🌹48🌹

1.3K 136 11
                                    

Uuhhh detik detik ending nih gaess. Dua bab lagi tamat yahhh. Yang mau baca lengkap bisa di karyakarsa ya. Extra part nya juga ada di sanaa.

Yang mau ebook juga boleh. Silahkan beli di googlebook/playstore ya.

Yang mau pdf juga bisa. Chat 085271367230

🧚🧚🧚🧚

Saat ini Seren sudah di pindahkan ke ruang inap setelah melewati masa kritisnya. Tiga jam serasa tiga tahun bagi Azef. Ia sangat bersyukur detik-detik Seren mampu melewati masa kritisnya. Selama itu Azef tidak bisa menemui Seren.

Sekarang Azef sudah bisa menemani Seren dalam ruangan. Azef sedih melihat tubuh Seren penuh dengan alat-lat medis yang tidak diketahui fungsinya apa. Yang jelas selang-selang banyak menempel di tubuh Seren.

Seren seperti putri tidur yang tidak bisa di ganggu. Azef mengambil tangan Seren lembut dan menggenggamnya.

Azef kembali menangis. Ia tumpahkan kesedihannya di hadapan Seren walaupun Seren tidak melihat. Rasanya Azef tidak sanggup melihat keadaan Seren.

" Sugar," panggil Azef lembut. " Bangun yuk sayang!" Pintanya dengan bibir bergetar.

Azef menatap wajah cantik Seren.

" Sugar harusnya sekarang kita sudah sah menjadi suami istri. Seharusnya kita sudah bahagia sekarang. Seharusnya kita sedang menikmati pernikahan kita. Seharusnya---,"

Azef tidak sanggup lagi melanjutkan ucapannya. Azef menunduk. Bahunya bergetar. Ia  kembali menangis.

" Sayang Mas mohon buka matanya. Mas sama anak kita menunggu. Anak gadis kita sejak tadi tidak berhenti menangis. Ia kangen Maminya. Grace mau Maminya. Grace selalu memanggil Mami. Hatiku nggak sekuat itu sayang. Tolong buka mata nya demi Mas dan Anak kita."

Azef mengecup punggung tangan Seren. Air mata nya menitik mengenai punggung tangan Seren. Cuma satu keinginan Azef. Seren cepat sadar dari komanya.

****

" Papi,"

" Ya sayang!" Azef mengelus lembut kepala Seren yang berada dalam pangkuannya. Mereka sedang duduk di sofa tidak jauh dari tempat tidur Seren.

" Mami kapan bangun, Pi? Kenapa Mami betah sekali tidur?"

Azef meneguk ludah kasar. Ia tidak tahu jawaban apa yang pas dan dapat diterima oleh anaknya.

" Mami lagi berjuang untuk bangun sayang."

" Grace mau mami, hiks." Grace kembali menangis. Ia menatap Seren dengan berlinang air mata.

" Sayang. Janji apa Sama Papi, hm? Nggak boleh nangis." Ujar Azef.

" Nanti Mami makin sedih kalau Grace terus menangis. Grace lebih baik selalu berdoa supaya Mami cepat sadar."

Grace mengangguk. Ia memeluk erat leher Azef. Ia ingin sekali tidak menangis dan menjadi anak yang kuat. Namun air mata nya selalu tidak bisa di ajak kompromi. Mata secara otomatis mengeluarkan air mata.

Pintu kamar ruang inap vvip tersebut terbuka. Sinta dan Dani yang datang.

" Grandma." Panggil  Grace pelan. Ia menghapus air mata. Sinta berusaha tersenyum.

" Om, tante." Sapa Azef pelan.

" Ini tante bawakan makanan. Tadi tante suruh si Mbok masak. Mas Azef belum makan kan? Grace juga belum. Kalian makan ya."

Azef menatap makanan yang di bawa Sinta.

" Saya tidak lapar Tante. Nanti saja!" tolak Azef lembut dan pelan seperti tidak ada tenaga.

Garis Batas (Salahkah Aku mencintaimu)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang