BAB 26 : TEMPAT RAHASIA KITA

229 26 2
                                    

Keesokan harinya di sekolah, Jinan agak gugup ke sekolah. Ini adalah hari pertama dia dan Jevan pacaran, yaah.. walaupun itu backstreet.

Awalnya Jevan berkata ingin mengantar dan menjemput Jinan ke sekolah, tapi Jinan menolak karena ia pikir itu merepotkan dan beresiko. Tapi tentu saja Jinan akan membiarkannya sesekali. Walaupun sekarang mereka menjadi sepasang kekasih, tapi tidak begitu banyak hal yang berubah. Jevan memang sejak awal merupakan cowok yang perhatian dan menyenangkan. Biarlah seperti itu.

Hari ini Jinan seperti biasa di antar oleh papa nya dan ketika masuk ke dalam kelas ia tampak bingung melihat bangkunya. Biasa nya Akila sudah datang terlebih dahulu, tapi dia tidak ada. Apa dia sakit?

Beberapa menit kemudian, Fany tiba. "Pagi Nan!" Serunya sambil berjalan ke bangku nya.

"Loh? Akila mana?" Tanya Fany karena biasanya Akila adalah orang pertama yang tiba di kelas di antara mereka bertiga.

"Gak tau. Gue udah chat juga gak di bales." Kata Jinan.

"Hmm yah, mungkin dia gak enak badan." Kata Fany sambil duduk di kursi nya.

"Oh ya Nan! Btw.. hubungan Lo sama Jevan, yang tau siapa aja?" Tanya Fany setengah berbisik.

"Gue baru kasi tau Lo sama Akila. Gak tau kalo Jevan." Balas Jinan.

"Jadi Lo gak kasi tau Alvian?"

"Iya."

"Waduh! Pantesan dia masih ngejer-ngejer Lo!" Kata Fany.

"Jadi, apa gue harus bilang ke dia juga?"

"Hah? Emang Lo tau Alvian orangnya kayak gimana? Dia emang kalem, tapi kita kan gak tau... Siapa tau aja dia.." Fany menggantung ucapannya.

Justru yang gue takutin itu Lo, Fan.

Jinan menopang pipi nya di tangan. "Ya udah, gak usah di kasi tau."

"Jadi Lo mau bikin dia nyerah sendiri?" Tanya Fany dan Jinan mengangguk.

"Wah parah! Alvian kasian banget."

"Gue udah nolak, lagian dia bebal banget."

"Iya juga sih. Pantang nyerah, ambisi nya gede kayak pas nyalon ketos." Ucap Fany membuat Jinan tertawa.

"Oh ya, terus Lo gimana sama Gerry?" Tanya Jinan membuat Fany menghela nafas.

"Gak ada kemajuan. Terus nih ya! Lo tau kan pas gue hampir di tonjok Gilang, abang gue lapor ke bonyok gue. Terus gue kena damprat dan minggu lalu katanya gue mau di jodohin! Anjing banget gak tuh?! Perjodohannya nanti malem, gue sial banget!" Ujar Fany emosi.

"Lah? Lo kok gak pernah cerita bakal di jodohin?!"

Fany terdiam sebentar kemudian tertawa bodoh, "Oh hehehe, gue lupa. Gue ingetnya pas hari-H doang."

"Yaelah. Terus gimana? Emang masih jaman ngejodohin anak?"

"Gue juga mana mau! Kata bonyok, mereka udah gak percaya lagi kalo gue bisa dapet cowok yang baik. Aneh banget gak sih?! Lagian gue kan lagi proses ngejer Gerry."

"Btw Lo mau di jodohin sama siapa?"

"Kata nya temen bonyok pas masih muda. Gue gak tau orang nya, foto nya juga gak ada. Kata bonyok, mereka mau kenalin gue hari ini."

"Terus Lo mau?"

"Gue terpaksa, Nan. Jadi biar aja nanti gue dateng-ketemu-lupakan." Kata Fany cemberut membuat Jinan tertawa pelan.

"Udahlah. Lagian Gerry itu susah di gapai, ini saat nya Lo beralih ke jalan perjodohan."

"Idih gak mau gue! Kalo jelek gimana?!"

DOUBLE [tamat✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang