Setibanya di rumah, Olivia langsung menjelajahi internet di meja belajar. Matanya menelisik judul-judul yang tertera di laman pencarian YouTube mengenai berbagai tips berpidato, khususnya artikulasi. Ditambah ini merupakan bahasa asing. Sebenarnya tidak masalah, malah terlihat menyenangkan. Tapi, kesulitan yang ia alami terletak pada bagian intonasi dan intonasi. Ingin sekali menghubungi Mama atau Cecenya untuk mengeluhkan hal ini, namun Olivia tidak ingin mengganggu kegiatan mereka.
Gadis itu akhirnya memilih mejamkan mata setelah berulang kali gagal mencoba membaca teks pidato dengan intonasi dan ekspresi. membiarkan alunan musik western masuk ke dalam gendang telinga. Memutuskan istirahat sejenak sekaligus mendengarkan Lagu Fight Song dari Rachel Platten begitu membuat hatinya tenang dan membakar kembali semangatnya yang telah luntur di awal. Sementara, tangannya bergerak menggeser-geser layar handphone tanpa tujuan yang jelas. Dan, ya ...
oliver.alczndr started following you.
Melihat itu, mata Olivia membulat sempurna. Seketika, ia kejadian di detik-detik jam sekolah berakhir sekaligus kata-kata penyemangat dari Oliver selalu berputar di kepala.
Sepeninggalan Bu Yuni, keheningan dan kecanggungan kembali melanda. Namun, itu tak berlangsung lama saat Oliver menyuruh Olivia kembali menghapalkan teks pidato.
"Lagi, Liv," pintanya memberi kode pada gadis itu.
"Susah, Ver," jawab Olivia meletakkan kepala di atas meja dan menghela napas panjang.
"Bisa, kok. Pasti bisa. Yok, semangat! Kita berjuang bareng."
***
Tiba di perpustakaan, Olivia dan Oliver langsung duduk di sofa yang mereka tempati beberapa menit yang lalu. Untung saja kondisi perpustakaan masih sepi. Hanya ada Welda, Tehan, Bu Henny, dan penjaga perpustakaan di sana.
Ini semua diakibatkan keduanya bangun kesiangan. Olivia semalaman menangis ketika penyakit itu menguasai dirinya. Dan, Oliver yang malah asyik memainkan game bersama gengnya, G7K, hingga tengah malam.
Beruntung, Oliver bangun pagi dan mengirim pesan pada Olivia untuk segera datang ke sekolah. Sehingga, waktu keterlambatan gadis itu tidak terlalu banyak. Lagi. Meski awalnya merasa kesal terhadap Oliver yang tak menyebutkan namanya itu. Sebab, sebelum-sebelumnya, Olivia tak memiliki nomor Oliver. Begitupun sebaliknya. Oliver sendiri mendapatkannya dari grup chat Sports and Arts Week 2021.
"Nah, ini mereka. Kok kalian rada siang berangkatnya? Hayooo, abis ngapain aja?" tanya Welda, melihat kehadiran Olivia dan Oliver sekaligus menggoda mereka.
"Gak jelas lo. Orang kita dari rumah," jawab Oliver melirik Olivia. Sedangkan gadis itu hanya memejamkan matanya sejenak dan mengangguk membenarkan.
Untungnya, para calon peserta Sports and Arts Week diperbolehkan untuk tidak mengikuti KBM sementara waktu. Mereka harus benar-benar fokus berlatih untuk hari Senin nanti. Jadi, keterlambatan keduanya sedikit tidak bermasalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Days With You [TERBIT]
Teen FictionINSPIRED BY A TRUE STORY "Napa, sih, kamu suka bikin gemes?" tanya Oliver mencubit pipi Olivia yang terlihat lebih tirus dari sebelumnya. "Cubit aja terosss, sampe molor," komentar Olivia mendengus kesal usai pipi terlepas dari cubitan Oliver lalu m...