BAB 22 : MENDADAK POPULER

210 32 0
                                    

Pak Bambang menjelaskan bahwa terdapat beberapa rangkaian kegiatan yang akan di lakukan selama kemah, di antara nya adalah upacara pembukaan, perlombaan, jelajah malam, senam, dan api unggun.

Untuk sampai di lokasi perkemahan, mereka harus melewati jalan setapak dan hutan. Untuk sampai disana, mereka harus berjalan selama kurang lebih setengah jam. Area perkemahan terdapat di lapangan luas dan di kelilingi oleh pepohonan yang menjulang tinggi. Di sisi lapangan terdapat toilet dan sumur yang bisa digunakan agar mereka tidak perlu repot pergi ke sungai.

Kegiatan pertama setelah sampai adalah melakukan upacara pembukaan. Hampir sama seperti upacara bendera, semua murid diminta untuk berbaris dan memberikan penghormatan kepada bendera. Setelah itu barulah mereka mulai membangun tenda.

"Ini cara pasangnya gimana sih?" Tanya Fany sambil memegang ujung tenda.

"Diiket dulu di sini." Ucap salah satu anggota eskul Pramuka yang menjadi panitia dalam membantu pembentukan tenda.

Sementara itu Jinan dan Akila justru diminta untuk bergabung bersama kelompok yang mencari kayu bakar. Kedua nya agak enggan masuk ke dalam hutan, tapi akan merepotkan kalau mereka menolak sementara semua orang sudah di tugasi kegiatan lain.

Akhirnya keduanya pun langsung masuk ke hutan untuk mencari kayu. Setidaknya mereka hanya akan mengambil kayu dan ranting yang sudah jatuh di tanah, jadi tidak perlu menebang apapun.

"Kayu yang di butuhin emang banyak ya?" Tanya Jinan basa-basi.

"Mm. Kan api unggun nya 2."

"Anak yang lain pada nyari kayu disana, kita kesana aja yuk." Tunjuk Jinan membuat Akila mengangguk setuju.

Jalan di hutan agak sempit dan jalan yang mereka lewati juga tidak bagus. Tapi setelah melewati itu, mereka akhirnya mendapatkan beberapa kayu dan ranting untuk di bawa. Ketika mencari lebih banyak, Jinan menangkap siluet seseorang berdiri di dekat tebing batu yang menjulang tinggi.

"Dika?" Panggil Jinan membuat orang itu menoleh.

"Loh Jinan Akila?!" Ucapnya agak kaget sementara Jinan dan Akila berjalan ke arahnya.

"Lo ngapain disini anjrit? Pesugihan?" Tanya Jinan.

"Tolol, ya gak lah! Gue lagi nyari sinyal." Kata Dika sambil menggoyangkan ponselnya di udara.

"Disini emang sinyalnya kurang bagus." Ucap Akila.

"Orang-orang pada sibuk kerja, Lo malah nyari sinyal. Sini Lo bantuin kita nyari kayu." Kata Jinan menyerahkan beberapa kayu di tangannya ke arah Dika.

"Lah kok gue." Sahut Dika.

"Biar Lo ada keliatan kerja." Kata Akila.

Dika mengekspresikan wajahnya tidak suka tapi ia akhirnya mengikuti Akila dan Jinan mencari kayu. Disaat mereka sibuk mengambil kayu dan ranting, mereka di kejutkan oleh kedatangan seseorang lagi.

"Oh? Jinan? Wah kebetulan sekali." Ucap orang itu yang tidak lain adalah Jevan.

Kenapa semuanya tiba-tiba ngumpul?

"Jevan? Lo ngapain disini?" Tanya Dika masih berjongkok sambil mengumpulkan ranting.

"Gue.. gue juga diminta ngumpulin ranting dan kayu." Kata Jevan sambil tersenyum ramah.

Jinan menatap cowok itu dan sebuah suara tiba-tiba terdengar..

'Sebenarnya gue diminta bangun tenda, tapi udah selesai sih. Jadi.. mending gue bantuin Jinan deh.'

Mendengar hal itu membuat Jinan menahan tawa. Maksudnya Lo mau modus ke gue nih?

"Jevan, Lo kenal Dika?" Tanya Akila tiba-tiba.

DOUBLE [tamat✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang