa?" Qila bertanya dengan sisa keberaniannya dan merasakan panas di pipinya akibat tamparan Rian

"Pihak sekolah nelfon saya kalo kamu sering tidak ikut pelajaran." Ucap Rian dingin menahan amarahnya yang sebentar lagi akan memuncak.

"KAMU ITU SUDAH BIKIN SAYA MALU!!."

" Maaf pa, qila udah bikin kalian malu." Ucap qila sambil menunduk.

"Ya kamu itu bisanya hanya bikin malu keluarga dan hanya bisa menjadi beban buat keluarga saya."

Jleb

Hati qila begitu sakit mendengar kata-kata Rian, memang perkataan itu bukan yang pertama kalinya.

Namun, siapa yang tidak sakit jika orang tua kita sendiri seperti tidak menginginkannya kita?.

Dan apa 'keluarga saya' jadi qila tidak di anggap di keluarga ini?

"Sebegitu bencinya papa sama qila?."

"Iya saya sangat benci dengan kamu." Ucap Rian menekan kata-katanya dan menarik rambut qila.

Argh..

"S-sakit pah, A-ampunn."

"AMPUN KAMU BILANG!? KAMU ITU HANYA PEMBAWA SIAL AQILA!!!." teriak Rian menghempas tubuh putrinya.

Badan Aqila terhempas ke dinding, tubuhnya seperti mati rasa dan tak lama ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

Prang

Bugh

Plak...

"S-sakit pah, t-,tolong j-jangan p-pukul---."

Belum sempat qila menyelesaikan ucapannya ia lagi-lagi mendapatkan tendangan keras di perutnya.

Qila terbatuk-batuk dan mulut qila mengeluarkan darah kental. Kepala terasa begitu berputar.

Sebelum kesadaran qila hilang, ia melihat Rian berjalan menjauh tanpa mempedulikan keadaan gadis itu akibat perbuatannya sendiri.

"S-siapa p-pun t-tolong q-qila."

🍁🍁🍁

"Dateng juga lo berdua, gue kira kalian gak dateng." Ucap Dirza melihat arthan dan Rafa.

"Tau tuh, lama banget. Udah jamuran kita nungguin lo berdua." Sambung Julian.

"Yaelah sorry kali, ada sedikit masalah tadi dirumah." Rafa menyahuti.

Arthan duduk di disamping Julian dengan wajah datarnya. Ia tidak menyahuti perkataan temannya.

"Adek lo berdua lagi?". Tanya Julian dan yah tepat sasaran.

"Hm."

"Kalian siksa dia?."

"Bukan kita, tapi bokap." Rafa menjawab acuh, ia malas membahas gadis itu.

AQILA(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang