Haiiii..., Wellcome back.
Happy reading.
Serenada memasuki rumahnya dengan wajah lelah. Tampak sekali raut mukanya yang letih dan tidak bergairah.
" Aku pulang!" Suara Seren terdengar kecil.
" Eh, sayang. Sudah pulang?"
Mama Menyongsong putrinya yang sudah merebahkan tubuh di kursi.Serenada mengangguk sembari menyandarkan tubuhhya di sandaran sofa. Matanya di pejamkan.
" Anak mama capek sekali. Banyak tugas atau gimana sayang?"
Bukan banyak tugas ma, tapi banyak beban pikiran.
" Nggak kok ma. Capek dikit aja kok. Ntar dibawa istirahat juga hilang." balas Seren tersenyum.
" Yaudah. Sekarang kamu istirahat ya, karena nanti malam kita mau ada acara."
Serenada menatap wajah mamanya yang berseri.
" Acara apa, Ma? Aku nggak ikut deh. Capek rasanya."
" Eh nggak boleh gitu dong. Kita harus hadir. Nanti malam itu acaranya Mas Azef loh. Kamu udah baca grup keluarga kan?"
Seren terdiam. Hatinya kembali patah. Bunyi krek menggema di dalam sana.
Seren berusaha terlihat biasa saja. Padahal tidak ada yang tahu bagaimana hatinya.
" Nggak tahu, Ma. Mama aja yang ikut deh sama Papa. Aku nggak. Tugas kuliah aku numpuk banget , Ma."
Seren menolak. Ia tidak akan sanggup melihat laki-laki itu di sana.
" Aduh sayang. Jangan gitu dong. Malam nanti itu Azef mau ngelamar Laras di hadapan keluarga kayaknya deh. Makanya kita semua di kumpulin. Kamu harus datang dong, sayang."
" Lihat nanti aja deh, Ma. Mau keatas dulu. Capek."
Serenada berjalan cepat menaiki tangga menuju kamarnya. Tidak di acuhkannya sang Mama berteriak di bawah menyerukan namanya.
Serenada melempar tas sembarangan dan langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur.
Tanpa di sadari air mata nya keluar. Hatinya sesak. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Resiko yang harus di terimanya sendiri.
Seren beranjak dari kasur dan mematut dirinya di depan cermin.
Lama ia menatap bayangan dirinya sendiri.
" Apa yang kurang dari diriku, Mas."
Seren memegang pipi nya yang mulus. Tidak ada jerawat atau flek satupun. Ia cantik. Body nya pun bagus. Bahkan laki-laki di luar sana mengakui. Namun, kenapa dengan orang yang di anggapnya special tidak pernah melihat dirinya.
Serenada mendesah kasar. Ia menghirup udara mengisi paru-paru nya yang sesak. Serenada tersenyum walaupun di paksa.
Ia akan mencoba terlihat baik-baik saja.Ya, begini lebih baik.
Pada malam harinya. Mama Sinta sudah heboh menyuruh anaknya dandan. Karena acara akan segera di mulai.
" Seren. Udah selesai nak?"
Mama berteriak dari lantai bawah.Seren tidak menjawab. Sudah yang kesekian kalinya sang Ibu bertanya.
" Mah. Bisa budek kuping aku kalau Mama teriak terus." Protes Elang. Adik Serenada.
" Abisnya Kakak kamu itu sudah di panggil dari tadi nggak nyaut-nyaut. Nanti kita terlambat, dek. Nggak enak kan sama keluarga yang lain."
Elang memutar bola matanya males.
" Ya, nggak papa. Telat dikit mah." balasnya santai. Mama sudah akan membalas perkataan anaknya lagi namun tidak jadi karena Papa mengangkat tangannya.
" Mungkin Kakak beneran nggak mau pergi kali, Ma. Kan udah ngomong juga tadi kan."
" Ya nggak bisa gitu dong, Pa. Kakak itu sudah sering kali mangkir dari acara keluarga. Nanti di tanyain lagi sama yang lain. Mama kasih alasan apalagi."
Mama mendesah dan mengurut keningnya." Yaudah kalau gitu. Mama cek sendiri deh ke atas."
Mama segera menaiki tangga. Papa dan Elang menggeleng kepala heran.
" Mama kamu tuh," ucap Papa.
" Istri Papa tuh." balas Elang santai.
Mama membuka pintu kamar Serenada dan melihat anaknya masih tiduran.
Sontak saja Mama langsung naik pitam dan marah.
" Serenada." Panggil Mama keras. Seren duduk dengan gaya santai.
" Seren nggak ikut mama." ucap Seren lelah.
Mama mendekat. Lalu beralih ke lemari pakaian anaknya. Mama mengacak semua pakaian Seren. pilihannya jatuh kepada dress hitam diatas lutut yang elegan.
" Segera mandi. Mama tunggu!" Mama berusaha tenang dan sabar.
" Ma---,"
Seren mengatup bibirnya melihat wajah sedih mama.
" Mereka selalu menanyai anak perempuan Mama tiap ada acara. Kali ini Mama nggak mau lagi mencari alasan. Mama harap kamu mau hadir. Ini acara keluarga bukan acara orang lain. Kamu paham maksud mama kan?"
Seren menunduk. Akhirnya ia mengangguk.
" Mama duluan aja sama Papa. Adek ikut juga kan. Biar bareng sama aku aja."
Mama terlihat seperti tidak percaya dan tidak mau lagi di bohongi.
" Aku bakal datang. Aku akan buat mama bahagia. Aku akan berdandan cantik dan tidak ada yang bisa meremehkan aku lagi. Aku bakal datang, Ma."
Mama tersenyum. Mama memeluk Seren dan mengelus kepala anaknya dengan sayang.
" Makasih sayang. Love you,"
" Me too, ma."
" Yaudah sekarang cepetan mandi. Nanti telat. Mama sama papa duluan. Nanti kamu nyusul ya."
Seren mengangguk.
" Iya, Ma."
Serenada menatap dress pilihan mamanya. Lagi dan lagi Seren berusaha kuat.
" Malam ini saja." gumam Seren pelan.
Tbc!
18/09/21
Yuhuu..., Bagaimana gaess. Ada yang masih penasaran dengan cerita ini??
Marii votee dan komentar yang banyakkk yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Batas (Salahkah Aku mencintaimu)✓
RomanceAku tak bisa memilih kemana hatiku berlabuh. bukan mau ku memilih dirimu. salahkah Aku mencintaimu??? andai aku bisa, Aku akan memilih laki-laki lain yang bisa ku cintai dan mencintaiku. namun apalah daya, logika terpatahkan oleh hatiku yang terj...