17||MAKASIH 'ABANG'

280 25 6
                                    

Sebelum baca, wajib vote dulu ya sayang"ku, dan juga duda" anak satu quu!!
.
.
.
.
.
.
.
.

_Aqila_

^^^
Ig👇

@aqilasdrn_
@elvanorhj
@sptxirl_

"Aku harap kamu bisa jaga hati dan juga diri kamu van."

-Aqila Sandriana
Stivani Atmaja-

••••

Happy reading...

"Aww." Qila memegang kepalanya saat merasakan sakit.

Berusaha bangun dari baringnya untuk duduk bersandar di kepala kasur. Mengigat kejadian beberapa jam tadi membuat ia pusing.

Qila hampir lupa sesuatu, siapa yang membawanya ke kamar saat ia pingsan? Apakah Julian?. Batin nya bertanya.

Qila mengigat sebelum ia tak sadarkan diri, ia berada dalam pelukan lelaki yang berapa hari ini dekat dengannya.

"Apa kak Julian yang bawa qila ke sini?."  Bertanya pada dirinya sendiri.

Tak ingin ambil pusing, qila beranjak dari tempat tidurnya. Memegang dinding agar tidak terjatuh saat pusing menyerang kepalanya. Mencoba berjalan pelan untuk keluar kamar.

Menuruni tangga untuk menuju dapur, haus begitu menyerang tenggorokan. Membuat ia mau tak mau harus turun kebawah untuk minum, menghilangkan rasa hausnya.

Qila bisa melihat dari gorden kamarnya tadi sudah gelap, artinya hari ini sudah malam.

Sampai di dapur qila menuangkan air minum itu lalu meneguknya habis. Qila merasakan bahwa rumah ini sepi. Apa orang tuanya belum pulang kerja? Atau sudah tidur?. Qila juga tak lagi melihat art. Itu artinya hari sudah tengah malam.

Tak ingin berlama-lama di dapur membuat dirinya bergidik ngeri, qila segera berjalan menuju kamarnya kembali.

Karna tak hati-hati qila tak sengaja menabrak tubuh seseorang. Membuat ia hampir saja terjatuh jika tidak ditahan oleh orang itu.

"Eh maaf bang, qila gak sengaja." Ucap qila membuka matanya, melihat arthan lah yang ternyata ia tabrak.

Arthan mengangkat alis, menatap datar perempuan itu. Lalu hanya berdehem.

"Bang, lukanya kenapa belum diobatin?." Qila memberanikan dirinya untuk bertanya pada arthan. Melihat sudut bibir Arthan yang lebam seperti belum diobati sama sekali.

Masih ada darah kering yang menempel pada sudut bibir Arthan.

"Gapapa." Jawab arthan datar.

"Qila obatin ya? Nanti bisa infeksi bang kalo gak diobatin." Qila menatap mata tajam abangnya, berharap arthan mau.

"Ga-..." Belum sempat arthan menjawab qila lebih dulu berbicara.

"Pliss... Kali ini aja bang." Qila memohon pada arthan.

"Hm." Mau tak mau arthan setuju dengan qila, membiarkan gadis itu mengobati luka lebamnya.

AQILA(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang