Hari ini adalah hari yang sangat di nantikan Seren. Pasalnya hari ini ia telah selesai menamatkan strata satu nya. Hari yang special karena ia baru saja selesai di wisuda.
" Selamat anak mama. Semoga ilmu yang di dapat berguna untuk bangsa dan negara ya nak. Semoga Serenada nya Mama sukses karirnya dan masa depannya. Mama bangga sekali nak." Sinta terharu melihat anaknya sudah diwisuda hari ini. Begitu pun dengan Serenada yang terharu mendengar perkataan mamanya.
" Makasih Mama. Semua ini juga berkat Mama."
Serenada melepas pelukan mereka. Lalu beralih kepada Papanya.
" Papa."
" Selamat sayang. Sekarang kamu akan meniti jalan hidup yang lebih berat ke depannya."
Serenada langsung menghambur ke pelukan Cinta pertamanya. Terakhir dengan ade semata wayang nya Elang.
Setelah selesai berfoto mereka melanjutkan makan bersama di luar. Serenada tidak mengundang keluarga besarnya. Mam sudah menyarankan namun Seren menolak. Ia hanya ingin keluarga inti saja. Biar lah di anggap cucu kurang ajar ,Seren tidak peduli.
Saat ini mereka sedang berada di restoran mewah. Sinta dan Dani sengaja mengajak anak-anaknya kesini untuk merayakan kelulusan Seren.
" Eh itu bukannya Mas Azef ya." Ujar Elang tiba-tiba. Seren tersedak. Mama segera memberikan air minum.
" Hati-hati dong Kak, makannya." tegur Sinta. Seren menanggapi hanya dengan cengiran andalannya.
" Mas Azef." Elang meneriaki nama Azef.
Seren menutup matanya gemas. Buat apa Elang memanggil laki-laki itu. Tidak tahu kah ia kalau Seren tidak mau bertemu dengan laki-laki yang di panggilnya itu.
Azef tersenyum kemudian berjalan ke mejanya setelah bersalaman dengan seorang laki-laki asing. Mungkin rekan kerjanya.
" Duduk, Mas." ujar Sinta. Azef mengangguk. Sedangkan Seren sibuk dengan makanan di piringnya.
" Nggak nyangka ya kita ketemu di sini. Baru balik dari acara ya?"
" Iya dong. Kan kak Seren baru selesai wisuda." Elang yang menjawab.
" Wisuda?" Beo Azef. Ia melirik Seren yang masih menunduk dengan makanannya.
" Iya. Hari ini wisuda nya Seren. Mas baru siap meeting?" tanya Dani.
" Iya Om. Baru selesai meeting. Wisuda kok nggak ngundanf keluarga. Mas aja syok baru dapat kabar barusan. Tau taunya udah di wisuda saja." Protes Azef.
Jujur ia kecewa Seren tidak memberitahunya. Apa segitunya seren memperlakukannya seperti ini.
Kenapa hubungan mereka harus berakhir seperti ini. Bukan seperti ini yang di inginkan Azef.
" Seren nya sendiri yang nggak mau, Mas. Katanya cukup keluarga inti aja. Tante udah nyaranin sih. Tapi dianya nggak mau." Balas sinta.
Seren masih asyik mengunyah makanan nya.
Azef marah. Tapi ia tidak tahu apakah memang berhak ia marah.
" Mas udah makan? Apa mau pesan sekalian?" tawar Elang. Azef melunakkan wajahnya kemudian menatap Elang.
" Nggak. Mas udah makan barusan. Habis ini mau kemana?"
" Nggak ada. Kita langsung pulang. Iya kan kak?" tanya Sinta.
" Iya, Ma." Jawab Seren tanpa menegakkan kepalanya.
" kerjaan kamu gimana, Mas? Lancar?"
" Lancar, om. Dua bualn ke depan bakal ada proyek baru. Doa in berhasil ya om."
" Pasti. Pasti. Lagian seorang pengusaha terkenal, berbakat, dan muda seperti kamu ini tidak perlu di ragukan lagi."
" Terima kasih, Om. Butuh perjuangan keras untuk sampai di sini."
" Iya, om tahu. Om salut sama usaha kamu. Semoga ke depannya sukses dan lancar terus. Kalau ada apa-apa bisa hubungi om."
" Siap, Om."
Mereka selesai makan dan siap-siap mau pulang.
" Seren biar Mas aja yang antar ya. Udah lama juga kan kita nggak jalan. Sekalian mau ngerayain wisuda kamu." Ucap Azef cepat. Seren mengangkat kepalanya.
Azef terkejut sebentar melihat wajah Seren yang cantik. Apalagi di tambah pakai make up. Azef tidak memperhatikan sejak tadi. Ternyata Seren sangat cantik sekali dengan riasan naturalnya.
" Wuihhh boleh tuh. Aku ikut Mas."
" Nggak. Mas mau berdua sama kakak kamu aja."
" Yahhh." Elang melemaskan bahunya.
" Udah biarin aja kakak kamu bersenang-senang. Kita pulang." Timpal Papa.
" Aku ikut pulang deh." Ucap Seren. Azef menatap tajam Seren. Sedangkan sang empunya berusaha tidak peduli.
" Ya jangan dong. Pergi gih sana. Lagian kalian kayaknya udah lama nggak pergi bareng. Apalagi sebentar lagi Mas mau menikah. Dulu aja kemana-mana selalu berdua. Nikmatin waktu kalian berdua. Biar Mama, Papa dan adek yang pulang."
Seren sibuk memikirkan apa alasan nya untuk menolak. Tak sadar hingga keluarga nya sudah tidak ada di sini.
" Mau melamun sampai kapan?"
Seren tersentak. Ia mengedarkan pandangannya. Seren menghindari tatapan Azef.
" Aku mau pulang. Kalau ada yang mau di katakan. Sekarang saja."
Seren melipat tangan di dada.
Azef memperhatikan Seren yang telah berubah.
Azef bangkit sehingga kursinya berderit. Seren mengernyit mengangkat alisnya. Tiba-tiba Azef menarik tangannya membuat Seren terkejut.
" Ikut aku!" Ucap Azef tegas.
" Lepas." Seren berontak. Namun pegangan Azef menguat.
" Kamu mau di perhatikan orang di sini?"
Seren segera menyadari kalau orang orang sedang memperhatikannya.
Azef kembali menarik Seren. Mereka keluar dari restoran.
" Lepaskan tanganku." Berontak Seren ketika sudah di luar. Namun Azef tidak mendengarkan.
Azef langsung membuka pintu mobil dan menyuruh Seren masuk.
" Masuk."
" Tidak mau." Teriak Seren. Azef menatap Seren.
" Masuk sendiri atau aku paksa. Itu hal yang mudah bagiku. Kamu tahu kan?"
" Aku tidak mau." Ujar Seren dengan penuh penekanan. Ia masih berusaha melepaskan tangannya.
" Oke." Jawab Azef. Seren tersenyum miring.
Namun,
" Aaww,"
Azef langsung menggendong tubuh Seren dan memasukkannya ke dalam mobil.
" Sialan kau." Jerit Seren. Azef langsung menutup pintu setelah bunyi klik seatbelt.
Azef segera masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya. Sedangkan Seren sibuk mencak-mencak kemudian diam seribu bahasa.
" Kita akan bicara. Berdua." Tekan Azef.
Seren menatap kepada Azef yang sibuk menyetir.
Kali ini apalagi Mas?
Tbc!
23/09/21
Haiiiii....
Hayoo siapa yang tahuu mereka mau ngapain?
Dan membicarakan apa???
Bagaimana pendapat kalian tentang cerita ini??
Komentar dan Votee nya di tunggu yaaaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Batas (Salahkah Aku mencintaimu)✓
RomanceAku tak bisa memilih kemana hatiku berlabuh. bukan mau ku memilih dirimu. salahkah Aku mencintaimu??? andai aku bisa, Aku akan memilih laki-laki lain yang bisa ku cintai dan mencintaiku. namun apalah daya, logika terpatahkan oleh hatiku yang terj...