🌹36🌹

1.9K 201 41
                                    

Selamat siang semua....

Selamat membaacaa!!!

Di karyakarsa udah Bab 40 ya. Yuk melancong dulu ke sanaa yang nggak sabar, oke..👌

🌹🌹🌹🌹🌹

Serenada sudah menunggu sekitar lima menit di mahagony cafe. Ia sampai duluan karena memang jaraknya dari kantor Seren memang lebih dekat dibanding kantor Azef.

Seren menatap pintu masuk yang menampakkan seorang laki-laki yang masih tampan di usianya berjalan bergandengan tangan dengan seorang gadis yang tidak lain dan tidak bukan anaknya.

Mereka tampak cocok sebagai pasangan ayah dan anak.

" Itu Mami!" ucap Grace agak kencang sambil menunjuk ke arah nya.

Mereka langsung mendekati meja Seren.

" Mamiii."

" Hay sayang." Seren mengecup kening Grace. Azef menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Seren.

" Mami sudah lama?" tanya Grace cepat. Seren menggeleng. " Nggak kok, sayang. Baru lima menitan."

" Sudah pesan?" tanya Azef tanpa melirik Seren.

" Belum. Sengaja nungguin Mas sama Grace."

Azef memanggil pelayan. Ia menyebutkan pesanan untuknya sekalian Seren dan Grace.

Azef kembali menatap penampilan Seren yang kembali memakai blazer nya. Dalam hati Azef mendesah lega.

" Ngapain aja di kantor Papi?"

Grace mengangkat bahu.

" Nggak jauh beda sama di kantor mami. Tadi aku temani Papi meeting. Di kantor mereka semua natapin aku."

Seren menatap Azef lalu kembali ke Grace.

" Tapi kamu nggak papa kan?" Sedikit gurat cemas menyelimuti wajah Seren.

" Oke, Mom. Aku fine."
Seren mengangguk.

" Ada aku Papinya. Aku nggak akan biarkan terjadi apa-apa sama Grace. Sekali pun ada apa-apa aku Papinya nggak bakal tinggal diam." sahut Azef pelan, namun mampu menyentil sudut hati Seren. Tetapi di sisi lain ia juga senang karena Grace mempunyai Papi seperti Azef.

" Papi selalu jagain aku. Jadi, Mami tenang saja. Jangan khawatir." ucap Grace seolah paham apa yang tengah di rasakan Ibunya.

Makanan mereka datang. Mereka segera menyantap makanan yang sudah di pesan.

" Mami aku nggak mau tomat!"

" Kasih Papi aja! Papi suka sekali sama tomat." ucap Seren cepat kemudian ia terdiam setelah sadar apa yang diucapkannya.

" Benarkah? Papi suka tomat?"

Azef mengangguk. Ia menarik sudut bibir ternyata perempuan di depannya masih ingat apa yang di sukainya.

" Hhm. Sini buat Papi aja!" Grace memindahkan tomat ke dalam piring Azef.

" Kenapa nggak suka tomat? Sama aja sama Mami nggak suka tomat juga. Padahal enak!"

Gleg

Seren menelan cepat makanannya. Azef tampak santai menyantap makanannya sendiri.

" Mami suka tomat kok. Ya kan mi?" tanya Grace untuk memastikan.

" Oh ya?" tanya Azef menaikkan alisnya. Seingat dia Seren tidak suka tomat. Katanya terlalu lembek dan nggak suka aromanya.

" Iya. Benar kan mi?" ulang Grace sekali lagi. Azef menatap Seren

" Hmm. Waktu hamil aku di suruh dokter makan tomat satu sehari. Jadi sampe sekarang udah terbiasa aja. Udah suka aja."

Azef menatap lekat Seren.

" Waktu hamil Grace gimana? Berat?"

Grace menggeleng. " Nggak. Karena aku menikmatinya. Aku bahkan nggak sabar nunggu kelahiran anak kita Mas!" Jawab Seren dengan mata berbinar. Azef masih menatap lekat Seren.

" Kata orang kalau lagi hamil itu sering ngidam. Kamu gimana?"
Lagi lagi Azef bertanya.

Grace juga menatap Seren untuk menunggu jawaban. Seren tidak pernah bercerita tentang dirinya selama dalam kandungan.

Seren seakan berpikir, kemudian menatap Grace lembut.

" Grace anak yang baik dan nggak pernah nyusahin aku. Jadi, kalau ngidam pun masih bisa. Nggak yang terlalu gimana juga. Grace sejak dalam kandungan sudah menjadi anak yang pengertian."

Grace tersenyum. Namun lain lagi dengan Azef yang sangat merasa bersalah. Ia tidak ada saat saat Seren sedang hamil. Apalagi saat Seren melahirkan.

Ia tidak sanggup lagi bertanya. Hati nya sedih.

" Aku memang anak yang pengertian. Papi tau nggak aku tuh sering loh ngedapetin Mami malem-malem nangis sambil meluk Papi. Tapi aku diam aja nggak pernah nanya sama Mami juga."

Seren terkejut dan melebarkan matanya cukup terkejut. Ia pikir Grace tidak pernah tahu. Ternyata anaknya diam diam menyaksikan dirinya sedang meratapi rindu di tengah kesunyian malam.

Seren meneguk ludah. Ia melirik Azef yang berhenti mengunyah. Seren berdehem.

" Grace jangan ngada-ngada deh. Mana ada Mami nangis malem-malem. Kamu salah lihat pasti itu, Nak." sangkal Seren. Ia tidak mau jika Azef akan berpikiran yang lain-lain.

" Ihh mana ada salah lihat. Lah bahu Mami aja bergetar kalau nangis. Nggak sekali dua kali aku lihat. Sering loh Mom." Jawab Grace santai.

Ia tidak tahu ucapan nya membuat Mami dan Papi nya sibuk dengan pikiran masing-masing.

" Papi percaya aku kan?" Grace menatap Azef dengan mata legamnya.

Azef mengangguk. " Tentu. Papi sangat percaya, sayang."

Seren tidak mampu berkata-kata. Semua bantahan yang akan di lontarkan nya tertahan di kerongkongan. Seren tidak berani menatap Azef lagi.

" Papi harus percaya karena Mami itu sangat Men---,"

" Grace cepat habiskan makannya, sayang!" Potong Seren cepat. Hampir saja. Jika tidak Seren tidak tahu harus di taruh dimana muka nya saat ini.

Grace cemberut. Namun ia tetap menuruti perkataan Seren.

Azef menatap Grace dengan senyum miring. Namun Seren pura-pura tidak peduli.

****

Ponsel Azef berdering. Ia melihat id caller yang menampilkan nama mamanya.

" Hallo."

" Azef kamu buat berita heboh apalagi ini hah? Mama bisa jantungan kalau begini, Nak." Jerit Rinka di seberang telpon.

Azef cepat mengerti dan paham apa yang sedang di bicarakan mamanya.

" Memang kenapa dengan berita nya, Ma?"

" Azef jangan main-main." Pekik Rinka marah.

" Aku serius, Ma. Kapan aku pernah main-main?" tanya Azef bakik. Rinka terdiam. Panggilan itu hening beberapa detik.

" Jadi benar berita yang mama dengar?"

" Nanti aku telpon balik, Ma."

Azef langsung mematikan panggilannya. Ia menyandarkan punggung disandaran kursi. Kali ini ia harus menghadap keluarga besar.

Ia tau kalau ini akan menjadi jalan yang berat. Banyak pro kontra yang akan diterima nya.

Azef mendesah panjang. Ia bangkit mengambil kunci dompet dan jasnya lalu keluar dari ruangan. Percuma bekerja kalau otaknya dan pikirannya sedang berada di tempat lain.

Tbc!

05/07/23

Masih banyak yang harus di lalui Azef, seren dan Grace. Sulit sekali untuk bersamaa.

Huhhh sedihhh.😭😭😭

Garis Batas (Salahkah Aku mencintaimu)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang