BAB 11 : ALVIAN YANG SERIUS

308 39 0
                                    

Hari demi hari dilalui seperti biasa. Pengumuman pemilihan ketua OSIS juga sudah di umumkan. Dengan selisih 52 suara, pasangan AlAy berhasil terpilih.

Fany sebagai pendukung DuGem tentu saja merasa bersedih, tapi dia juga tidak bisa apa-apa dan akhirnya menerima kenyataan. Entah peraturan OSIS yang semakin ketat atau tidak, Fany akan berusaha menerima nya dengan lapang dada.

Selain itu, akhir-akhir ini Jinan juga semakin dekat dengan Jevan. Entah dia bertemu sepulang sekolah atau tidak sengaja bertemu di tempat umum seperti supermarket. Terkadang Jinan berfikir, apa itu memang benar hanya kebetulan?

"Jadi, kapan legal nya?" Tanya Fany sambil menggigit bengbeng nya. Dia memutar kursinya menghadap bangku Jinan dan Akila.

Karena sekarang sedang jam istirahat, mereka seperti biasa membicarakan hal yang kurang penting.

"Legal apaan? Emang gue mau nikah?" Tanya Jinan.

"Pacarannya! Gue tau Lo sering chat-an kan?" Tiba-tiba Fany mulai mendesak.

"......"

Seandainya Akila ada disini, mungkin dia bisa bantu membalas Fany dengan kata-kata pedasnya. Tapi sayang sekali, gadis itu sedang di panggil ke ruang guru untuk mengumpulkan berkas data olimpiade mendatang.

"Tau gak? Kalian akhir-akhir ini keliatan akrab banget. Jevan juga lebih sering nunggu jemputan bareng Lo. Bukannya dia selalu bawa mobil?"

Ya, gak mungkin kan gue bilang kalo Jevan nunggu jemputan dengan alasan modus?

Jinan berdehem pelan. "Katanya mobilnya lagi di service."

"Dia di jemput ojol?"

"Gak tau. Gue selalu di jemput sebelum dia di jemput."

"Kalo gue denger-denger nih, Jevan itu anak orang kaya. Tapi gak ada yang begitu tau latar belakangnya. Jadi agak kaget kalo dia beneran naik ojol."

"Biasa aja kali kalo orang naik ojol."

"Eh tapi Nan. Mungkin.. dia modus?" Tebakan tepat sasaran Fany membuat Jinan kesusahan mempertahan ya ekspresi tenangnya.

"A-apaan dah. Ngaco!" Seru Jinan menyangkal.

Fany memang sudah mengira kalau Jevan dan Jinan memiliki hubungan khusus dan cewek itupun semakin bersemangat untuk membuat Jinan mengaku. Jadi sampai hari inipun dia masih menjodoh-jodohkan Jinan dengan Jevan seakan mereka sudah di konfirmasi oleh orangnya sendiri.

"Sekarang Lo tinggal nunggu di labrak Bella aja." Kata Fany.

"Anjing, gue ngapain harus di labrak Bella."

"Lo saingan, ya Lo di labrak." Kata Fany santai.

"......."

Oke, sekarang Jinan bimbang kembali. Awalnya Jinan memang tidak mau berurusan dengan Jevan. Tapi semakin lama berhubungan dengan cowok itu, dia jadi baper. Tapi mengingat kembali ada resiko yang menanti, Jinan jadi ciut lagi.

"Santai aja Nan. Pokoknya kalo ada apa-apa, panggil gue! Nanti gue panggilin bang Bian."

"..... Ini ngapa ngadu nya di oper-oper juga." Jinan menatap Fany datar.

"Soalnya gue mana berani Fan. Lo bayangin aja kalo kita, termasuk Akila lawan geng Bella. Ibarat Lo tawuran tapi kalah jumlah." Ucap Jinan kemudian mengambil nafas.

"Tapi dengan gabungnya bang Bian juga, bakal tetep kalah jumlah." Lanjut Jinan.

"Memang. Tapi kekuatan tempur kita bakal meningkat." Kata Fany serius.

DOUBLE [tamat✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang