28|| 'SADAR DIRI'

186 17 12
                                    

Vote dan komen jangan lupa ⚠️

Happy reading 🌼

Happy reading 🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••

Sudah 1 Minggu qila berada di apartemennya, ia benar-benar menghilangkan tanpa memberi kabar satu pun pada keluarganya. Ia bahkan mengabaikan pesan-pesan dari handphone, memilih untuk memakai handphone satunya khusus hal penting, seperti pekerjaan di perusahaan, informasi-informasi penting dari orang suruhannya, sekolah, BLACK WOLF, dan berbagai hal-hal penting lainnya.

Melihat perkembangan perusahaan yang ia bangun dari nol berkat bantuan Arvind yang kini berkembang sangat pesat. Bahkan ingin membuat cabang baru di kota, Sidney; Australia.

Selama ini juga Julian lah yang selalu menghibur dirinya ketika kesepian menyerang. Laki-laki itu seperti seorang malaikat, membuat ia bisa tertawa bebas seakan tanpa beban. Menerima semua kekurangan dirinya tanpa ada kata benci ataupun munafik.

Sejujurnya, qila tak mudah menerima orang yang baru masuk kedalam hidupnya tanpa tau identitasnya atau seluk beluk orang itu.

Karna terlalu lelah hanya menatap layar handphone nya, ia mematikan handphone itu setelah dirasa sedikit renggang.

Walaupun ia tak pergi berkerja ke perusahaan nya, bukan berarti dirinya hanya bersantai tanpa tumpukan berkas-berkas. Ia tetap mengerjakannya pekerjaannya, menandatangani berkas-berkas yang bisa membuat otak meledak. Ditambah lagi harus mengerjakan tugas-tugas sekolahnya.

Menyenderkan tubuhnya di kursi kerjanya yang terdapat di ruangan yang ia desain seperti ruang kantor namun nyaman. Bukan hanya itu, apartemen itu lengkap dengan ruang musik, ruang khusus tempat menyimpan segala jenis senjata tajam ataupun pakaian lengkap khusus dunia gelapnya.

Brak

Pintu ruang itu langsung terbuka dengan satu tendangan kuat. Qila langsung mengarahkan pistol yang memang selalu ia siapkan di mana pun.

"Daddy." Qila menekan setiap kata-katanya, selalu saja paman yang ia sebut Daddy itu ketika membuka pintu dengan tendangan.

"you don't want to hug your dad?." Tanya Aldrich menautkan alisnya. [kamu tidak ingin memeluk ayahmu/papamu?]

"no, Daddy smells." Ucap qila membalas pertanyaan Aldrich, sebenarnya pria itu tidak bau sama sekali, bahkan sangat wangi. Namun gadis itu senang sekali mengejek pria itu.[tidak, Ayah bau]

"Sepertinya hidung mu harus Daddy ganti baru."

"Silahkan dad." Tantangan qila sinis, memang candaan keluarga itu tak jauh dari kata mengerikan.kadang saling beradu kekuatan, atau kata lain memakai senjata tajam hingga membuat terluka satu sama lain.

"Sudahlah, Daddy ke sini hanya ingin mengigat kamu besok pagi kembali latihan. Tingkatkan kekuatanmu, Daddy tidak mau anak-anak Daddy gampang ditindas dan kalah hanya karna musuh seperti ujung kuku itu."

AQILA(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang