🌹47🌹

1.3K 168 19
                                    


Selamat soree!!

Ebook sudah ready ya di googlebook/playstore.

Di karyakarsa juga udah tamat ya.

Tinggal pilih mau baca dimanaa gaess!!

Pdf nya juga ready bagi yang mauu. Harga 50k kalau pdf nya.
Chat 085271367230.

Azef menunggu di depan ruang operasi. Ia mondar mandir dengan gelisah. Raut wajahnya masih tampak cemas dan khawatir. Azef sudah menanggalkan jas nya dan memakai kemeja putih yang kontras sekali dengan warna merah bekas darah Seren.

Azef duduk lalu berdiri begitu sejak Seren masuk ke dalam ruang operasi.

Azef tidak mempedulikan penampilan dan tatapan orang-orang yang melihatnya. Di pikirannya sekarang fokus tentang keadaan Seren.

Semua keluarga Azef datang berombongan. Raut wajah panik terpatri di wajah mereka.

"Mas," Rinka mendekat. Azef melihat Mamanya. Ia segera memeluk Rinka dan menangis di bahu Rinka. Badannya bergetar. Ia memeluk erat tubuh Rinka meluapkan emosinya.

" Mama...,"

" Iya Mas. Mama di sini. Kamu harus tenang. Sabar Mas!" ujar Rinka ikut sedih menyaksikan anaknya nampak rapuh.

" Kenapa bisa begini Ma? Kenapa? Apa aku tidak boleh bahagia?" Ujar Azef lirih.

Rinka menggeleng. " Tidak. Jangan ngomong begitu Mas. Ini ujian. Kamu kuat. Mas bisa melalui semua ini. Mama yakin. Mas pasti bisa." jawab Rinka mengusap punggung Azef. Ia berusaha menahan luapan air matanya agar tidak ikut turun.

"Aku sangat mencintai Seren, Ma. Aku hanya menginginkan Seren. Kenapa ada saja halangannya. Kenapa harus Seren yang berada di dalam, Ma."

" Iya. Mama tahu kamu sangat mencintai Seren. Mama tahu nak. Kamu harus kuat. Ingat ada Grace yang juga butuh kamu, Mas!"

Deg

Grace! Anaknya. Dimana Grace bagaimana keadaan anaknya sekarang.

Azef melepas pelukan mereka. Ia menyeka air matanya.

" Grace? Dimana anakku Ma?" Azef memperhatikan semua orang mencari keberadaan anaknya.

Azef kembali panik. Ia hampir frustasi mengingat keadaan anaknya yang juga ikut terjatuh dalam kejadian tadi.

" Tenang Mas. Kamu harus tenang dulu. Jangan panikan gini." ujar Andrew.

" Gimana aku bisa tenang Pa. Seren belum sadar dan masih di tangani di dalam. Anakku juga Pa. Sekarang anakku dimana?" ujar Azef frustasi sekali.

" Grace bersama Elang. Kaki Grace terkilir. Elang bawa periksa dulu. Nanti mereka kesini. Dani juga lagi di ugd. Sinta juga terluka."

Azef  mengacak rambutnya.

" Sabar Mas. Kita berdoa untuk kesembuhan Mba Seren." Ujar Airin merasa sedih melihat Azef.

Maya dan Elsa saling berpandangan. Mereka diam menyaksikan tanpa ikut bersuara.

Mai juga ikut merasa sedih melihat kedua cucu nya. Sungguh berat sekali cobaan Seren dan Azef untuk bisa bersama.

Kebahagian yang sebentar lagi akan mereka rasakan berubah menjadi duka dalam sekejab mata. Takdir tidak ada yang bisa menduga.

Selang berapa lama akhirnya keluarga Seren datang. Azef di temani oleh Rinka Andrew dan Airin. Yang lain sudah pulang. Mengingat kesehatan Mai juga sedang tidak baik.

" PAPIII!!" Teriak Grace kembali menangis. Matanya bengkak karena tidak berhenti menangis memikirkan Maminya apalagi Grace melihat dengan mata kepala nya sendiri bagaimana Maminya terjatuh berguling guling ke bawah tangga.

Azef segera memeluk Grace yang pakai kursi roda di dorong Elang. Luruh hati Azef melihat orang terkasihnya terluka.

Hatinya bak di tusuk sembilu tajam yang satu masih dalam ruangan yang satu lagi juga terluka. Rasanya Azef ingin sekali menggantikan mereka.

" Baby. Anak papi. Grace oke? Apa yang luka nak?" Azef memperhatikan tubuh anaknya. Nampak Kaki sebelah kiri yang di gips. Lengan sebelah kanan juga ada perban.

Azef menatap sedih Grace. Ia harus kuat tidak boleh sedih di hadapan Grace. Anaknya butuh dirinya sekarang.

" Mami. Mami mana Pi?" Grace berducuran air mata. Ia menatap Papi nya.

Azef menghapus air mata Grace lembut." Mami masih dalam ruang operasi. Lagi ditangani sama  dokter. Kita berdoa ya Nak. Mudah-mudahan Mami cepat sadar."

Grace kembali terisak. Azef kembali memeluk anaknya. Mereka yang ada di sana tidak kuasa menahan tangis melihat kesedihan ayah dan anak tersebut. Begitu kuat ikatan mereka.

Kenapa takdir kejam sekali membuat mereka dalam keadaan begini. Kenapa harus di hari bahagia ini mereka diberi ujian seperti ini. Sungguh malang sekali nasib anak-naak mereka.

Azef melihat Sinta yang juga ikut terluka. " Bagaimana keadaan tante? Apa yang luka?"

Sinta menggeleng pelan. Ia tidak cukup tenaga sebenarnya bersuara. Ia menyunggingkan senyum tipis." Masih shock, Mas." ujar Dani mewakilkan. Azef mengangguk pelan.

Grace mengambil tubuh Grace dan menggendong nya di depan. Grace mendekap leher Papi. Ia menenggelemkan wajah nya di ceruk leher Azef.

Azef mengusap punggung Grace yang bergetar. Isak tangis nya masih terdengar. Grace tampak sekali tersedu.

" Mas lebih baik ganti dulu bajunya." Uajr Rinka pelan. Azef menggeleng. Ia tidak mau meninggalkan ruangan ini dan ketinggalan informasi nanti dari dokter.

" Nanti saja, Ma!" ujar Azef menggeleng.

Andrew memegang lengan Rinka sembari menggelengkan kepala. Rinka menghela nafas pelan. Ia kemudian mengangguk.

Lampu ruang operasi mati pertanda di dalam sedah selesai. Azef bersiao. Ia berdiri sembari menggendong Grace.

Dokter keluar langsung diserbu pertanyaan oleh Azef.

" Bagaimana keadaan nya dok?"

Dokter tampak menghela nafas. Ia menatap Azef  dan keluarga yang lain. Jantung Azef berdetak gila menunggu penjelasan dokter.

" Maaf saya harus mengatakan kalau pasien dalam keadaan koma."

Deg deg deg

Azef hampir linglung. Untung saja Elang segera menahan bahu Azef.

" Tidak. Jangan katakan begitu dokter!" jerit pilu Sinta. Dani segera memegang tubuh Sinta.

" Maafkan kami Buk. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Pasien mengalami benturan yang sangat keras di kepalanya bagian belakangnya. Dan itu berakibat fatal. Saat ini pasien dalam masa kritis. Mohon untuk kerja sama nya. Kita harus menunggu tiga jam ke depan untuk melihat apakah pasien bisa melewati masa kritis nya. Mari kita berdoa semoga pasien mampu melewati semua ini."

Penjelasan panjang dokter berdenging di telinga Azef.

" Mammiiiii..." Grace kembali tantrum. Grace berontak dalam pelukan Azef.

Azef luruh ke lantai. Ia mendekap kuat tubuh Grace mencari kekuatan.

Ayah dan anak itu benar benar tampak menyedihkan. Rinka tak kuasa melihatnya. Ia segera memeluk Andrew dan menumpahkan tangisnya di sana.

Azef menangis. Bahunya bergetar. Sungguh ia tak kuat menahan perasaan ini.

Tuhan!! Tolong berikan keajaibanmu! Tolong sembuhkan calon istriku." Jeritan pilu Azef membuat yang di sana ikut merasakan apa yang dirasakan calon pengantin yang tidak jadi menikah itu. Sungguh ini sangat menyakitkan!

Tbc!
26/07/23

No  comment aku. Sedih gaes😭.

Garis Batas (Salahkah Aku mencintaimu)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang