BAB 32 : IKAN BAKAR ASAM MANIS

170 17 3
                                    

Sejak Jinan menghabiskan waktunya seharian di rumah Jevan, banyak hal yang membuatnya tercengang. Salah satu nya adalah fakta bahwa keluarga Jevan adalah crazy rich. Beruntung Jinan bukanlah cewek matre. Tapi kalaupun dia cewek matre, sepertinya Jevan tidak keberatan dengan hal itu. Yah.. cowok itu sudah jadi bucin tolol.

Oke, lupakan itu.

Setelah kejadian itu, mereka kembali menjalani hari-hari biasa di sekolah. Tidak begitu banyak yang berubah dan hubungan mereka masih menjadi backstreet. Satu hal yang berubah hanyalah lokasi pacaran mereka yang semula menetap di rooftop menjadi berpindah-pindah. Hal itu dikarenakan kejadian terkunci di rooftop. Jinan tidak mau harus terkunci lagi, apalagi dengan alasan pacaran sembunyi-sembunyi. Itu cukup memalukan terlebih lagi yang memergoki mereka adalah Gerry. Walaupun cowok itu tidak peduli, tapi itu membuat Jinan malu.

Saat ini jam istirahat, Fany tampaknya bersemangat bercerita mengenai perjodohan yang di selenggarakan oleh orang tua nya. Sementara itu Akila juga tampak mengikuti alur pembicaraan dengan semangat. Entah apa yang terjadi dengannya akhir-akhir ini... Sangat mencurigakan.

"Gimana kabar olimpiade Lo, Kil?" Tanya Jinan memastikan sahabatnya tidak stress sehingga mengubah kepribadiannya.

"Itu udah beres kok. Tenang aja." Kata Akila.

"Kalo Lo stress bilang aja. Nanti gue beliin wafer cokelat satu kotak." Kata Jinan membuat Fany ikut mengangguk.

"Iya iya, nanti gue nyumbang bengbeng juga." Lanjut Fany.

"Gak usah, gue gak stress." Tolak Akila.

"Ngapain nolak? Terima aja." Ucap Dika tiba-tiba dari bangku depan. Cowok itu menoleh dan bergabung di meja Jinan dan Akila.

"Yaelah, terserah Akila dong." Kata Fany malas ke arah Dika.

Akila menatap Dika kemudian tampak berubah pikiran. "Yaudah, sini. Kasiin gue semua jajan kalian."

"......."

"......."

Akila kenapa sih? Sakit mental apa kepribadian ganda?

Mendengar hal itu, Jinan dan Fany berfikir mungkin ini fase stress sebelum olimpiade. Oke mari lupakan, sekarang Fany mulai mengangkat topik baru karena Dika tiba-tiba bergabung dengan acara gibah mereka.

"Dik, akhir-akhir ini jarang upload kontem ya? Bukannya Lo tiap malem Minggu upload video nge-band?" Tanya Fany karena akhir-akhir ini Dika tidak menyuruhnya menonton kontennya.

"Kemaren gue gak nge-band. Ada masalah." Jawab Dika.

"Masalah apa?" Tanya Jinan sementara Akila terdiam.

"Mm.. itu.. hape gue kamera nya rusak."

"Lo kan punya kamera vlog?"

"Itu juga rusak."

"Gak minjem hape temen Lo dulu gitu? Kan bisa."

"Gak bisa. Hape temen gue kentang."

"...o-oh.."

Hening beberapa saat kemudian Fany kembali berkata, "Kalo Lo bingung nyari konten, gue siap ngebantu. Oke? Gak Lo, gak Akila, kalo punya masalah pasti gue bakal bantu."

"Fany.." - Akila.

"......" - Dika.

Kedua nya terharu. Jinan yang melihatnya biasa saja, tapi kalau Bagas, mungkin cowok itu menitikan air mata. Di tengah suasana haru itu, ponsel Jinan bergetar menandakan adanya pesan masuk.

Nama Jevan OSIS tertera di balon notifikasi. Jinan merasa antusias dan langsung membuka pesan itu.

Jevan OSIS
> Aku gak jadi ngumpul OSIS, mau
> ketemuan gak?

DOUBLE [tamat✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang