"Penjualan tiket PENSI udah mulai loh! Khusus anak SMA Cendana dapet diskon 15%!! Kalian udah pada beli gak?" Tanya Bagas sambil berkeliling dari bangku ke bangku lain saat jam istirahat untuk menawarkan tiket.
Sebagai anggota OSIS, sudah wajar dia melakukan promosi. Oleh karena itu ia menargetkan teman sekelasnya terlebih dahulu dan syukurlah itu lumayan laku.
Cowok itu sampai di bangku Akila, Jinan, dan Fany yang tampaknya sedang berkumpul sambil memakan French fries 2000. Mereka bertiga, seperti biasa. Bagas dengan semangat marketingnya kembali menawarkan tiket PENSI.
"Bestie~ kalian udah beli tiket belom?" Tanya Bagas sambil duduk di kursi Dika yang kosong. Mereka berempat berkumpul di satu meja.
"Gue mau dong! Tapi gebetan gue gak tau mau di ajakin apa kagak." Kata Fany sedikit patah semangat.
"Oh? Si Gerry? Tenang aja. Lo beli dulu, urusan dia mau di ajak itu belakangan." Kata Bagas sambil mengibaskan beberapa lembar tiket.
"Emang Lo mau tanggung jawab kalo satu tiket nya mubazir?"
"Yaah.. enggak sih, hehehe~ btw, Lo pada apa kagak mau beli?" Tanya Bagas kini beralih memandang Akila dan Jinan.
"Gue-,"
"Akila mah jangan di tanyain, dia mana mau ke tempet rame kayak gitu."
"... Gue mau kok." Kata Akila tiba-tiba membuat Fany menatapnya tak percaya.
Seorang Akila?!
Tunggu! Ini aneh. Tahun lalu Akila pernah ikut ke acara PENSI dan berakhir sakit kepala karena terlalu riuh. Ia kemudian bersumpah tidak akan datang lagi tahun depan. Maka dari itu, Fany agak terkejut. Tapi jika Akila memang mau ikut, tentu saja itu bagus!
"Kila, Lo beneran?" Tanya Jinan di sebelah Akila.
"Iya. Gue.. gue mau liat Dika nge-band."
"....." - Jinan.
"......" - Fany.
"?????" - Bagas.
Dika memang anak band dan band cowok itu juga termasuk guest star (walaupun bukan guest star inti). Tapi yang mencengangkan adalah Akila yang ingin datang karena Dika? What the..
"Akila.. Lo kenapa?" Tanya Fany.
"Di ancam Dika ya? Tapi okelah, yang penting Lo beli tiket aja sih." Lanjut Bagas.
Mendengar ucapan Bagas membuat Fany overthingking. Ia kembali menatap Akila, "Lo beneran di ancem? Wah parah! Mana nih Dika?! Gue tabokin!" Seru Fany hendak berdiri dari kursi namun Akila buru-buru menghentikannya.
"Gak! Gue emang lagi pengen aja.. dukung temen." Kata Akila membuat Fany kembali duduk di kursi nya.
Jinan yang melihat adegan itu langsung menatap Akila lekat-lekat. Sama seperti sebelumnya, ia tidak bisa mendengar suara pikiran gadis itu. Apa yang terjadi? Apakah kekuatannya masih eror terhadap Akila? Oke, anggap saja begitu.
"Jadi, kalian mau beli apa kagak?" Tanya Bagas tiba-tiba lelah. Rasanya ini terlalu bertele-tele.
"Gue beli 1." Kata Akila kemudian mengeluarkan uang dari saku nya dan menyerahkannya ke Bagas.
Dengan gembira Bagas menerima nya dan menukarnya dengan satu lembar tiket. Fany yang melihat hal itu berfikir lagi, takut tiketnya kehabisan kalau tidak di beli sekarang.
"Ya udah deh! Gas, gue beli 2."
"Nah gitu dong~" kata Bagas gembira ketika Fany mulai menyodorkan uang pada nya.
Sisa Jinan, gadis itu tak perlu berfikir dua kali karena ia memang sangat ingin menonton Rizky Febian. Jadi tanpa ragu ia mulai merogoh saku nya juga untuk membeli. Tapi belum sempat mengeluarkan uangnya, seseorang tiba-tiba mampir ke arah bangku nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE [tamat✔️]
Подростковая литератураJinan Feronia Nayaka, cewek yang hidupnya biasa saja, kini harus menanggung malu setelah dirinya pingsan akibat kepalanya terbentur tiang listrik saat jam pelajaran olahraga. Bangun dari pingsan nya, dia tiba-tiba bisa membaca pikiran orang-orang! E...