🌹50🌹

3.1K 143 17
                                    

Ebook nya udah tersedia di playbook/playstore yaa.

Ebook nya udah tersedia di playbook/playstore yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lima bulan kemudian

Azef sedang berada di kantor. Saat ini perusahaan sangat membutuhkan dirinya. Bahkan dalam dua minggu ini Azef seperti robot yang di paksa bekerja. Tidak ada waktu istirahat.

Tubuh Azef tampak kurus dan tak terurus. Wajahnya pun sudah di penuhi dengan bulu-buku halus. Mata nya tampak cekung dan tak bergairah. Kantung mata tampak menghitam.

Sudah sering Rinka menyuruh Azef untuk berbenah diri. Namun Azef tidak mengindahkan ucapan Mamanya.

Azef membiarkan nya. Yang penting tidak menganggu. Namun di mata keluarga nya penampilan Azef sekarang tampak mengganggu. Sebenarnya mereka lebih kasihan dan Iba menatap Azef yang makin hari makin kurus dan tidak terurus.

Apalagi sampai sekarang Seren belum juga bangun dari koma. Azef tidak pernah absen mengunjungi Seren kecuali jika ia ada urusan yang tidak bisa di tinggalkan. Karena Azef sudah memindahkan perawatan Seren ke rumah. Azef tidak peduli dia harus membayar mahal sekalipun. Di rumah ada yang menjaga Seren saat dia tidak ada. Azef menyewa seorang perawat yang memang khusus di tugaskan untuk merawat dan melihat perkembangan Seren.

Di sisi lain Azef tidak perlu lagi ke rumah sakit tiap pulang kantor. Bahkan dalam sebulan Azef tidak pernah pulang ke apartemennya. Tempat tinggalnya berpindah ke rumah sakit.

Pergi dan pulang kerja dari rumah sakit. Setelah melalui banyak pertimbangan dan persetujuan keluarga. Akhirnya Azef membawa Seren pulang ke rumah yang diberikan Azef sebagai mahar untuk Seren.

Saat ini hari sudah malam. Bahkan waktu sudah menunjukkan pukul Sembilan malam. Azef masih di kantor.

Pintu ruangan nya di ketuk.

" Masuk!" Azef masih sibuk memeriksa dokumen saat Satria masuk.

" Mohon maaf, Pak. Cuma mengingatkan kalau sekarang sudah jam sembilan Pak!"

Azef mengangkat kepalanya. Ia menatap jam di pergelangan tangan. Azef melepas pulpen dan menyandarkan punggung nya ke sandaran kursi. Kaku sekali punggungnya.

" Ya, terima kasih Satria. Kamu boleh pulang."

" Baik. Terima kasih, Pak. Kalau begitu saya pamit!"

" Hm," Azef mengangguk. Satria keluar dari ruangan. Azef memang sengaja meminta Satria untuk selalu mengingatkannya kalau sudah jam sembilan malam. Batas yang diberikan Azef untuk dirinya bekerja di kantor. Jika tidak begitu Azef bakal lupa. Bahkan ia pernah pulang saat jam dua belas malam karena asyik bekerja.

Azef mengambil kunci mobil dan handphone. Ia membereskan barang-barangnya lalu keluar dari kantor.

Saat dalam perjalanan pulang handphone Azef berbunyi. Di lihatnya id caller nya. Azef tersenyum.

Garis Batas (Salahkah Aku mencintaimu)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang