Hari itu, Jinan perlahan merasa jauh lebih baik setelah Jevan menghiburnya. Walaupun cowok itu tidak begitu paham tentang masalahnya, dia tampak berusaha menghibur Jinan karena merasa gadis itu tampak murung akhir-akhir ini.
Jevan benar-benar orang yang peka. Sejujurnya Jinan ingin bercerita tentang masalahnya, tapi dia merasa belum siap untuk sakit hati. Jadi sekarang dia tidak mau mengungkitnya lagi.
Hari ini seperti biasa Jinan akan melakukan rutinitasnya bersekolah. Gadis itu turun dari tangga lantai atas kamarnya. Sarapan sudah tersedia di atas meja makan dan Jinan langsung memakannya tanpa sisa. Di saat itupula, mama nya menyeletuk, "Hari ini klien mama minta di bawain baju after party pesanannya. Kamu bisa temenin mama gak, Nan?"
"Hm? Hari ini?"
"Iya. Kamu ada acara??"
"Gak ada sih."
Jinan lanjut mengunyah makanan terakhir di mulutnya kemudian meminum susu. Dia baru menyadari kalau papa nya tidak ikut sarapan bersama nya pagi ini.
"Papa mana, Ma?"
"Oh, papa semalem lembur. Katanya capek, jadi hari ini mama yang anterin kamu ke sekolah. Gak apa-apa kan?" Kata mama nya sementara Jinan mengangguk terserah.
Setelah itu, Jinan akhirnya di antar mama nya ke sekolah. Setibanya di kelas, gadis itu menyapa teman-temannya belum akhirnya menaruh tas nya dan duduk di kursi nya. Dia menatap Fany yang tampak sibuk menatap sebuah lembaran kertas di tangannya sementara Akila tampaknya belum tiba di sekolah.
Yah, akhir-akhir ini Akila sering terlambat masuk sekolah.
"Ngapain Fan?" Tanya Jinan penasaran
"Jadwal ujian udah terbit! Sekarang gue mesti gimana?!" Balas Fany dengan suara dramatis. Sebentar lagi adalah pertanda hidup dan mati nya. Jika nilainya lagi-lagi di bawah KKM, pasti bunda nya akan memberikan ceramah 24/7 dan uang jajan nya di potong 1 Minggu. Oh tidak.
"Yaudah Lo belajar." Kata Jinan memberi tips.
Tips yang paling mudah dan sederhana jika diucapkan tapi sulit di lakukan, apalagi oleh seorang Rifany Putri Wijaya.
"Gak!! Gak mau banget!! Mending gue langsung kawin sama Gerry!!" Rengek Fany histeris sehingga Jinan langsung menyentil dahi nya.
"Aduh!" Ringis Fany.
"Kawin kawin mulu Lo ah. Lulus dulu dong." Kata Jinan sementara Fany semakin mengutuk saran Jinan.
Melihat hal itu menjadi kesenangan sendiri bagi Jinan di pagi hari dan tak lama kemudian Akila memasuki kelas. Dia tampak aneh akhir-akhir ini, terlebih lagi hati ini dia tampak nya menggunakan sedikit... Make up?
"......."
"......"
"Hm? Apa liat-liat?"
Itu adalah hal teraneh yang pernah Jinan dan Fany lihat. Tapi keduanya tidak berkomentar karena memang akhir-akhir ini banyak kejadian aneh.
**
Hari ini, sepertinya cuaca sedang tidak bersahabat. Sebenarnya sejak tadi pagi Jinan menyadari kalau langit sudah mendung, tapi ia tidak tahu kalau hujannya akan awet sampai malam.
Jinan yang sedang bermalas-malasan di sofa sambil memainkan ponselnya sesekali tertawa ketika Jevan mengirimkan meme kocak. Tadi pagi di sekolah, ia hanya bertemu Jevan saat jam istirahat karena cowok itu sedang sibuk mempersiapkan PENSI yang akan di adakan setelah ujian akhir semester.
Tapi walaupun sibuk, entah kenapa Jinan merasa tidak pernah kekurangan waktu bersama pacarnya. Jevan itu pandai mengatur waktu jadi terkadang Jinan lupa kalau cowok itu sedang bekerja dalam kepanitiaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE [tamat✔️]
Ficção AdolescenteJinan Feronia Nayaka, cewek yang hidupnya biasa saja, kini harus menanggung malu setelah dirinya pingsan akibat kepalanya terbentur tiang listrik saat jam pelajaran olahraga. Bangun dari pingsan nya, dia tiba-tiba bisa membaca pikiran orang-orang! E...