Bu Yuni: Selamat siang, Olivia. Ada kelanjutan porseni tingkat provinsi. Juara 1 seleksi KKM bisa diikutkan seleksi provinsi dan SMA Atlantik akan menjadi tuan rumahnya. Oleh karena itu, you siapkan lagi textnya. Semangat!!! Cause, hari Jum'at, you harus berjuang kembali.
Olivia membelakkan mata. Provinsi? What the hell? Kira-kira gue sama Oliver bisa menang, gak, ya di provinsi?
Olivia Ongkowijaya: Siang, Bu.
Olivia Ongkowijaya. Iya. Terima kasih sudah diberi kesempatan.
Bu Yuni: Iya.
Olivia Ongkowijaya: Itu untuk Putra-Putri, Bu?
Bu Yuni: Iya.
Selepas membaca pesan tersebut, Olivia mulai kembali merangkai kalimat pidato. Berbekal refrensi dari internet. Ia memang sudah cukup senang dengan hasil kompetisi kemarin. Karena, Olivia sendiri tak menyangka bisa mencetak sebuah prestasi.
Di tengah-tengah membuat tambahan teks pidato, Olivia mendapat sepercik ide—mengirim pesan pada Oliver sekadar bertanya mengenai kegiatan laki-laki itu untuk esok hari.
Olivia Ongkowijaya: Pian.
Olivia Ongkowijaya: Besok kosong ga waktu istirahat?
Oliver Melviano Aleczander: Knp?
Olivia Ongkowijaya: Ngedrill.
Olivia Ongkowijaya: Kalo semisalnya Bu Yuni gak manggil kita pas KBM buat latihan.
Oliver Melviano Aleczander: Hmmm.
Oliver Melviano Aleczander: Boleh.
Olivia Ongkowijaya: Avv, makasih.
Oliver Melviano Aleczander: Jan lupa tambahin kata-katanya, biar kreatif dikit.
Olivia Ongkowijaya: Udah.
***
"Olivia, come here!" panggil Bu Yuni di tengah bisingnya suasana kelas akibat para murid yang saling bekerja sama dalam mengerjakan mata pelajaran Bahasa Inggris kali ini.
"Tuh, Liv. Lo dipanggil," kata Nadine menepuk bahu Olivia yang tengah menghadap ke belakang, menunjuk Bu Yuni dengan dagunya.
Olivia menoleh. "Oh, oke. Thanks! Gue ke sana dulu, ya, ges."
"Oghey!" sahut Nia mewakili tiga orang lainnya.
Olivia beranjak dari kursi, berjalan ke depan kelas dan berdiri di hadapan Bu Yuni. "What's the matter, Ma'am?"
"How was the speech?" tanya Bu Yuni menatap mata Olivia.
"Hm. Haven't memorized the extra paragraphs yet, Ma'am. Karena, semalam aku sempat bertukar pesan dengan Oliver. Seperti, 'Ini nyamannya bagaimana?'. Kemudian, dia menjawab, 'Kata-katanya ditambahkan. Agar sedikit kreatif'. Seperti itu kira-kira. Hehehe," jelas Olivia menggaruk tengkuknya, beberapa kali berusaha menirukan gaya bicara Oliver. "Dan, rencananya, saat istirahat nanti aku meminta Oliver untuk melatihku dengan cara mengedrill seperti beberaapa hari sebelum pertandingan kemarin."
"Okay. Good. Is it necessary to allow you to practice for tomorrows competition?" Bu Yuni bertanya sekali lagi.
Gak papa, sih, sebenarnya. Tapi, ya, masa gue nyuri waktu KBM lagi? Hadeuhhh.
"No need. This is enough, Ma'am. Thank you in advance," balas Olivia menggeleng pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Days With You [TERBIT]
Teen FictionINSPIRED BY A TRUE STORY "Napa, sih, kamu suka bikin gemes?" tanya Oliver mencubit pipi Olivia yang terlihat lebih tirus dari sebelumnya. "Cubit aja terosss, sampe molor," komentar Olivia mendengus kesal usai pipi terlepas dari cubitan Oliver lalu m...