BAB 35 : MALAM MINGGU

99 12 0
                                    

Sesuatu yang harus di lakukan adalah belajar menerima. Untuk kasus Jinan, dia memutuskan untuk menyimpan rapat-rapat tentang perselingkuhan ayahnya.

Tidak apa. Mungkin itu adalah pilihan terbaik.

Selama berhari-hari Jinan memendam kenyataan itu. Rasanya seperti membawa bom waktu di tangannya, tidak tahu kapan benda itu akan meledak dan menghancurkan segalanya. Jinan hanya berharap ibu nya tidak tahu karena ia berencana untuk merahasiakan hal itu selama yang ia bisa

Ibu nya juga terlihat tidak curiga dan Jinan berusaha keras untuk berlaku seperti biasa walaupun sulit. Hari-hari terasa begitu berat, bernafas bahkan menatap ayahnya sambil tersenyum seakan tidak terjadi apa-apa itu sangat berat!

Perutnya seperti diikat oleh korset ketat sampai rasanya begitu tidak nyaman ketika berbicara. Jinan berusaha untuk terbiasa.. terbiasa sampai dia lupa.

Itu akan lebih baik jika dia lupa.

Akan lebih baik jika dia tidak tahu.

Tapi itu tidak bisa di lakukan segampang orang berbicara. Nyatanya Jinan akan selalu ingat setiap kali melihat ayahnya. Itu sungguh menyesakkan, tapi dia tidak punya pilihan lain. Sehingga pada akhirnya ia hanya bisa berusaha yang terbaik untuk melalui itu.

Entah sudah berapa hari berlalu, Jinan tidak sepenuhnya melupakan hal itu. Beruntung ada teman dan pacarnya yang bisa mengalihkan perhatiannya dari masalah ini. Dia menjalani hari nya menjadi pacar Jevan di sekolah.

Sejak go public, mereka tidak malu untuk saling bertemu di kantin atau sekedar mengobrol di bangku taman sekolah. Itu sangat menyenangkan dan berguna melepas beban pikiran. Bahkan, Jevan juga tidak segan-segan mengunggah fotonya bersama Jinan di Instagram nya.

Tentu saja Jinan malu!

Followers Jevan itu sangat banyak! Rasanya seperti di pelototi banyak orang yang tidak di kenal karena sudah mengencani seorang artis terkenal. Jinan bukanlah orang yang eksis di Instagram, jadi dia berusaha untuk mengabaikan itu.

Saat itu, Jinan sempat menyuruh Jevan menghapus foto mereka karena beberaoa followers Jevan justru berpindah ke Jinan. Seperti apa yang pernah di bilang Fany, dia akan terciprat ketenaran.

"Aku malu kalo kamu post foto itu."

"Kamu malu punya pacar kayak aku?"

"Hah? Bukannya harusnya aku yang bilang gitu?!"

"Ngapain malu punya pacar secantik kamu. Malah yang ada, mau aku pamerin sampe rasanya pengen nyewa baliho."

"........"

Yah.. saat itu sedikit berlebihan. Jevan memang senang mengumbar kemesraan mereka. Seakan, setiap saat dia berkata 'Pacar gue nih boss! Pacar gue nih!' begitu.

Kemudian saat di kantin, Jevan juga berapa kali meminta Jinan untuk menyuapinya. Saat itu jam istirahat dan Jinan yakin kalau Bella ada disana, gadis itu akan menatap dengan benci.

"Jinan, ah." Jevan hendak menyuapi Jinan bakso dengan garpu nya.

"A-aku kan udah punya. Ngapain kamu bagi ke aku?"

"Kuahnya kan beda. Kamu pedes, aku engga. Cobain deh."

"........"

Semua itu Jevan lakukan saat setelah mereka mengumumkan kalau mereka pacaran! Ini... Rasanya seperti Jevan sudah lama menahan momen ini dan dengan antusias melakukan semua yang selama ini ingin ia lakukan bersama Jinan.

Dia benar-benar senang mengumbar hubungannya dengan Jinan.

Awalnya Jinan tidak begitu nyaman, tapi lama-kelamaan rasanya biasa saja. Kebahagiaan Jevan juga membuat Jinan senang. Setidaknya mereka tidak melakukan hal yang merugikan orang lain.

DOUBLE [tamat✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang