"Before I start the English lesson this morning, I would like to congratulate your friends who have competed in the Sports and Arts Week English Speech Competition at the Provincial level. If, Olivia Ongkowijaya, won the first prize in the women's division. Congratulations, Olivia," ucap Bu Yuni dengan sumringah membuat raut wajah Olivia berubah seketika.
Tubuhnya mematung di tempat. Tangannya bergetar bergerak membungkam mulut yang terbuka lebar. Dan, kakinya seperti tak menginjak lantai dan merasa tengah melayang di semesta. Juga, jutaan kupu-kupu yang beterbangan di dalam sana.
"I'm number one, ma'am?" tanyanya dengan jari telunjuk yang mengarah kepadanya.
Bu Yuni mengiakan. "Yes. Likewise with Oliver. He came back one more champion in the province."
"Oliver? Oliver Melviano Aleczander?" tanya Faisal memastikan.
"Yes. Who is else Oliver? In this school, only he's named Oliver."
"ANJAYYY!!! Couple goals banget, gila!!!"
"Definisi pacaran grow up together ya, gini, nih," komentar Salma bertepuk tangan meriah. "Congrats, ya, Liv sama Oliver."
Nia menyahut, "Iya, Liv. Congratulations to you and your boyfriend."
"Wait, are Olivia and Oliver dating? Since when?" tanya Bu Yuni jahil sekaligus penasaran. Lantaran, ia tahu bagaimana sifat keduanya masing-masing.
Baru saja Olivia membuka mulutnya untuk mengklarifikasi, tetapi Nadine sudah mendahuluinya. "Sejak SPARTSWEEK kemarin, Ma'am."
"Seriously?"
"Yes."
"Wow! Besides bringing the good name of the school, it actually brings the progress of your relationship. From friend to couple." Ucapan itu membuat kelas ini semakin ricuh dan tak kondusif.
Hal itu hanya bisa membuat Olivia menghela napasnya kasar. Melipat kedua siku di permukaan meja dan menyembunyikan wajah di balik sikunya. Memilih diam ketimbang angkat bicara. Ia hanya takut Oliver risih ketika mendengar rumor ini. Apalagi, laki-laki itu sudah mulai masuk hari ini.
Apalagi ini? Dah lah. Yang penting, sertifikat udah bisa diambil.
"Okay. I think that's enough about Olivia and Oliver's romance. Now, let's go to chapter two," akhir Bu Yuni berdiri dari tempat, mengambil spidol dan menggoreskan tintanya pada permukaan papan tulis putih berukuran besar itu. "For Olivia, the certificate can be picked up at Mrs. Weni."
Diam-diam, di sela-sela itu, tangan Olivia bergerak mengambil handphone yang disimpan dalam laci meja dan mengirim kabar pada Oliver.
Olivia Ongkowijaya: Piaannn.
Olivia Ongkowijaya: Kayaknya sertifikatnya udah bisa diambil.
Oliver Melviano Aleczander: Ambil lah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Days With You [TERBIT]
Teen FictionINSPIRED BY A TRUE STORY "Napa, sih, kamu suka bikin gemes?" tanya Oliver mencubit pipi Olivia yang terlihat lebih tirus dari sebelumnya. "Cubit aja terosss, sampe molor," komentar Olivia mendengus kesal usai pipi terlepas dari cubitan Oliver lalu m...