BAB 7 : DIANTERIN PULANG

421 42 4
                                    

"Eh Lo dari SMA Cempaka Putih?" Bagas mengobrol dengan Gilang di sebelahnya.

"Iya. Biasalah, gue kesini nemenin pacar nonton film." Kata Gilang membuat Jinan ingin muntah. Bukankah Gilang sendiri yang bersikeras untuk ikut nonton dengan mereka?

"Btw gue sekelas sama Fany. Gue tau dia punya pacar, tapi gue gak tau kalo pacarnya anak SMA Cempaka Putih. Mantan gue juga anak sana." Kata Bagas sambil ketawa.

"Lah Gas, Lo punya mantan?" Tanya Fany agak kaget.

"Punya lah! Tapi cuma jalan 1 minggu."

"Apaan tuh hahahaha!"

"Ya mau gimana lagi. Gue sama dia gak cocok."

"Mungkin Lo malu-maluin makanya cewek Lo langsung mundur. Mencegah malapetaka." Kata Akila tiba-tiba membuat mereka tertawa.

Sementara itu Jevan yang baru saja memesan menu sushi untuk dirinya dan mulai mengobrol dengan Jinan yang ada di sebelahnya.

"Lo kesini abis nonton film?" Tanya Jevan karena tadi sempat mendengar obrolan Bagas dan Gilang.

"Ho'oh. Gue di ajakin Fany, katanya ada film jelek yang mau di tonton."

"Jelek? Kok nonton film jelek?"

"Gak tau juga. Tapi lumayan menghibur sih. Kalo Lo?"

"Beli keperluan buat OSIS. Minggu depan kan ada kampanye pemilihan ketos baru, jadi harus ada yang disiapin gitu." Kata Jevan membuat Jinan mengangguk.

"Lo gak mencalonkan diri? Menurut gue Lo berpotensi menang."

"Kenapa?"

"Lo pinter, ramah, cakep, terus.." Jinan berhenti mengoceh dan sadar dengan apa yang dia ucapkan. Jevan terlihat menyunggingkan senyuman sambil menatapnya.

Lo haus pujian apa gimana hah?

Jinan berdehem pelan, "Yah.. pokoknya gitu deh."

Gadis itu agak canggung sementara Jevan tertawa pelan. Sepertinya dia cukup puas mendengar pujian untuk dirinya. "Gak di lanjutin?"

"Buat apa?"

"Buat gue seneng." Ucap Jevan membuat Jinan agak merasa.. entahlah bagaimana mengatakannya. Gadis itu buru-buru menjawab agar suasana canggung yang ia buat segera hilang.

"Bukannya pujian kayak gitu udah biasa buat Lo? Gue ngomong gini berdasarkan gosip aja sih." Kata Jinan.

"Kalo menurut Lo sendiri? Gue gimana?"

"Lo mau yang baik apa buruknya?"

Jevan tertawa, "Jadi ada versi buruknya nih?"

"Menurut Lo?"

"Eh eh! Lo berdua asik banget. Pacaran?" Tebak Bagas tiba-tiba membuat perhatian semua orang di meja itu beralih ke arah Jinan dan Jevan.

"Jinan curang! Gak bilang-bilang!" Seru Fany.

"Beneran?" Tanya Akila memastikan.

"Gak." Jawab Jinan cepat.

"Jev, Lo pilih Bella apa Jinan?" Tanya Fany tiba-tiba.

Apaan dah! Napa Lo tiba-tiba bandingin gue sama cewek paling cantik di sekolah?!

"Kenapa Bella, Fan?" Tanya Jevan.

"Gue denger Lo deket sama Bella, jadi gue mastiin Lo gak mainin perasaan sahabat gue." Kata Fany diiringi suara tawa nya.

"Gue-,"

"Gak! Sejak kapan gue sama Jevan? Gue baru ketemu 2 kali." Potong Jinan cepat sebelum Jevan menjawab pertanyaan menjebak Fany.

"Oh, jadi belom ya. Kirain udah jadi." Kata Bagas yang nada nya agak kecewa.

DOUBLE [tamat✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang