Sejak hari Senin, hari Selasa pun Akila tidak masuk sekolah. Walaupun surat izin sakit sudah masuk melalui pihak guru, tapi tetap saja itu membuat Jinan dan Fany agak khawatir. Bahkan di grup chat mereka pun, Akila tampak jarang ikut nimbrung. Sebenarnya apa yang terjadi?!
Oke, karena itulah Jinan dan Fany memutuskan untuk menjenguknya pada hari Rabu setelah pulang sekolah. Namun siapa sangka saat hari Rabu, gadis berambut panjang itu akhirnya masuk sekolah?
Biasanya Akila adalah yang pertama datang di antara mereka, tapi kali ini Akila justru tiba di sekolah setelah Fany dan Jinan. "Pa-pagi.." sapa Akila yang baru saja masuk kelas.
"Kilaaaaa!!!"
"Akila!!"
Jinan dan Fany berseru senang dan langsung memeluk sahabatnya itu. Mereka seperti teletubis yang sedang berpelukan di padang rumput.
"Lo kemana aja?? Gue kira Lo kena penyakit parah sampe gak bisa bales chat di grup!" Ucap Fany agak berkaca-kaca.
"Iya Kila! Lo jangan bikin khawatir dong!" Ucap Jinan mengangguk setuju.
"Sorry guys. Gue ada urusan mendadak." Ucap Akila tersenyum canggung.
Jinan menatap Akila merasa ada yang salah. Semakin ia lihat untuk mengetahui apa pikiran yang mengganggu Akila, justru yang dia dapatkan... Tidak ada? Suara pikiran itu tidak terdengar. Apakah kekuatannya eror lagi? Kalau memang begitu, sayang sekali.
Kasus nya sama seperti Alvian, tapi Jinan tidak terlalu memikirkannya. "Lo pergi ke hutan apa gimana sampe gak bisa nimbrung di grup chat?" Tanya Jinan sementara Akila tampak agak terkejut sedikit.
"Yaah... Cerita nya panjang. Udah ah, gue mau duduk." Kata Akila membuat Jinan bergeser sedikit agar gadis itu bisa duduk di bangku nya.
Jinan dan Fany bertatapan sejenak. Tingkah Akila mengapa sedikit.. berubah? Tapi biarlah, mungkin gadis itu sedang dalam mood yang berbeda dari biasa nya.
Akhirnya, hari inipun mereka menjalani nya seperti biasa. Dua hari belakangan ini, Jinan dan Jevan selalu diam-diam bertemu di rooftop. Hari inipun Jevan mengajaknya dan Jinan pun mengiyakannya karena Fany sendiri tampak sibuk mencari Gerry, sementara Akila entah pergi kemana. Mereka berdua memiliki urusan sehingga Jinan memanfaatkan waktunya untuk bertemu Jevan.
Wah.. memanfaatkan waktunya untuk berpacaran? Itu terkesan seperti bucin. Tapi biarlah, Jinan tidak keberatan walaupun awalnya dia sempat mengejek Fany dengan sebutan itu.
Dengan riang Jinan pergi ke rooftop. Seperti biasa Jevan sudah menunggu nya dengan beberapa camilan bahkan kotak bekal yang kata nya ia buat sendiri. Jinan duduk di bangku panjang sebelah Jevan kemudian menatap kotak bekal.
"Hari ini bawa apa?" Tanya Jinan karena kemarin Jevan membawa chicken katsu dengan saus teriyaki. Itu sangat enak sehingga Jinan antusias mengetahui apa yang di bawa Jevan hari ini.
"Sushi." Ucap Jevan membuka kotak bekal nya membuat Jinan takjub.
Entah apa yang merasuki Jevan, sejak kemarin cowok itu membawa bekal ke sekolah. Bukan untuk dirinya, tapi untuk Jinan. Awalnya Jinan bingung tapi Jevan bilang dia melakukannya karena takut Jinan akan kelaparan jika hanya makan makanan ringan bersama nya di rooftop.
Karena Jevan bilang bahwa dia yang memasak, Jinan tidak tega untuk menolak. Selain itu rasanya enak, jadi Jinan dengan senang hati memakan nya.
"Kenapa selalu makanan Jepang?"
"Hm? Itu karena kamu suka kan." Kata Jevan sambil tersenyum.
"Memangnya aku pernah bilang?"
"Gak. Aku lihat pas pertama kali ketemu kamu di mall bareng Bagas di restoran Jepang, piring kamu bersih. Jadi aku pikir kamu suka makanan Jepang." Kata Jevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE [tamat✔️]
Teen FictionJinan Feronia Nayaka, cewek yang hidupnya biasa saja, kini harus menanggung malu setelah dirinya pingsan akibat kepalanya terbentur tiang listrik saat jam pelajaran olahraga. Bangun dari pingsan nya, dia tiba-tiba bisa membaca pikiran orang-orang! E...