🌹45🌹

1.7K 184 5
                                    

Selamat siang.
Garis batas di karyakarsa udah tamat ya. Bisa baca di sana kalau penasaran bnget lama nunggu dini.

Oh ya pdf nya juga udah ready.
Promo 100k 3 judul. Bebas pilih.
Gercep 085271367230

Dua minggu dari sekarang pernikahan antara Azef dan Seren akan dilaksanakan. Sesuai dari permintaan Seren yang tidak mau mengadakan resepsi besar-besaran. Walaupun ia dan Azef berasal dari keluarga kaya dan terpandang dan mempunyai perusahaan masing-masing. Namun azef harus berlapang hati saat Seren menginginkan pernikahan sederhana dan mengundang orang terdekat saja . Niat hati Azef menginginkan resepsi mewah untuk menyenangkan hati Seren namun Seren tidak mau. Jadilah Azef menuruti permintaan sang pujaan hati.

" Sayang, nanti mau honeymoon kemana?" tanya Azef. Saat ini mereka sedang berada di apartemen Azef. Sepulang dari kantor Seren langsung kesini.

Azef memeluk tubuh Seren dari belakang

" Honeymoon di kamar saja!" balas Seren pendek.

Azef tertawa. Lucu sekali mendengar jawaban Seren.

" Ya memang di kamar sayang. Mas akan kurung kamu di kamar selama kita honeymoon. Tapi yang Mas tanyakan itu negara nya sayangku."

Seren menumis bawang sampai tercium wanginya. " Negara Indonesia."

Azef mengernyit. " Serius dong sayang." sahut Azef.

" Kata nya mau kurung aku di kamar. Ya udah di kamar apart ini juga boleh. Ngapain harus cari kamar di negara lain." Jawab Seren santai. Azef menggelengkan kepalanya. Ada ada saja jawaban Seren.

" Terserah Sayang. Nyerah Mas ngomong sama kamu." Azef angkat tangan. Seren tertawa.

" Mas tolong iketin rambutku dong. Tangan aku bau bawang."

" Ikat rambutnya mana?"

" Nih di tangan." Seren menunjuk karet rambut di pergelangan tangan kirinya. Azef mangambil karet tersebut dan mengumpulkan rambut Seren.

Azef meneguk ludah kasar saat melihat tengkuk putih Seren.

" Sayang!"

" Hm."

" Jangan marah ya!"

" Marah? Marah kenapa?"

Azef secara cepat mengecup dan menggigit kecil tengkuk Seren.

" MAASS!" Seren sampai terpekik. Untung saja spatula yang di pegang nya tidak melayang ke kepala Azef.

Seren melotot. " Mas, untung saja ini spatula nggak nyangkut di kepala kamu ya?" Berang Seren. Namun ekspresi wajah Seren tampak menggemaskan di mata Azef. Tidak seperti orang marah.

" Jangan marah dong sayang.as kan udah iketin rambutnya. Ya udah itu mas ambil balasannya." jawab Azef santai.

Seren menganga tak percaya. " Kamu hitung-hitungan sama aku Mas?" Seren melotot.

" Nggak. Nggak sayang. Bercanda. Jangan marah dong." Bujuk Azef lembut. Ia kecup pelipis Seren.

" Aku tuh kaget tau nggak sih." Seren mengerucutkan bibirnya kesal.

" Iya sayangku. Eh ini masakannya udah selesai?" Azef berusaha mengalihkan pembicaraan mereka. Jika di teruskan bisa berabe urusannya.

" Udah. Tinggal tuang ke mangkuk aja. Sana Mas duduk!"

" Oke sayang!" Azef berjalan ke arah meja makan dan menunggu Seren di sana.

Seren datang membawa masakannya. Untung saja ia sudah berganti pakaian jadi nggak ribet harus pakai baju kantor.

Garis Batas (Salahkah Aku mencintaimu)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang