BAB 18 : KETIKA DIA SANGAT MARAH

237 31 2
                                    

Keesokan hari nya di sekolah, hal pertama yang dilakukan Fany ketika tiba di sekolah adalah meminta maaf kepada Akila.

Jinan menjelaskan situasi yang di alami Fany kemarin dan dengan hanya mendengarkannya saja sudah membuat Akila marah. Tapi hal itu sudah terlanjur terjadi, jadi dia dengan cepat menenangkan diri untuk tidak mengumpat. Akhirnya mereka berbaikan. Tentu saja Dika menyambut dengan sukacita karena selama ini hari-harinya sangat berat menjadi penengah di antara mereka.

Hari ini adalah hari Senin, dimana upacara bendera wajib dilakukan. Semua warga SMA Cendana berbaris di lapangan dan di antara barisan kelas 11 IPA 3, seperti biasa Fany akan mengeluh karena panas matahari pagi yang terik.

"Ya ampun hari ini panas banget! Apa gue pura-pura pingsan aja kali ya?" Kata Fany berharap petugas PMR membawa nya ke ruang UKS yang sejuk.

"Jangan. Lo kan gampang ketawa." Kata Akila.

"Ide Lo itu harus di lakukan oleh profesional. Gue juga saranin jangan." Tambah Jinan.

Fany cemberut. Dia akhirnya membuang niat untuk pura-pura pingsan dan beralih membicarakan topik lain yang sekiranya bisa mengalihkannya dari terik panasnya matahari.

"Btw, nanti jam istirahat gue mau ketemu Gerry. Mau minta maaf, hehehe~" kata Fany.

"Lo udah siapin ganti rugi?" Tanya Jinan.

"Eummm... Kalo itu... Belom. Yakali gue bisa dapet duit ganti rugi hape dalam sehari?!"

"Jadi nanti Lo ketemu Gerry cuma minta maaf doang?" Tanya Akila dibalas anggukan semangat oleh Fany.

"Seenggaknya gue berinisiatif minta maaf! Gue ini tau adab ya!" Kata Fany.

"Ya udah, good luck aja." Kata Jinan.

Jinan hanya berharap permintaan maaf Fany bisa di terima. Karena Jevan bilang kalau Gerry itu sebenarnya baik, mungkin ini akan berjalan lancar? Tapi siapa yang tahu kan.

Akhirnya setelah melakukan upacara bendera, seluruh murid kembali ke kelas. Ruang kelas 11 IPA 3 seperti biasa berada di pojok, tapi tempatnya cukup rindang karena dekat dengan pohon rindang dan bangku taman. Jinan, Akila, dan Fany berjalan beriringan melewati koridor kelas dan tidak sengaja melihat segerombolan murid mengelilingi mading sekolah.

Karena penasaran, mereka bertiga berhenti. Poster di Mading tidak terlihat karena dikelilingi murid-murid, tapi mereka masih bisa mendengar samar-samar apa yang terjadi dari murid yang sudah melihat posternya.

"Guest star PENSI tahun ini Rizky Febian loh! Gila keren banget!"

"Yaah... Kirain Raisa. Gue udah mau pesen banner."

Ucapan para murid cowok dan cewek mulai terdengar membuat Fany langsung berbinar menatap kedua temannya.

"Denger gak?! Guest star nya Rizky Febian!!!! Kita harus dateng."

"Gue udah berharap Day6. Tapi kayaknya tahun ini belom rejeki." Balas Akila.

Jinan sendiri? Entah bagaimana perasaannya saat ini adalah tidak percaya, senang, dan sedikit malu. Ya, dia malu karena Jevan benar-benar menepati janji nya. Padahal Jinan tidak berharap ini akan terjadi, tapi...

Jevan, Lo bener-bener deh.. hahahahaha!

Gadis itu diam-diam tertawa pelan. Dia mulai merasa bersalah kepada murid yang kecewa dan berharap idola merekalah yang tampil tahun depan. Tapi tidak bisa di pungkiri bahwa Jevan adalah cowok yang romantis!

Dia memegang janji nya walaupun Jinan sebenarnya saat itu tidak terlalu banyak berharap. Betapa peduli nya Jevan terhadap hal kecil yang diucapkan Jinan.

DOUBLE [tamat✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang