REVISI KALO UDAH TAMAT! DIVOTE!! JANGAN BACA DOANG ELAH!
JAN PLAGIAT! HARGAIN AUTHOR YANG BIKIN YE!!!
PLAGIAT JAUH-JAUH DARI LAPAK SAYA, SAYA GAK BUTUH PLAGIAT🚫 ⚠️⚠️⚠️
JANGAN BAWA-BAWA CERITA LAIN KE LAPAK INI KALO GAK MAU DISEMPROT AUTHOR ✔️✔️
IYA...
Sebelum baca, wajib vote dulu ya nak!Kalo udah baru lanjut baca🌸🌸 . . . . . . . .
_Aqila_
^^^ Ig👇
@aqilasdrn_ @elvanorhj @sptxirl_
°°°
Happy reading...
"Pa, arthan mau ngomong." Ucap arthan pada Rian dengan nada dinginnya.
"Kamu mau ngomong apa?." Tanya Rian masih fokus pada laptop dihadapan nya.
"Pa, bisa gak berhenti aja bentar." Pinta arthan.
"Oke, papa berhenti." Ucap Rian menutup laptopnya, dan berjalan ke arah sofa yang ada di ruang kerjanya.
"Kamu ingin bicara apa?." Tanya Rian kepada anak keduanya.
"Papa kenapa mukul qila lagi sih pa?." Tanya arthan masih dingin, menatap sang papa.
"Kamu suruh papa berhenti kerja tadi hanya pengen bicara tentang anak sialan itu?." Tanya Rian menatap arthan.
"CUKUP PA, anak yang papa bilang sialan itu adalah anak papa sendiri." Arthan meninggikan suaranya, setelah itu pun melemah. Arthan tak ingin tersulut emosi.
"Berani-beraninya kamu bentak papamu sendiri arthan." Rian tersenyum smirk menatap arthan.
"Aku mohon pa, seenggaknya kalo kalian gak suka sama qila jangan lukain diri dia." Ucap arthan memohon pada Rian.
"Apa yang papa mama lakuin ke dia itu belum seberapa arthan dengan dia yang sudah membunuh Abang kamu."
"Ini semua itu udah takdir pa, qila juga gak mau hidup kayak gini." Jelas arthan masih berusaha menahan emosinya.
"Apa papa tau? Saat qila sekolah selalu jadi bahan bully-an?." Pertanyaan Arthan mampu membuat Rian bungkam.
"Sudahlah arthan papa tidak ingin berdebat hal yang tidak penting." Rian bangkit dari tempat duduknya, berdiri menatap keluar dinding kaca itu.
"Apa qila begitu gak penting bagi papa?." Tanya arthan masih ditempat duduknya, menatap punggung Rian.
"Papa mohon sama kamu arthan, jangan bikin papa berbuat kasar sama kamu." Ucap Rian masih menatap lurus kedepan, pikirannya kini kacau.
"Papa itu egois." Setelah arthan berucap seperti itu, ia keluar dari ruang kerja Rian dan membanting pintu itu keras.
"Maafkan papa kalian nak." Rian mengusap wajah pelan.
'apa salah aku membenci anakku sendiri?'
°°°
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
