BAB 4 : JEVAN YANG SEBENARNYA

542 59 1
                                    

"Ma, liat tas Jinan yang warna biru gak?" Tanya Jinan ke arah ibu nya yang sedang memasak di dapur.

"Mungkin masih di jemur bi Iyem. Coba kamu cari." Kata ibunya dan Jinan bergegas menuju atap rumah nya yang dimana tempat itu digunakan untuk mencuci dan menjemur.

Jinan menemukan tas nya dan mengambilnya. Dia bergegas kembali ke kamarnya untuk mengganti tas nya. Minggu lalu tas nya ketumpahan cola float saat nongkrong bersama teman-temannya, jadi dia mau tidak mau harus menggunakan tas lain untuk sementara. Sebenarnya tas yang telah di cuci bisa kering dalam sehari, hanya saja Jinan selalu lupa untuk menggantinya dan hari ini dia baru ingat.

Akhirnya dia menggunakan tas nya saat SMP. Tas berwarna krem yang sangat simpel. Karena terlalu sederhana, Jinan mencari sesuatu untuk di jadikan hiasan dan dia menemukan sebuah gantungan berbentuk jamur berwarna kuning dan hijau yang di tengahnya terdapat inisial nama yang ia jahit sendiri. Gantungan itu ia temukan di kotak barang koleksinya saat SD. Jadi walaupun agak belel, itu masih bagus untuk menghias tas krem nya yang simpel.

"Loh? Gantungan gue mana ya?" Tanya Jinan ketika memindahkan isi tas krem nya ke dalam tas biru. Dia menyadari gantungannya sudah hilang!

Mungkin jatuh? Ah tapi biarin aja deh. Mungkin udah waktunya ilang.

Jinan tak ambil pusing dan kembali memindahkan isi tas nya. Memikirkan itu hanya akan membuang waktu dan nantinya dia bisa terlambat ke sekolah pagi ini.

**

"Kuis tadi susah banget anjing!" Rengek Fany di meja kayu taman kecil yang tidak jauh dari kelas 11 IPA 3. Akila tidak merespon dan sibuk membuka kotak Pocky rasa cokelat nya.

"Maka nya kalo guru ngejelasin tuh jangan tidur. Mana lu udah kedapatan berapa kali." Kata Jinan.

Fany semakin cemberut kemudian mulai beralih topik. Tidak baik untuk terus mengingat pengalaman pahit, terlebih lagi tentang 'belajar'. Fany harus selalu ingat tentang motto nya, yaitu : datang-kerjakan-lupakan.

Sekarang jam istirahat, jadi mari mencari topik baru.

"Eh kalian tau gak film yang baru booming itu? Yang aktrisnya selebgram itu loh." Kata Fany tiba-tiba.

"Film yang lu share screenshot-an nya di grup chat tadi malem?" Tanya Akila.

"Ya ya itu. Kata orang-orang yang udah nonton, alur cerita nya sampah. Tapi gue kepo."

"Udah tau sampah, napa Lo ngebet pengen nonton?" Jinan menatap Fany agak heran.

"Nah! Justru itu beb. Gue tertarik gara-gara itu film di bilang sampah."

"......."

"Mau gak?"

"Kapan?" Tanya Akila. Jinan menatapnya agak kaget.

Jadi Lo sebenernya juga ngebet nonton?!

"Besok?"

"Gue bisa sih." Kata Akila sambil mengunyah Pocky nya. Jinan mengusap wajahnya tidak percaya, tapi akhirnya mengikuti arus kesepakatan.

"Yaudah gue juga ikut."

Fany memberikan dua jempol kemudian selang beberapa detik mulai bicara lagi. "Btw, gue pengen cerita njir. Kemaren pas gue pulang, motor kakak gue mogok." Kata Fany dengan ekspresi julid, tidak suka, dan dendam.

"Terus Gerry kebetulan lewat pake mobil."

Jinan sudah menebak apa yang akan Fany bicarakan selanjutnya.

"Gue cuma tau kalo Gerry sama Abang gue satu eskul basket, tapi gue gak tau kalo mereka bestie. Kirain cuma junior-senior." Ucap Fany agak heboh kemudian melanjutkan.

DOUBLE [tamat✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang