21|| DI KORIDOR

181 27 8
                                    

Sebelum baca, wajib vote dulu ya nak! Kalo udah baru lanjut baca🌸🌸
.
.
.
.
.
.
.
.

_Aqila_

^^^
Ig👇

@aqilasdrn_
@elvanorhj
@sptxirl_

°°°
Happy reading<3

"DENGERIN PENJELASAN APA HAH! GAK GUNA DENGERIN OMONGAN SAMPAH KAMU VAN." qila berteriak sekuat tenaganya.

"Gue khilaf la."

"CUKUP VAN CUKUP! AKU KECEWA SAMA KAMU." qila berhasil melepaskan tangan vano dari tangannya. Segera berlari dari laki-laki itu.

Vano berlari mengejar qila, memeluk tubuh gadis itu dari belakang,-"jangan pergi." Suara berat itu begitu bergema di telinga qila.

"Lepasin aku." Qila berucap dengan lirih, memberontak dalam dekapan vano.

"Gue gak bakal lepasin lo, gue tadi khilaf la." Vano membalikkan tubuh gadis itu membuat mereka saling menatap.

Qila tersenyum kecut,-"Khilaf?." Tanya qila mengepal tangannya erat.

"Lo harus percaya sama gue la, gue juga tadi gak sengaja." Vano terus berusaha menyakinkan qila, memegang kedua tangan qila namun ditepis oleh qila dengan kasar.

"Sekarang aku tanya, kalo aku tadi gak samperin kamu kekamar. Menurut kamu apa yang bakal terjadi?." Membalas tatapan vano.

Menyekat air matanya yang masih setia menetes. Menatap Vano dengan tatapan tersirat luka.

Vano diam, tak menjawab pertanyaan gadis itu. Lidahnya seakan kaku untuk berucap,  hatinya gundah. Merasa sesak melihat mata gadis itu.

"Gue brengsek banget ya?." Tanya vano, meraih tangan qila namun gadis itu tetap menepis tangannya kasar.

"Iya, KAMU BRENGSEK VANO." qila menunjukkan wajah laki-laki itu.

"Maaf, maafin gue."

"Udah lah, jangan meminta maaf jika kamu masih mengulangi kesalahan yang sama vano, hiks."

"Maaf." Lagi dan lagi qila muak dengan kalimat itu.

"Mending kamu balik ke rumah kamu Van, Syeira lagi nungguin kamu." Qila memalingkan wajahnya, menatap ke arah lain.

"Gue cuma mau lo."

"Udah deh Van, pliss tinggalin aku sendiri disini." Qila berkata lirih.

"Gak, gue gak bakal tinggalin lo disini sendiri. Ini udah malem qila."

"Apa pentingnya aku disini? Gak ada juga kan buat kamu." Menatap mata Vano tajam.

"BISA GAK SIH, LO ITU GAK USAH EGOIS!." teriak vano mampu membuat qila terdiam, hatinya kini kembali seperti dihantam oleh belati tajam.

"SIAPA YANG EGOIS! KAMU ATAU AKU!." qila membalas perkataan vano tak kalah keras, berusaha menahan takutnya ketika melihat wajah vano yang seperti menahan amarah.

AQILA(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang