•Flashback•
"Kazu, siap membantu untuk mencari mommy?"
Kazu kecil mengangguk pasti dengan tangisannya yang sudah mereda. Ia membuka kaca jendela, menatap ke
luar, mencari-cari sosok sang mommy, seraya Hayato melajukan mobilnya.Tidak butuh waktu yang lama untuk tiba di taman yang tadi Hayato maksud. Sekali lagi, mereka mencoba mencari seraya Hayato memajukan mobilnya pelan.
"Daddy, bolehkah aku membuka jendelanya?" tanya Kazu kecil. Hayato meliriknya sekelas sebelum mengizinkan.
Hamparan angin terasa menggelitik di pipi Kazu, namun hal tersebut tidak membuatnya merasa tenang. Ia tetap saja gelisah serta khawatir jika saja mereka tidak dapat menemukan mommy-nya.
Untuk beberapa waktu, mereka berputar-putar mengelilingi taman yang dekat dengan rumah Yamada itu, namun hasilnya nihil. Hampir saja mereka kehilangan semangatnya, sampai ketika samar-samar mereka mendengar suara bayi yang menangis histeris.
Kazu dan Hayato saling bertatapan dengan mata yang melotot.
"Aiko ...?" sahut Kazu dengan nada yang melengking naik. Hayato tampak terperangah, "Daddy tidak yakin, tapi ayo kita cari sumber suara itu."
Benar saja. Setelah beberapa blok rumah ke depan, Hayato menemukan sepasang kekasih yang sedang berciuman di halaman rumah. Hayato segera menutup wajah Kazu dengan sebelah tangannya dan baru saja hendak lanjut mengemudi, namun suara bayi yang tidak dapat ia abaikan itu entah mengapa terdengar berasal dari tubuh kedua insan itu.
"Ribut sekali."
Hayato menyerngit tatkala terdengar suara pria yang berada di bagian atas itu. Pemuda itu tampak begitu tinggi hingga menghalanginya melihat siapa yang berada di bawahnya itu. Ia hanya melihat kaki orang di bawahnya yang menjulur kaku tanpa ada pergerakan sedikit pun.
Suara bayi itu terdengar keras, namun ia tidak dapat melihatnya di manapun. Pemuda tinggi itu juga tampak asyik bercumbu tanpa memedulikan suara bayi itu.
Ada yang tidak beres. Ia yakin ia tidak sedang berhalusinasi, apalagi Kazu juga mendengar suara itu.
Hayato menepikan mobilnya. Setelah mewanti-wanti Kazu agar tetap di mobil, Hayato berjalan mengendap-endap mendekati pasangan itu. Ia tahu ia mungkin tidak sopan, dan kemungkinan pasangan itu akan malu begitu menyadari kehadirannya. Oleh karena itu, ia hanya mengintip secara sembunyi-sembunyi, hanya untuk memastikan bayi tersebut bukanlah Aiko.
Merasa sudah berdiri di posisi yang tepat, Hayato mengintip dari sela-sela semak-semak yang menghias depan rumah pemuda itu. Matanya melotot ketika menyadari ada bayi yang terjepit di antara kedua manusia yang tengah bercinta.
Apa mereka gila, bercinta dengan menjepit seorang bayi di antara me—
Amarahnya menguar saat menyadari bahwa bayi yang dipeluk erat itu adalah Aiko. Tatapannya beralih kepada pemilik tangan yang memeluknya, dan di saat itulah hatinya hancur berkeping-keping.
Riku tidak merespon, tubuhnya juga bahkan tampak kaku.
BUGH!
"Hei apa-apaa—"
BUGH!
Tubuh Wada terpental jauh dengan bogeman tangan Hayato. Wajah pemuda lebih tinggi yang baru saja melayangkan kepalan tangannya itu sudah berwarna merah padam dengan rahang yang mengeras. Hayato juga melepas jas di tubuhnya untuk menutupi tubuh telanjang Riku. Di saat itulah Hayato tersadar. Pelukan erat Riku bermaksud untuk melindungi bayi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Audi Me - Listen to Me 🔞 [COMPLETED]
Lãng mạnCerita ini dipindahkan dari akun @im_eryn , jadi ini BUKAN MERUPAKAN PLAGIAT. *** MATURE CONTENT 🔞 READ AT YOUR OWN RISK. GAY CONTENT. VULGAR WORDS. [COMPLETED] *** "Tolong ... lepaskan aku," Riku berujar lirih. Hayato sama sekali tidak memedulikan...