Suasana kelas 11 IPA 3 tampak agak sunyi hari ini. Itu di karenakan Bu Dina selaku guru bahasa Inggris mengadakan ulangan harian mendadak. Sebagian murid tidak ada yang komplain karena bagi mereka bahasa Inggris lumayan mudah. Tapi tidak untuk kaum minoritas seperti Fany dan Bagas.
Di tengah suasana sunyi itu, Bagas tampak menoel-noel punggung Fany dengan pulpennya. Dia tidak bisa menyontek ke sebelahnya karena setiap Bu Dina mengadakan ulangan, setiap murid harus duduk sendiri-sendiri. Maka dari itu harapan Bagas hanyalah Fany yang duduk di depannya. Sebenarnya ada murid lain yang duduk di belakangnya, hanya saja dia sangat pelit!
"Fan! Nomor 3!" Bagas berbisik membuat Fany melirik situasi sebelum memperlihatkan kertasnya ke belakang.
"Tulisan Lo kecil banget anjing!" Ucap Bagas tidak bisa membacanya.
"Ya gimana bangsat, ulangannya uraian!" Balas Fany kesal. Sebenarnya dia sendiri mendapat jawaban dari Akila yang ada di depannya, jadi karena buru-buru menyalin, dia tidak memikirkan kerapian tulisannya.
"Anjing! Buta gue baca tulisan Lo. Bacain gue!" Pinta Bagas tidak sabaran.
"Nomer 3 jawabannya 'on the beach'."
"Hah? Bitch?"
"Iya."
Bagas menulis 'on the bitch' di kertasnya.
"Fan nomer 4 juga."
"Nomer 4 jawabannya 'the king is a crab'."
"Hah? The king is akrab?"
"Iya bangsat! Nanya mulu."
Bagas menulis 'the king is akrab' di kertasnya.
"Fan! Fan! Nomer—,"
"Eh eh yang di belakang ngapain itu!" Seru Bu Dina sambil memukul penggaris nya di atas meja. Bagas berhenti bertanya dan langsung merapatkan mulutnya.
Karena mencurigakan, akhirnya Bu Dina mulai menatap ke arah Bagas sehingga membuat cowok itu tidak bisa meminta jawaban lagi. Ia pura-pura serius sambil menatap kertas nya, berharap kertasnya terisi jawaban secara tiba-tiba.
Sementara itu Jinan, dia tampak sangat santai. Bahasa Inggris lumayan ia kuasai, jadi dia tidak perlu mengintip pikiran orang-orang. Tentu saja kalau kepepet dia akan menggunakannya. Karena motto hidupnya adalah berusaha dan mencoba apapun terlebih dulu sebelum menyerah.
Setelah beberapa waktu, akhirnya ulangan bahasa Inggris selesai. Bu Dina langsung menyuruh semua murid mengumpulkan kertasnya dan itu bertepatan dengan suara bell istirahat. Bagas yang bertugas sebagai ketua kelas pun ikut membantu Bu Dina membawa kertas itu ke ruang guru.
Karena sudah jam istirahat, beberapa kelompok murid berkumpul dengan teman-temannya, termasuk Fany yang berkumpul dengan kedua temannya.
"Kil, thanks ya udah bagi jawaban!" Kata Fany sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya. Akila mengangguk santai sambil menggigit Pocky cokelat yang entah sejak kapan dia beli.
"Bagas goblok banget, dikasi jawaban malah keong." Fany agak kesal dengan kejadian pas ulangan tadi.
"Coba kalo dia gak akrab sama semua anak di kelas, mana ada yang bakal pilih dia jadi ketua kelas." Tambah Akila sambil mengunyah.
"Dia juga ikut OSIS. Si Bagas goblok tapi boleh juga ya." Kata Jinan sambil tertawa. Fany yang mendengarnya langsung menyenggol Jinan yang ada di sampingnya.
"Boleh juga apa nih? Boleh juga di deketin?" kata Fany dengan nada menggoda.
"Boleh di sleding! Anjing otak Lo cinta-cintaan mulu dah." Ucap Jinan emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE [tamat✔️]
Roman pour AdolescentsJinan Feronia Nayaka, cewek yang hidupnya biasa saja, kini harus menanggung malu setelah dirinya pingsan akibat kepalanya terbentur tiang listrik saat jam pelajaran olahraga. Bangun dari pingsan nya, dia tiba-tiba bisa membaca pikiran orang-orang! E...