33|| DI KAMAR INAP QILA

81 9 2
                                    

Vote dan komennya jgn lupa tinggalin yaa....

"Eughhh..." Qila menggeliat pelan menatap cahaya terang di ruang itu, terlihat di balik jendela yang sudah terang pertanda pagi kembali menyapa.

Mata qila beralih melihat pria tampan yang tengah tertidur dengan posisi duduk dan kepalanya pada sisi ranjang. Qila melihatnya dengan teliti, tidak bisa di bohongi, pria itu memang tampan jika dilihat pada sisi manapun. Seulas senyum tipis tercetak pada wajah pucat gadis itu.

Oh jangan lupakan, tangan pria itu masih menggenggam tangan qila. Qila membiarkan pria itu tertidur, ia tau pasti dirinya capek. Pria itu Julian.

"Maafin gue ya kak, kalo gue belum bisa bales perasaan lo ke gue, gue udah berusaha buat cinta tapi ga bisa, gue udah anggep lo sebagai abang gue." Ucap gadis itu pada Julian yang tengah tertidur. Lebih tepatnya berpura-pura tidur.

Ya Julian sudah terbangun, bahkan dari qila yang tadi bangun ia juga ikut terbangun, namun ia berpura-pura tidur karena qila menatap dirinya.

Ia mendengar ucapan gadis itu walaupun qila berbicara pelan, sakit? Oh jelas. Sakit sekali saat mendengar bahwa gadis itu hanya menganggap dirinya Abang tidak lebih. Tapi apa boleh buat, ia juga tidak memaksa, ia hanya mencintai bukan herniat memaksa diri untuk memiliki gadis sesempurna seorang Aqila sandrina Stivani Atmaja.

Julian pun berpura-pura terbangun, ia mengucek matanya pelan. "Eh dah bangun lo." Ucap Julian seperti tidak tau apa-apa.

"Eumm iyaa, sorry ya kak gara-gara gue gerak-gerak jadinya lo keganggu pas tidur."

"Gapapa, sans aja bukan gara-gara lo kok. Gue tadi emang kebangun sendiri." Lagi dan lagi pria itu tersenyum. Bahkan suaranya begitu lembut membuat perempuan yang mendengarnya pun betah.

"Eh gue ke kamar mandi dulu ya bentar, mau cuci muka."

"Iya kak, mukanya masih keboo tuhh." Ucap qila sambil tertawa kecil. Julian juga ikut tertawa karena ucapan qila.

Julian lalu menuju kamar mandi yang terdapat dalam ruang rawat qila. Tak lama Julian keluar dengan wajah yang lebih fresh tentunya. Ia menyisir rambutnya yang sedikit basah ke belakang dengan tangannya sendiri. Qila melihat itupun memuji keindahan yang berada dihadapannya dalam hati.

"Gue tau kok gue ganteng." Julian terkekeh pelan karena memergoki qila yang tengah menatapnya tanpa mengedip.

Qila yang terpegok melihat Julian pun langsung gelagapan sendiri. "Gausah pede." Ucap qila jutek menutupi saltingnya.

"Arghh sial gue malu." Teriak qila dalam hatinya.

"Bwhahahaha muka lo kok merah sihh hahaha." Julian tertawa kencang melihat wajah qila yang memerah, gemas sekali .

"Ck apaansii, udah deh kak." Qila memasang wajah kesal pada Julian yang tengah menertawai dirinya.

Julian yang melihat wajah kesal qila menjadi gemas sendiri, di tambah kedua pipi qila merah karena malu entahlah bisa jadi salting. Bisa-bisanya seorang leader gang besar, apalagi seorang perempuan SMA yang begitu lucu dan imut. Pikir Julian.

"La."

"Hm?."

"Gue mau nanya, dan lo harus jawab jujur ya?." Ucap Julian menatap manik mata coklat milik gadis itu.

"Emang paan sii? Kok harus jujur segala?!." Tanya qila mengangkat turun sebelah alisnya.

"Lo punya penyakit gagal ginjal?!." Pertanyaan Julian mampu membuatnya qila mematung. Bagaimana Julian bisa tahu?

AQILA(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang