Setelah dua hari di rumah sakit, akhirnya Jinan pulang ke rumah. Ponselnya sempat rusak karena kehujanan tapi beruntungnya masih bisa di selamatkan. Selama dua hari itupun, dia tidak bisa dihubungi sama sekali sehingga Fany dan Akila memutuskan menanyakan kabar Jinan melalui Jevan. Hari pertama masuk sekolah, Fany langsung berhambur memeluknya sementara Akila hanya menanyakan kabarnya.
"Jinan, Lo gak bisa di hubungin. Gue khawatir banget!" Seru Akila memeluk sahabatnya dengan erat sampai Jinan susah bernafas.
"Kalo ada masalah bilang ke kita." Kata Akila mencoba menghibur.
"Iya iya, gue udah gak apa-apa kok." Kata Jinan sambil tersenyum lebar.
Di dalam kelas tidak banyak hal yang berubah, Bagas masih receh seperti biasa. Ketika Jinan duduk di bangkunya, cowok itu langsung melesat mendatanginya. Jinan bingung, tapi Fany duluan yang buka suara.
"Kenapa lu?"
"Hikss Jinan lu kemana aja 2 hari ini gak ada kabar hikss.. gue jadi harus fotocopy kartu ujian sendirian hiks.." kata Bagas dramatis sambil pura-pura mengelap air matanya.
"Anjir ya lu, Jinan lagi sakit lu malah mau jadiin dia babu fotocopy." Kata Fany.
"Hahahaha becanda~ btw ini kartu ujian Lo, Nan." Kata Bagas menyerahkan selembar kertas fotocopyan ke arah Jinan.
"Thanks ya."
"Okeeh! Minggu depan tolong kerjasama nya ya. Kali ini duduknya di acak, gak sesuai absen. Lo duduk di depan gue, agak beruntung sih soalnya biasanya yang duduk di depan gue tuh si Fany."
"Bacot apa lu hah??" Berang Fany.
"Sorry hehehe~"
"Anjir hari pertama matematika?!" Pekik Akila yang melihat lembar jadwal bersama Jinan. Jinan menaikan alisnya bingung dengan reaksi Akila.
"Kenapa Kil? Gak biasanya Lo terkaget-kaget." Komentar Jinan.
"Oh hmm, gak ada sih." Jawab Akila berusaha stay cool.
"Kila kalau memungkinkan, Lo bagi-bagi jawaban ke gue ya. Please!! Ketua kelas itu harus jadi panutan, kalau nilai gue anjlok, di semester depan jabatan gue pasti di cabut!"
"Yeee karena jadi panutan, Lo harusnya jangan minta jawaban ke Akila dong." Komentar Jinan sambil menepuk kepala Bagas dengan kartu ujian yang dia pegang.
"Biarin aja jabatannya di cabut, ketua kelas banyak lagak." Ucap Fany.
"Sumpah kalian jahat-jahat banget! Dika, Lo duduk di sebelah gue jangan pelit-pelit ya." Ucap Bagas sambil menoleh ke arah Dika yang sedang duduk di bangkunya.
"......." Dika tidak menjawab.
"Pelit banget anjeer! Gue doain endorse-an lu sepi!" Seru Bagas.
"Ih Bagas, parah banget doa-nya." Sindir Fany.
"Bodo amat." Kata Bagas sambil kembali ke bangku nya membuat ketiga gadis itu tertawa.
Hari ini jam pelajaran pertama adalah biologi. Seperti biasa Bagas dan Fany tertidur pulas, Jinan yang berusaha memerhatikan walaupun ngantuk, dan Akila yang tampak memaksakan diri untuk terus fokus. Setelah menempuh 2 mata pelajaran, akhirnya bell istirahat berbunyi nyaring.
Semua murid berbondong-bondong pergi ke kantin, tak terkecuali Jinan dan Fany. Akila tidak ikut karena ada urusan menemui guru penanggungjawab olimpiade. Jinan dan Fany berjalan ke kantin sambil mengobrol ringan. "Lo gak ketemuan sama Gerry?"
"Hahahaha engga dulu. Gue bukannya tipe orang yang cinta-cintaan terus lupa temen ya!"
"Lah biasanya Lo kan gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE [tamat✔️]
Ficção AdolescenteJinan Feronia Nayaka, cewek yang hidupnya biasa saja, kini harus menanggung malu setelah dirinya pingsan akibat kepalanya terbentur tiang listrik saat jam pelajaran olahraga. Bangun dari pingsan nya, dia tiba-tiba bisa membaca pikiran orang-orang! E...