PROLOG

184 9 0
                                    

KRETEK!

BUGH!

DUAG!

Meskipun lawan telah terbaring lemah di tengah contest area berukuran 8 x 8m, Oliver masih memasang kuda-kuda terbuka—sikap sejajar—sembari mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Matanya setia menatap tajam sang lawan. Dan, di balik headguard merah tersebut, pelipis laki-laki itu dibasahi akan keringat yang mengucur deras sedari tadi. Hasil kerja kerasnya dalam membawa nama baik sekolah—SMA Spacelight dalam cabor taekwondo.

Sedangkan, di tribun penonton, seorang gadis dengan jersey bulutangkisnya nampak fokus dan menikmati jalan pertandingan. Entah mengapa, kali ini, gadis itu ingin menyaksikan sang Wakil Ketua OSIS menunjukkan kemampuannya pada bidang non-akademik. Padahal, ia tidak pernah menyaksikan pertandingan olahraga beladiri, kecuali jika kakaknya bertanding.

Suatu saat, lo bakal kenal deket sama dia. Deket banget.

Sontak, gadis itu menggelengkan kepala dengan cepat usai mendengar bisikan hatinya. Itu adalah hal yang sangat mustahil. Bagaimana bisa? Sedangkan, saat ini saja, posisi adalah mereka orang asing. Sangat, sangat mustahil.

Ia tahu Oliver.

Namun, Oliver tidak mengetahuinya.

Begitulah. Sederhana. Namun, sedikit rumit. Lantaran, ia merasa jika dirinya pernah bertemu dengan Oliver. Entah kapan dan di mana.

"And, finally, Oliver Melviano Aleczander brought back the gold medal for Spacelight High School at the Surabaya Taekwondo Competition 2019 after two years!!!"

Suara komentator dibarengi ricuhnya tim pendukung SMA Spacelight di deretan tribun penonton, seketika membuyarkan lamunan gadis Tionghoa tersebut. Pandangannya pun kembali fokus pada sang pemenang yang kini telah menaiki podium. Tanpa disadari, ia juga ikut berdiri dan memberikan tepukan tangan yang meriah hingga tak sengaja terjebak kontak mata dengan lelaki itu.

Days With You [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang